Rabu, 17 Maret 2021
Rusdin Tompo Berbagi Pengalaman di SDN Borong Makassar, Buku Sebagai Sumber inspirasi
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). SD Negeri Borong Makassar terus berupaya meningkatkan kegemaran membaca murid-muridnya. Salah satunya, melalui kegiatan berbagi kisah inspiratif tentang buku. Kisah inspiratif ini berangkat dari pengalaman nyata orang-orang yang merasakan manfaat dari kegiatan membaca buku.
"Mengapa saya suka membaca? Itu karena banyak manfaat yang saya rasakan," begitu pertanyaan pembuka Rusdin Tompo di hadapan beberapa murid yang hadir dalam kegiatan Ceritakan Bukumu, di Perpustakaan Gerbang Ilmu SDN Borong, Selasa, 16 Maret 2021.
Rusdin Tompo, yang dikenal sebagai pemerhati anak itu menceritakan awal mula dirinya suka membaca. Katanya, saat masih duduk di bangku SD hingga SMP, dia belum bisa membeli buku dan bahan-bahan bacaan sendiri. Tapi tak menyurutkan semangatnya membaca. Dia lalu meminjam majalah-majalah tetangganya. Di antaranya, dia meminjam majalah HAI, majalah Bobo, Si Kuncung, dan Intisari.
"Ada yang tahu atau pernah membaca majalah-majalah itu?" tanya lelaki yang juga dikenal sebagai penggiat literasi itu.
Anak-anak ada yang menjawab, pernah membaca majalah Bobo.
Rusdin lalu bertanya, selama di rumah, apa yang mereka lakukan selain belajar daring? Jawaban anak-anak beragam. Amanda Agnesia mengaku dia membaca buku digital melalui smartphone-nya. Muh. Awang Yusuf Derajat, bilang kalau selain belajar online dia juga bermain game dan TikTokan. Kalila Karim menyampaikan kalau dia membaca Alquran dan membaca puisi. Sedangkan Miftahul Jannah menggambar dengan memanfaatkan aplikasi. Ada juga yang menonton TV tentang berita bencana alam.
Rusdin melanjutkan materinya dengan meminta tolong Andi Tiwi mengambilkan gelas yang diisi air setengahnya. Dia lalu memperlihatkan buku berjudul "Setengah Isi Setengah Kosong" karya Parlindungan Marpaung. Disampaikan bahwa dari gelas berisi air yang setengah penuh ini, ternyata bisa jadi ide buku.
""Kalau orang yang pesimis dan cepat putus asa, akan menganggap airnya baru setengah isi. Tapi untuk orang yang optimis, akan melihatnya sudah setengah dan hampir penuh," jelas Rusdin yang kerap melontarkan tanya jawab dengan anak-anak di depannya.
Rusdin yang dikenal sebagai penulis buku itu lantas memberi contoh. Misalnya, kalau anak-anak punya PR sebanyak 10 nomor. Sudah dikerjakan 5, maka anak yang optimis akan bilang, alhamdulillah sudah 5 selesai, tinggal 5 lagi. Tapi anak pesimis, yang mudah putus asa, akan mengeluh, merasa masih banyak soal yang belum selesai.
Dia lantas memberi semangat agar anak-anak tak patah semangat, mudah putus asa dan pesimis. Dia lalu bercerita tentang buku "Berani Gagal" karya Billi P.S. Lim yang membuatnya memutuskan berkarier secara mandiri. Rusdin lalu mengajak anak-anak juga bisa mandiri, sepanjang itu bisa dilakukan sendiri.
"Kalau ada yang bisa dikerjakan sendiri, lakukan tanpa harus menunggu kakak atau orang tua," begitu pesannya.
Masih ada satu buku lagi yang dibagikan sebagai pengalaman kepada anak-anak siang tadi. Yakni buku berjudul "Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang" karya Andrias Harefa. Menurut pengakuannya, buku ini membuatnya berani menulis, menuangkan ide tentang apa saja. Dia lalu mengajak anak-anak berani menulis tanpa takut salah. Karena masih bisa dikoreksi dan perbaiki, yang penting memulai.
Kegiatan Ceritakan Bukumu merupakan bagian dari agenda peringatan Hari Buku Anak Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 2 April, dan Hari Buku Sedunia, 23 April. Kepala UPT SPF SDN Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd rencana akan ada beberapa kegiatan lain, seperti donasi dan wakaf buku, kelas inspiratif yang menghadirkan para penulis, dan mendongeng.
Sementara pustakawan SDN Borong, Saparuddin Numa mengatakan, kegiatan akan dilakukan secara offline dan online. Sehingga akan digunakan juga untuk mensosialisasikan perpustakaan Gerbang Ilmu SDN Borong.
Nanik Widorini, orang tua dari Amanda Agnesia, yang ikut kegiatan ini menilai positif aktivitas yang dilakukan sekolah anaknya. Katanya, kegiatan seperti ini bagus untuk mendidik anak-anak supaya jadi gemar membaca. (zahrah)