-----
Senin, 21 November 2022
Dekatkan
Anak ke Alam, SD Negeri Borong Makassar Outing Class di Kebun Denassa Gowa
GOWA,
(PEDOMAN KARYA). SD Negeri Borong punya cara mendekatkan
anak-anak ke alam sebagai bagian dari pendidikan karakter dan berbudaya
lingkungan. Sekolah di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, itu mengadakan outing
class di Kebun Denassa, Gowa, bertepatan dengan peringatan Hari Konvensi Hak
Anak, Ahad, 20 November 2022.
Kunjungan ke Kebun
Dennasa atau Denassa Botanical Garden di Kampung Bontoa, Kelurahan Bontonompo,
Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, itu diikuti puluhan
murid dan orangtua mereka. Ikut dalam kunjungan tersebut Kepala UPT SPF SD
Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir MPd, Ketua Bunda Pustaka, Mulyati Husain,
dan pengurus Bunda Pustaka.
Pendiri Rumah Hijau
Denassa (RHD), Darmawan Denassa, menerima langsung tamu-tamunya itu di area
seluas hampir 2 hektare yang tumbuhi lebih 100 jenis tanaman. Begitu bertemu
tamu-tamunya, penerima Kalpataru 2021 itu menjelaskan agenda yang akan
dilakukan, lengkap dengan manfaat dan maknanya.
Disampaikan, salah satu
kegiatan yang dilakukan adalah mengganbar bukan mewarnai untuk mengembangkan
imajinasi anak. Selama di Kebun Denassa, anak-anak diajarkan supaya tidak
membuang makanan karena makanan itu hadir tidak serta- merta melainkan melalui
proses.
Dahulu, katanya,
orangtua minta anak menghabiskan makanan, dengan alasan nanti makanannya
menangis. Kini, anak-anak diajarkan dengan cara yang rasional agar mereka lebih
paham. Dia berharap, kelak dari kunjungan ini, ada anak yang akan jadi pemimpin
di masa depan.
Anak-anak memang perlu
diajarkan dan diperbiasakan mempraktikkan nilai-nilai yang baik. Apalagi jika
itu terkait adat dan kebiasaan setempat serta pemanfaatan alam sekitar. Tentu
ada pengalaman baru yang diperoleh anak-anak.
Hal ini, terlihat
ketika Kak Cleo mengajarkan cara membuat onde-onde dan membuat minuman dari
bunga clitoria ternatea. Anak-anak serentak berteriak kagum, begitu melihat air
bening dalam gelas berubah menjadi biru dan kemudian lebih ungu.
Anak-anak kemudian
mencoba minuman yang baru dibuat itu. Setelah mereka mereguknya, reaksinya
beragam. Ada yang bilang enak, ada yang bilang tidak ada rasanya, ada juga yang
bilang kaccina (kecut). Itu karena minumannya diberi perasan air jeruk.
Kegiatan di dalam saung
itu penuh kebersamaan dan keriangan khas anak-anak. Mereka diminta berdoa
sebelum makan onde-onde hasil buatannya sendiri.
Selama di Kebun
Denassa, anak-nak mendapat pembimbingan dari Denassa, Kak Cleo dan Daeng Lino.
Agenda berikutnya,
anak-anak diajak menangkap belalang. Bukan hanya anak-anak, beberapa ibu juga
terlihat berburu belalang di semak-semak. Setelah itu, mereka diajarkan cara
menanam padi. Keseruan mereka bertambah ketika diajak bersama-sama menangkap
ikan lele.
Alif, salah seorang
anak yang mendapat ikan lele mengatakan, dia akan memasukkan ikannya itu di
kolam sekolah. Sementara, seorang ibu yang menemani anaknya, memuji anaknya itu
dengan mengatakan bahwa nanti saat pulang kampung, dia sudah bisa membantu
neneknya menanam padi.
Anak-anak dan
orangtuanya terlihat senang. Apalagi ada yang membawa pulang ayam, labu, sayur
kangkung dan bayam, serta jagung, yang merupakan hadiah-hadiah lomba yang
diadakan. (rusdin tompo)