"Dulu, Benito Mussolini menggunakan tangan besi saat diangkat menjadi Perdana Menteri Italia. Rakyat tidak boleh melakukan aksi demonstrasi. Semua parpol dihabisi, kecuali parpol yang didirikannya. Itu dia lakukan karena panik dan takut kehilangan kekuasaan," papar Daeng Tompo'. (int)
----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 29 Agustus 2018
Dulu Banyak Pemimpin Negara yang Panik
(Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa')
...
"Apa bedanya pemimpin negara yang dulu-dulu dan pemimpin negara yang sekarang-sekarang?" tanya Daeng Tompo' kepada Daeng Nappa', saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.
"Samaji kapang, karena mereka diikat oleh aturan," jawab Daeng Nappa'.
"Justru di situmi perbedaanna," kata Daeng Tompo'.
"Tidak mengertika' Daeng Tompo'," tukas Daeng Nappa'.
"Dulu banyak pemimpin negara yang panik, takut jatuh, takut dilawan sama rakyat, jadi mereka bikin aturan sendiri yang bisa melanggengkan keluasaanna," tutur Daeng Tompo'.
"Belumpa' mengerti. Kasi dulu contoh," tukas Daeng Nappa'.
"Dulu, Raja Fir'aun membunuh semua bayi laki-laki yang lahir, karena ia bermimpi bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan kekuasaannya," kata Daeng Tompo'.
"Itu lama sekalimi. Yang di belakang-belakangmo," tukas Daeng Nappa'.
"Dulu, Benito Mussolini menggunakan tangan besi saat diangkat menjadi Perdana Menteri Italia. Rakyat tidak boleh melakukan aksi demonstrasi. Semua parpol dihabisi, kecuali parpol yang didirikannya. Itu dia lakukan karena panik dan takut kehilangan kekuasaan," papar Daeng Tompo'.
"Banyaktong kita' tau sejarah di'?" tanya Daeng Nappa'.
"Makanya rajin-rajinki' membaca sejarah Daeng Nappa'," ujar Daeng Tompo' sambil tersenyum.
#SelamatPagi
#Rabu29Agustus2018
#AsnawinAminuddin