WORKSHOP STBM. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Takalar, Dr Irma Andriani, tampil sebagai pembicara pada Workshop 5 Pilar STBM Tingkat Kabupaten Takalar, di Gedung PKK Kabupaten Takalar, Senin, 23 Desember 2019. (ist)
---------
Selasa, 24 Desember
2019
Tingkat
Kepemilikan Jamban Keluarga di Takalar, Polut Tertinggi, Marbo Terendah
-
Ketua
TP PKK Takalar Beri Arahan 5 Pilar STBM
TAKALAR,
(PEDOMAN KARYA). Ada lima pilar Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) yang dibuat Kementerian Kesehatan, yaitu stop buang air sembarangan,
cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yang
sehat, pengelolaan sampah rumah tangga, serta pengelolaan limbah cair rumah
tangga.
Khusus di Kabupaten Takalar,
ada 53 desa dan kelurahan yang masuk dalam kategori Open Defecation Free (ODF),
yang berarti desa dan kelurahan tersebut warganya telah memiliki jamban
keluarga dan tidak buang air besar sembarangan.
Dari 53 desa yang ODF atau
yang ini, Kecamatan Polongbangkeng Utara (Polut) menjadi kecamatan tertinggi
jumlah desa dan kelurahan yang telah ODF yakni sebanyak 13 desa dan kelurahan,
sedangkan Kecamatan Mangarabombang (Marbo) terendah dengan hanya 1 (satu)
desa/kelurahan yang telah ODF.
Hal itu terungkap dalam
Workshop 5 Pilar STBM Tingkat Kabupaten Takalar, yang diselenggarakan Dinas
Kesehatan Kabupaten Takalar, di Gedung PKK Kabupaten Takalar, Senin, 23
Desember 2019.
“Kita harus
bersama-sama untuk terus memverifikasi data jumlah warga yang ODF ini, termasuk
juga yang telah diberikan bantuan, agar data semakin akurat dan jumlah desa dan
kelurahan yang ODF terus-menerus brtambah,” kata Ketua Tim Penggerak PKK
Kabupaten Takalar, Dr Irma Andriani, yang tampil sebagai pembicara pada workshop
tersebut.
Irma Andriani yang juga
Ketua Forum Kabupaten Sehat Kabupaten Takalar, juga menekankan pada pengelolaan
sampah yang baik dan benar oleh masyarakat, dengan memilah sampah kering
(anorganik) dengan sampah basah (organik).
Ia menghimbau kepada
para camat, lurah, serta kepala desa yang hadir agar memberikan edukasi kepada
masyarakat untuk memilah sampah kering dan basah hingga proses pengolahan
sampah.
“Masyarakat harus
dididik dan dibiasakan untuk memilah antara sampah kering dan sampah basah.
Setelah dipisahkan, sampah ini ada tindak lanjutnya dengan pengolahan sampah.
Tidak dipisahkan begitu saja. Pemerintah sudah memfasilitasi tempat daur ulang
sampah yang saat ini hanya ada dua di Indonesia timur, dan Takalar salah
satunya,” kata Irma yang sehari-hari juga dosen Universitas Hasanuddin (Unhas)
Makassar.
Workshop STBM ini juga
dihadiri oleh perwakilan Bahayangkari Polres Takalar, Persit Kartika Chandra
Kirana Kodim 1426/Takalar, Dharmawanita Kemenag, serta Ikatan Adyaksa Dharma Kartini
Kejaksaan Negeri Takalar. (Hasdar Sikki)
--------
Baca juga:
Takalar Punya Pusat Daur Ulang Sampah
PKK Sulsel dan PKK Takalar Adakan Pengobatan Gratis di Mangara’bombang
--------
Baca juga:
Takalar Punya Pusat Daur Ulang Sampah
PKK Sulsel dan PKK Takalar Adakan Pengobatan Gratis di Mangara’bombang