PEDOMAN KARYA
Kamis, 01 Oktober 2015
Mengenal
Kabupaten Bulukumba (3):
Asal-usul
Nama Bulukumba
Oleh: Asnawin Aminuddin
(Wartawan)
Beruntunglah pemerintah
dan masyarakat Kabupaten Bulukumba, karena banyak orang Bulukumba yang senang
mempelajari sejarah. Mereka tidak hanya mempelajari sejarah dunia dan sejarah
nasional, melainkan juga mempelajari sejarah Bulukumba.
Salah seorang di antaranya
ialah Prof Dr H Ahmad Mattulada (alm). Dari hasil kajiannyalah akhirnya
terungkap asal-usul nama Bulukumba.
Konon, nama Bulukumba
berawal dari perang mulut dan perang saudara antara dua kerajaan besar di
Sulawesi Selatan, yaitu Kerajaan Gowa (Makassar) dan Kerajaan Bone (Bugis).
Peristiwa tersebut
terjadi pada abad ke-17 Masehi. Di pesisir pantai yang bernama “Tana Kokkong”
(tanah yang ada dalam genggaman), di situlah utusan Raja Gowa (Makassar) dan
Raja Bone (Bugis) bertemu. Mereka berunding secara damai dan menetapkan batas
wilayah pengaruh kerajaan masing-masing.
“Bangkeng Buki” (kaki
bukit), yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang (perut
besar; lompo = besar, battang = perut) diklaim oleh pihak Kerajaan Gowa sebagai
batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur.
Namun pihak Kerajaan Bone berkeras mempertahankan Bangkeng Buki sebagai wilayah
kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan.
Pihak Kerajaan Bone
mengatakan Bulu’ku mupa yang berarti
masih gunung saya. Kata itulah yang kemudian dipakai sebagai nama daerah
sengketa antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone.
Besar kemungkinan Bulu’ku mupa inilah yang kemudian
mengalami perubahan menjadi Bulukumpa dan Bulukumba.
Mungkin karena lidah
orang Gowa (Makassar) sulit mengucapkan kata bulu’ku mupa, akhirnya mereka mengucapkan kata “Bulukkumba” yang
kemudian berubah menjadi “Bulukumba.”
Di pihak lain, orang
Bone (Bugis) juga sulit mengucapkan kata “Bulukkumba” atau “Bulukumba”,
akhirnya mereka mengucapkan kata “Bulukumpa.”
Bulukumpa kini menjadi
nama salah satu kecamatan di Bulukumba, sedangkan Bulukumba menjadi nama
kabupaten.
Konon sejak itulah nama
Bulukumba mulai ada, dan hingga kini resmi menjadi sebuah kabupaten, yaitu
Kabupaten Bulukumba.
Peresmian Bulukumba
menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–undang Nomor 29
Tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi.
Undang-undang itu
kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5
Tahun 1978, tentang Lambang Daerah.
Setelah dilakukan
seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994, dengan narasumber Prof Dr H Ahmad
Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten
Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah nomor 13
tahun 1994.
Secara yuridis formal
Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang
Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4
Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama Bulukumba
yaitu Andi Patarai, pada tanggal 12 Februari 1960.
Bupati
Bulukumba dari Periode ke Periode
1. Andi Patarai (12 Februari
1960 – 1966)
2. Drs. Andi Bakri
Tandaramang (1966 – 1978)
3. Drs. Amin Situru
(1978 – 25 Nopember 1978, Pjs)
4. Drs. H. A.
Hasanuddin (25 Nopember 1978 – 4 Maret 1980, Pjs)
5. Drs. H. Abd. Malik
Hambali (4 Maret 1980 – 4 Maret 1985)
6. Drs. H. Andi Kube
Dauda (4 Maret 1985 – 4 Maret 1990)
7. Drs. A. Thamrin (4
Maret 1990 – 4 Maret 1995)
8. Drs. H. A. Patabai
Pabokori (1995 - 2005)
9. A. M. Sukri A.
Sappewali (6 September 2005 – 6 September 2010).
10. Zainuddin Hasan
(2010-2015). (bersambung)
------------
Daftar pustaka:
-
www.bulukumbakab.go.id
- www.depdagri.go.id
- www.wikipedia.org
------------
Artikel Bagian 2:
Bulukumba Awalnya Hanya Tujuh Kecamatan
Artikel Bagian 4: