BENTENG UJUNGPANDANG. Untuk melindungi kegiatan perdagangan di kota pelabuhan itu, pemerintah Kerajaan Makassar membangun sejumlah benteng pertahanan sepanjang pesisir dari yang paling utara Benteng Tallo hingga yang paling selatan Benteng Barombong. (Foto: Asnawin)
-------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 12 Juli 2016
Sejarah
Kota Makassar (2):
Kerajaan
Kembar Gowa-Tallo Dilebur jadi Kerajaan Makassar
Perang yang berakhir dengan pembentukan persekutuan
kerajaan kembar Gowa-Tallo, berbasis pada keinginan Kerajaan Gowa untuk
mengubah orientasi kehidupan kerajaannya dari agraria ke dunia maritim pada
periode pemerintahan Raja Gowa IX, Tumapa'risi' Kallonna Daeng Matanre Karaeng
Manguntungi (1510-1546).
Kebijakan itu dilaksanakan mengingat semakin banyak
arus migran pedagang Melayu ke kawasan ini setelah Malaka diduduki oleh Portugis
pada tahun 1511.
“Setelah melakukan persekutuan dua kerajaan itu,
yang secara kesejarahan diperintah oleh raja dari keturunan yang sama, Kerajaan
Kembar itu melaksanakan perluasan kekuasaan dengan menaklukkan
kerajaan-kerajaan pesisir dan memaksa mereka untuk melakukan perdagangan dengan
bandar niaga Tallo dan Sombaopu,” tutur sejarawan dari Universitas Hasanuddin
(Unhas) Makassar, Edward L Poelinggomang.
Raja Gowa ke-10, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng
Lakiung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565), yang menjadi pelanjut Raja Gowa
ke-9, memandang kebijakan itu kurang memberikan peluang bagi kemajuan bandar
niaga kerajaan kembar Gowa-Tallo.
Ia kemudian merancang penaklukan kerajaan-kerajaan
pesisir dan kerajaan-kerajaan yang memiliki potensi ekonomi dengan kebijakan
baru, yaitu memaksa kerajaan-kerajaan taklukan untuk tunduk dan patuh kepada
Raja Gowa X, serta mengangkut orang dan barang dari negeri taklukan, khususnya
yang bergiat dalam dunia perdagangan maritim ke bandar Kerajaan Gowa-Tallo.
Akibat kebijakan itu, bandar-bandar niaga yang
berada di pesisir jazirah selatan menjadi sirna, dan hanya ada dua bandar
niaga, yakni bandar niaga Tallo dan bandar niaga Sombaopu.
Kedua bandar niaga itu secara fisik seolah-olah
sudah menyatu dan membentang dari muara Sungai Bira (Sungai Tallo) hingga muara
Sungai Jeneberang yang dipenuhi oleh para pedagang dari berbagai bandar niaga
yang sebelumnya disebut Makassar.
Itulah yang kemudian mendasari para pedagang
menyebut bandar niaga Tallo dan Sombaopu dengan sebutan Bandar Makassar, dan
tidak menyebut Tallo-Makassar atau Sombaopu-Makassar.
Kerajaan kembar Gowa-Tallo juga kemudian disebut
dengan nama Kerajaan Makassar, di mana Raja Gowa diangkat menjadi Raja,
sedangkan Raja Tallo menjadi Mangkubumi atau Kepala Pemerintahan Kerajaan.
Bandar Makassar kemudian berkembang dan menjadi
pusat kegiatan bagi para pelaut dan pedagang, termasuk pelaut dan pedagang dari
Portugis pada 1532, Belanda (VOC) pada 1603, Inggris pada 1613, Spanyol pada
1615, Denmark pada 1618, dan China pada 1618.
“Berkumpulnya para pedagang di bandar Makassar,
berhasil meningkatkan kegiatan perdagangan di kota pelabuhan itu,” urai Edward.
Untuk melindungi kegiatan perdagangan di kota
pelabuhan itu, pemerintah Kerajaan Makassar membangun sejumlah benteng
pertahanan sepanjang pesisir dari yang paling utara Benteng Tallo hingga yang
paling selatan Benteng Barombong.
Selain benteng, sepanjang wilayah pesisir kota juga
dibangun tembok yang di depannya berjejer perahu dan kapal dagang dari berbagai
kerajaan di Asia Tenggara, China, dan dari Eropa, sedangkan di balik tembok
juga berlangsung kegiatan perdagangan, baik di pasar tradisional, maupun di
rumah-rumah dagang. (asnawin/bersambung)
-----
Keterangan:
-- Artikel ini dimuat di harian Pedoman Rakyat,
Makassar, Rabu, 8 Agustus 2007, halaman 17/Humaniora, dengan judul: “Sejarah
Kota Makassar (2): Membangun Tembok dan Benteng Pertahanan”
(http://pedomanrakyat.blogspot.co.id/2007/08/sejarah-kota-makassar-2.html)
-- Materi tulisan diambil dari makalah sejarawan
Univesitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Edward L Poelinggoman, pada Seminar
Nasional 400 Tahun Makassar, di Hotel Sahid Makassar, 30 Juni 2007. Seminar
dengan tema ''Menemukenali dan Merangkai Sejarah dan Budaya Makassar" itu
menghadirkan 400 tokoh dan menampilkan beberapa pembicara.
-----
Sejarah Kota Makassar (3):
Benteng Sombaopu Dihancurkan, Arung Palakka Dibangunkan Istana
Sejarah Kota Makassar (1):
Nama Makassar Sudah Ada Sejak 1364
http://pedomanrakyat.blogspot.co.id/2007/08/sejarah-kota-makassar-2.html
BalasHapusKERAJAAN GOWA TALLO di lebur menjadi KERAJAAN MARITIM MAKASSAR pada masa pemerintahan Raja Gowa TUMAPARISIKA KALLONNA1510 -1546 diusulkan oleh PORTUGIS
BalasHapusyang ketika itu sudah menjalin hubungan baik dengan GOWA.