CERIA. Sejumlah murid SD Negeri 97 Sampeang, Dusun Pangi-pangi, Desa Swatani, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, tampil ceria saat difoto, Sabtu, 10 Maret 2018. (Foto: Asnawin/PEDOMAN KARYA)
------
Selasa,
27 Maret 2018
Keceriaan Murid
SD 97 Sampeang Bulukumba
GURU DAN STAF. Kepala Sekolah SDN 97 Sampeang, Syamsiah (keempat dari kiri) foto bersama guru dan staf, Suriani (paling kiri), Wira (kedua dari kiri), Mardiana (ketiga dari kiri), Ramli (ketiga dari kanan), Muhammad Umar (kedua dari kanan),
dan Wardhana. (Foto: Asnawin/PEDOMAN KARYA)
BULUKUMBA,
(PEDOMAN KARYA). Dunia
anak adalah dunia bermain. Dunia anak adalah dunia ceria. Orangtua di rumah dan
guru di sekolah harus berupaya berupaya membuat anak-anak menikmati suasana
ceria, termasuk saat belajar.
Keceriaan itulah yang tampak dari
ratusan murid Sekolah Dasar (SD) Negeri 97 Sampeang, Dusun Pangi-pangi, Desa
Swatani, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba. Murid kelas satu sampai
kelas enam, semuanya tampak ceria dan menikmati suasana proses belajar
mengajar.
Saat tidak sedang belajar di kelas,
mereka bermain dan bercanda di halaman sekolah. Saat sedang belajar di kelas,
mereka juga tampak ceria, kecuali bila guru sedang serius memberikan atau
menjelaskan pelajaran.
Mereka juga dengan senang hati berkumpul
ketika “Pedoman Karya” memintanya foto bersama di dekat papan nama sekolah yang
berdekatan dengan pagar sekolah, pada Sabtu, 10 Maret 2018.
“Pendekatan yang kami lakukan kepada
murid dan orangtua murid tentu harus kami sesuaikan dengan situasi dan kondisi
masyarakat di pedesaan, apalagi sebagian besar adalah keluarga petani,” kata
Kepala Sekolah SDN 97 Sampeang, Syamsiah SPd, yang didampingi sejumlah guru dan
staf pegawai, kepada “Pedoman Karya”, di ruang guru yang juga berfungsi sebagai
ruang perpustakaan.
Salah satu kiat atau pendekatan yang
dilakukan yaitu tidak melarang murid memakai sandal ke sekolah, apalagi pada
musim hujan, karena halaman sekolahnya juga sebagian besar masih berupa tanah
yang berwarna agak merah, begitupun dengan jalanan di sekitar sekolah.
Jalanan desa di depan sekolah di Kampung
Duning yang dulu disebut Desa Saptamarga (Destamar), memang sudah pernah
diaspal, tetapi jalanan aspal tersebut tidak bertahan lama dan kondisinya kini
sudah kembali seperti dulu, rusak dan tidak rata.
Bila hujan turun, maka akan banyak
genangan air di tengah jalan, sehingga murid dan guru yang berjalan ke sekolah
harus berhati-hati agar sepatu atau sandalnya tidak kotor dan atau basah.
“Kami berharap pemerintah segera
memberikan bantuan pemasangan paving block, minimal untuk jalanan setapak yang
menghubungkan satu gedung dengan gedung lainnya sehingga sepatu tidak kotor,
apalagi pada musim hujan,” kata Syamsiah sambil tersenyum.
Mereka juga berharap ada bantuan
pembuatan pagar keliling sekolah, karena pagar yang ada sekarang hanya ada di
bagian depan sekolah, sedangkan bagian samping kiri kanan, serta bagian
belakang masih belum dipagar.
“Tahun lalu kami pernah dijanji setelah
datang seorang utusan Dinas Pendidikan Kabupaten yang melakukan pengukuran dan mengambil
gambar situasi dan kondisi sekolah, tetapi sampai sekarang belum ada realisasi,”
ungkap Syamsiah.
Persiapan Ujian
Nasional
SDN 97 Sampeang kini membina 200 murid
yang terbagi enam kelas atau enam rombongan belajar (Rombel). Sebanyak 40 murid
di antaranya mengikuti ujian nasional tahun pelajaran 2017/2018, pada 3-5 Mei
2018.
Agar siswa kelas enam lebih siap
menghadapi ujian nasional, kata Syamsiah, pihaknya mengadakan pengayaan atau
penambahan jam pelajaran tambahan pada sore hari, mulai Februai sampai April
2018.
Mata pelajaran yang diberikan pengayaan
yaitu Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Indonesia, Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan Pendidikan Agama
Islam.
“Tahun lalu lulus semua dan nilai mereka
cukup bagus,” kata Syamsiah.
Guru dan Staf
Dalam memimpin dan mengelola proses
belajar mengajar, Syamsiah didampingi tiga guru berstatus Aparatur Sipil Negara
(ASN), serta beberapa guru honorer dan staf pegawai honor.
Tiga guru ASN dimaksud yaitu Ismaniar
Syarif SPd, Mardiana SPd, dan Ramli SPdSD, sedangkan guru honorer yang ada saat
ini yaitu Faisnah SPdI, Suriani SPdSD, Wardhana SPdI, dan Wira SPd, sementara tenaga
honor sekolah yaitu Ahmad Rishan, Ernawati SE, dan Muhammad Umar.
“Kami menciptakan suasana kekeluargaan
di sekolah agar proses belajar mengajar dan manajemen sekolah dapat berjalan
dengan baik. Kami juga sering mengunjungi dan berbincang-bincang dengan
orangtua murid,” ujar Syamsiah. (asnawin)
http://kabupatenbulukumba.blogspot.co.id/2011/05/sd-97-sampeang-bulukumba.html
BalasHapus