Rusdin Tompo (kiri) menyerahkan buku karyanya berjudul “Memoar La Sirama: Jejak Anak Kampung, Dari Belantara Menggapai Angkasa” kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, yang diterima pustakawan Drs Muhammad Syahrir Razak MAP, Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel, Makassar, Jumat, 16 Juli 2021. (ist)
------
Kamis, 22 Juli 2021
Rusdin
Tompo Serahkan Buku Karyanya kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Rusdin Tompo kembali menyerahkan buku
karyanya kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi
Selatan. Buku yang diserahkan kali ini berjudul “Memoar La Sirama: Jejak Anak
Kampung, Dari Belantara Menggapai Angkasa.”
Buku diterima pustakawan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Drs Muhammad Syahrir Razak MAP,
yang sebelumnya sebagai Kasi Deposit Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel,
Jumat, 16 Juli 2021.
Buku “Memoar La Sirama:
Jejak Anak Kampung, Dari Belantara Menggapai Angkasa” merupakan terbitan Rayhan Intermedia, Juni
2021.
Buku terbaru mantan Ketua
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan yang kini aktif
sebagai penulis itu berkisah tentang karier dan kiprah La Sirama sebagai
angkasawan Radio Republik Indonesia (RRI).
La Sirama pernah memimpin
sejumlah Satuan Kerja (Satker) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI. Pria yang
lahir di kampung kecil Lagundi, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, tahun 1957 itu,
pernah menjabat sebagai Kepala Stasiun (Kepsta) RRI Tanjungpinang, Kepulauan
Riau, Kepsta RRI Mataram, Nusa Tenggara Barat, dan Kepsta RRI Gorontalo. Dari
Gorontalo, ia dipromosikan sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI) LPP
RRI di Jakarta.
Setelah menjabat selama 2
tahun sebagai Kepala SPI, selanjutnya, mantan Ketua Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Cabang Sulawesi Tenggara itu diberi amanah sebagai Kepsta RRI
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kepsta RRI Makassar, Sulawesi Selatan, dan
terakhir sebagai Kepsta RRI Jakarta.
Buku ini banyak
mengungkap kisah hidup La Sirama dan dinamika profesionalnya sebagai jurnalis
radio hingga mampu menduduki jabatan sebagai Kepsta di sejumlah derah. Dalam
buku ini pembca bisa melihat bahwa RRI memiliki talenta-talenta terbaik, yang
memiliki visi dan dedikasi. Dengan sumber daya yang dimiliki itu, terobosan
serta ide-ide kreatif dan inovatif lahir.
“Ada pembelajaran yang
bisa dipetik pembaca dari La Sirama. Yakni, kita bisa belajar tentang
pentingnya kemampuan komunikasi dan persuasi. Juga bagaimana memuliakan dan
menghormati para tokoh, pejabat, dan ulama. Perlunya pemimpin yang mengakar ke
bawah, bekerja secara tim, dan selalu memberi tantangan kepada timnya itu,”
beber Rusdin Tompo.
La Sirama berharap, buku
sederhananya itu memberi manfaat bagi banyak orang. Karena tak hanya bercerita
tentang kisah hidupnya yang sejak kecil jadi anak yatim. Tapi juga bisa jadi
motivasi bagi angkasawan dan angkasawati RRI dalam memberikan layanan publik di
bidang penyiaran. Ia mengaku senang karena respons orang-orang yang mengenalnya
atas terbitnya buku ini begitu postif, setelah diposting di medsos.
“Tadinya saya rencana mau
luncurkan buku ini di Kendari pada saat ulang tahun RRI Kendari, tanggal 27
Juli 2021. Tapi karena ada pandemi Covid-19, rencana itu belum bisa dilakukan,”
kata suami dari Suriya dan ayah dari Hidayatullah Mawaleda, Rahmat Mawaleda,
dan Tri Rahayu Mawaleda itu.
Rusdin Tompo memang rutin
menyetor buku-buku yang ditulis atau yang disuntingnya. Itu bagian dari ketaatannya melaksanakan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya
Rekam, yang mewajibkan penerbit, produsen, dan warga negara menyerahkan
karyanya ke Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan Umum Provinsi. Tujuannya,
untuk koleksi dan pelestarian hasil budaya bangsa dalam rangka menunjang
pembangunan melalui pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Pada awal tahun 2021,
sebagai editor, ia sudah menyerahkan buku berjudul “Canada Taught Me”, terbitan
Anom Pustaka, Yogyakarta, kepada DPK Provinsi Sulsel. Buku yang memuat kisah
inspiratif gerakan koperasi itu ditulis
oleh Arman Arfah, yang dikenal sebagai tokoh penggerak koperasi.
Sebagai penulis dan
editor, Rusdin Tompo, tahun ini, sudah
merampungkan beberapa buku, antara lain “Menjadi Aktivis Merdeka”, “Kabar dari
Sekolahku”, dan “Kantin Sehat Kosamja”. Dia juga tengah menyelesaikan penulisan
buku keluarga Wakapolda Sulsel, Brigjen Pol. Drs Halim Pagarra SH MH, berjudul “Keluarga
Pagarra.” (lan)