Anggota DPD RI Dapil Sulsel, Ajiep Padindang, ngopi pada salah satu Kafe di Kota Athena, Yunani, Selasa pagi, 05 Februari 2019. Ajiep bersama sejumlah Anggota DPD RI lainnya mengadakan kunjungan resmi ke Yunani, 3-7 Februari 2019.
----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 05 Februari
2019
Menikmati
Segelas Kopi di Yunani
Anggota Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dapil Sulsel, Ajiep Padindang,
bersama sejumlah Anggota DPD RI lainnya mengadakan kunjungan resmi ke Yunani,
3-7 Februari 2019.
Ajiep Padindang dalam
kunjungan untuk perbandingan bidang ekonomi dan keuangan, khususnya usaha mikro,
kecil, dan menengah, bertindak selaku Ketua delegasi Komite 4 DPD RI.
Di luar acara resminya, Ajiep yang mantan
Anggota DPRD Sulsel, tentu saja memanfaatkan waktu luang untuk jalan-jalan, dan
salah satu kebiasaannya yaitu ngopi di kafe atau warkop.
Kebiasaan lainnya yaitu
membuat catatan ringan di akun Facebook-nya, setiap ada hal-hal yang dianggap
menarik untuk dibagikan kepada teman-temannya di media sosial. Dan karena ia
juga seorang mantan wartawan, maka tentu saja tidak sulit baginya menulis
catatan ringan.
Berikut catatan ringannya
pada hari Selasa, 05 Februari 2019, yang kami atas izinnya kami muat dan kami
beri judul “Menikmati Segelas Kopi di Yunani.”
***
Menikmati segelas Kopi
di salah satu Kafe 24 Jam di Athena, GREEG - YUNANI, pukul 06.15 seusai sholat
subuh di kamar, sebab ada masjid kurang lebih 250 m dari hotel, namun belum
buka walau (tidak buka) sudah masuk waktu, sebab jadwal shalat subuh 05.56,
arah kiblat dari kamar 21 derajat.
Menariknya, sebab mata
uang yang mau diterima hanya Euro, bahkan dollar US tak diterima, apalagi
rupiah.
Kebiasaan saya kalau
berkesempatan ke luar negeri, suka bawa rupiah dan baru menukarnya kalau mau digunakan
membayar, tapi betapa menyedihkan karena kasir kafe, tidak kenal jenis uang
kita.
Suhu subuh 14 derajat,
matahari terbit pukul 07.15, membuat saya betah menyeruput Capucino Late
berharga 1,5 Euro atau mungkin setara kurang lebih Rp24.000.
Athena, kota peradaban
awal manusia, secara umum mengesankan kota modern gaya Eropa. Berpenduduk kurang
lebih 11 juta, baru tahun 2018 keluar secara pelan dari kebangkrutan karena
krisis keuangan yang dipicu ambisi membangun jelang Olympiade 2004.
Inilah kota pertama
menyelenggarakan Olympiade musim panas, tahun 1869. Apa ada kaitan dengan
dampak Olympic Games Asia di Indonesia? HALLO Rp8 triliun lebih untuk Gawe
Olahraga yang dikomandani Erik Tohir???
Ajiep
Padindang
-
Anggota DPD RI periode 2014-2019
-
Calon Anggota DPD RI periode 2019-2024,
Dapil Sulsel, Nomor Urut 22