Kongres Kebudayaan Sulsel Harapkan Lahir Perda Pemajuan Budaya Lokal

PEMUKULAN GENDANG. Pembukaan Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023 ditandai dengan pemukulan gendang secara bersama-sama oleh pemukulan gendang secara bersama-sama oleh Anggota DPD RI Ajiep Padindang (kedua dari kiri), Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika (kedua dari kanan), Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Asriady Sulaiman (ketiga dari kiri), budayawan Mandar,Suparman Sopu (paling kiri), serta ketua panitia Andi Abubakar Hamid. (ist)

 

-------

Sabtu, 24 Juni 2023

 

Kongres Kebudayaan Sulsel Harapkan Lahir Perda Pemajuan Budaya Lokal

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan akhirnya terlaksana di Gedung Mulo Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulsel, Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Sabtu dan Ahad, 24-25 Juni 2023.

Kongres Kebudayaan Sulsel 2023 yang mengusung tema “Pemajuan Kebudayaan Menuju Indonesia Emas 2045”, terlaksana atas kerjasama Lembaga Pengembangan Kesenian Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKSS), Yayasan Sulapa Eppa’e, dan Balai Senator, yang digagas oleh Anggota DPD RI, Ajiep Padindang.

“Kegiatan ini terselenggara melalui proses dari dialog-dialog kebudayaan yang kemudian mengerucut menjadi Kongres Kebudayaan Sulsel 2023,” kata Ketua Panitia Andi Abubakar Hamid, pada acara pembukaan Sabtu, 24 Juni 2023.

Kongres Kebudayaan Sulsel, kata Andi Abubakar, juga didukung oleh tiga universitas di Makassar, yakni Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, dan Universitas Hasanuddin (Unhas).

Inisiator dan penanggungjawab Kongres Kebudayaan Sulsel 2023, Ajiep Padindang, dalam orasi kebudayaannya menyampaikan bahwa ia melempar gagasan Kongres Kebudayaan sebagai jawaban atas keluhan budayawan dan seniman karena rendahnya atensi pemerintah pusat, terlebih pemerintah daerah di Sulawesi Selatan.

“Kongres Kebudayaan Sulsel 2023 ini dimaksudkan sebagai tahapan memantapkan kerangka menuju Indonesia Emas 2045, sebab akan tersusun RPJPN (PPHN) 2025-2045, yang tentunya akan menjadi dasar kepala daerah (gubernur dan bupati), hasil Pilkada Serentak, November 2024, dalam menyusun RPJPD, 2025-2045,” kata Ajiep.

Gagasan ini, lanjutnya, semakin diperkuat dalam acara Interaksi Budaya Akhir Tahun 2022 di Baruga Benteng Somba Opu Makassar, 28 Desember 2022, yang melahirkan rekomendasi mengharapkan DPD RI perlu mendorong pemerintah untuk melaksanakan Kongres Kebudayaan Nusantara pada tingkat nasional yang didahului dengan Kongres Kebudayaan di Sulawesi Selatan Tahun 2023.

Kongres kebudayaan ini diharapkan menghasilkan keputusan tentang perlunya gerakan bersama pemajuan kebudayaan dan perlunya Perda pemajuan kebudayaan di Sulawesi Selatan sebagai payung hukum yang kuat untuk perlindungan dan pemajuan budaya lokal sesuai amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,” tutur Ajiep.

Kongres ini juga merupakan tindak lanjuti rekomendasi Interaksi Budaya Akhir Tahun 2022, pada tanggal 2 Januari 2023, di kawasan Barombong Kabupaten Gowa, dalam acara silaturrahim budayawan dan seniman yang tergabung dalam Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKKS).

“Dalam Interaksi Budaya Akhir Tahun 2022 di kawasan Barombong, Gowa, disepakati untuk segera melaksanakan Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan Tahun 2023,” tutur Ajiep.

Kongres Kebudayaan Sulsel dibuka oleh Gubernur Sulsel diwakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Asriady Sulaiman, ditandai dengan pemukulan gendang secara bersama-sama oleh Ajiep Padindang, Asriady Sulaiman, Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika, budayawan Mandar,Suparman Sopu, serta ketua panitia Andi Abubakar Hamid.

Asriady Sulaiman dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang tidak bisa hadir karena sedang melaksanakan ibadah haji.

Ia menyampaikan apresiasinya kepada Ketua DPRD Sulsel yang hadir. Kongres Kebudayaan Sulsel merupakan giat dari niat luhur yang diidamkan para budayawan dan seniman, serta masyarakat Sulsel.

“Kebudayaan adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya. Untuk itu, sudah sepatutnya seluruh komponen masyarakat di Sulawesi Selatan melakukan upaya-upaya melindungi, memajukan, mengembangkan, dan memanfaatkan kebudayaan sebagai bentuk upaya ketahanan budaya, sekaligus untuk mewujudkan tujuan nasional serta mempengaruhi perkembangan kebudayaan dunia dengan melestarikan kebudayaan bangsa, sehingga membutuhkan peran yang aktif dan inisiasi dari masyarakat luas sebagai pemilik budaya,” tutur Asriady.

Dengan merumuskan strategi pengembangan budaya dan solusi pemecahan, katanya, maka tantangan akibat globalisasi dan modernisasi dan kemajuan teknologi digital dapat kita sandingkan bersama dengan kemajuan kebudayaan.

Kita ketahui betapa besar penganggaran untuk budaya, namun hanya sedikit yang nyantol di Sulawesi Selatan. Karena itulah, salah satu caranya adalah dengan melahirkan produk hukum terkait dengan pemajuan kebudayaan, sehingga anggaran yang sedikit bisa nyantol lebih besar di Sulawesi Selatan.

“Ini demi kemajuan kebudayaan Sulawesi Selatan, tentang pemajuan kebudayaan pemerintah diamanatkan untuk menyusun strategi kebudayaan yang menjadi landasan pembangunan nasional kemajuan kebudayaan menuju Indonesia emas 2045. Tentunya saya dan semua yang hadir di gedung ini, ahli budaya, seniman, pemerhati budaya, dan pelaku budaya untuk mengembangkan budaya dan kearifan lokal yang ada dalam mewujudkan kemajuan kebudayaan di Indonesia emas 2045,” kata Asriady.

Hadir dalam pembukaan Kongres Kebudayaan Sulsel 2023, yaitu para akademisi dari UNM, Unhas, dan UIN Alauddin, para sastrawan serta budayawan, dan juga para pemerhati kebudayaan dari unsur media dan masyarakat. 


Pembicara dan Materi

 

Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan menampilkan sejumlah pembicara dengan membahas materi “Menemukenali Nilai Budaya Sulawesi Selatan Dalam Dimensi Pembentukan Karakter (Prof Sofyan Salam, dari UNM), “Menemukenali Nilai Budaya Sulawesi Selatan Dalam Dimensi Religi(Prof Abdul Rahim Yunus, dari UIN Alauddin).

Menemukenali Nilai Budaya Sulawesi Selatan Dalam Dimensi Kemaritiman(Dr Ida Liana Tanjung, dari Unhas), “Realitas Masa Kini dan Tantangan Lembaga / Komunitas Adat Dalam Penyusunan Agenda Aksi Pemajuan Kebudayaan Makassar(Prof Aminuddin Salle, dari Unhas).

Realitas Masa Kini dan Tantangan Lembaga / Komunitas Adat Dalam Penyusunan Agenda Aksi Pemajuan Kebudayaan Bugis(Prof Muhlis Hadrawi, dari Unhas), “Realitas Masa Kini dan Tantangan Lembaga / Komunitas Adat Dalam Penyusunan Agenda Aksi Pemajuan Kebudayaan Massenrengpulu dan Toraja(Dr Andi Ibrahim).

“Realitas Masa Kini dan Tantangan Lembaga / Komunitas Adat Dalam Penyusunan Agenda Aksi Pemajuan Kebudayaan Mandar(Suparman SPd MPd, budayawan Mandar).

Juga ada materi Penyusunan Strategi Pemajuan Kebudayaan dengan Agenda Aksi Mendorong Terwujudnya Perda dan Kebijakan Anggaran Pemajuan Kebudayaan Sulawesi Selatan dari Alwi Rahman (akademisi Unhas), Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulsel Asriady Sulaiman, dan Ketua DRD Sulsel Andi Ina Kartika. (asnawin)


1 Komentar

  1. Menuju PTMA yang berkemajuan https://www.unisayogya.ac.id/id/rektor-unisa-yogyakarta-ajak-refleksi-bersama-dalam-milad-ke-32/

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama