Ribuan dosen berterimakasih kepada presiden, karena usulan mereka untuk diangkat sebagai Guru Besar alias profesor diterima dan telah ditandatangani oleh presiden. Tak ada satu pun usulan calon Guru Besar yang ditolak. Semua diterima dan langsung ditandatangani oleh presiden. (int)
--------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 09 Oktober 2015
Anekdot:
Dosen dan Presiden
Ribuan dosen
berterimakasih kepada presiden, karena usulan mereka untuk diangkat sebagai
Guru Besar alias profesor diterima dan telah ditandatangani oleh presiden. Tak
ada satu pun usulan calon Guru Besar yang ditolak. Semua diterima dan langsung
ditandatangani oleh presiden.
Ribuan dosen lain pun
berlomba-lomba mengajukan usulan untuk diangkat jadi Guru Besar.
“Ini kesempatan besar,”
kata seorang dosen.
“Ya, mumpung presiden
kita begitu,” timpal dosen lain.
“Pokoknya ajukan saja
usulannya. Makin banyak makin bagus, karena presiden tidak mungkin baca satu
per satu,” kata dosen
Melihat begitu banyak
dosen yang diangkat jadi Guru Besar dan melihat begitu banyak usulan baru yang
masuk, Menteri Ristek dan Dikti kaget. Menteri Keuangan juga kaget. Mereka
berdua pun langsung menghadap presiden.
“Bagaimana ini, Pak.
Mengapa semua usulan ditandatangani?” tanya Menteri Ristek dan Dikti.
“Berarti anggaran untuk
gaji dan tunjangan dosen untuk tahun depan akan membengkak, Pak,” timpal
Menteri Keuangan.
“Gimana sih kalian ini.
Tumpukan surat di atas meja saya itu kan banyak. Tidak mungkin saya baca satu
per satu. Makanya seleksi dulu dong, baru ajukan usulannya,” bentak presiden. (asnawin)