------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 06 Oktober 2023
Obrolan
Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Anggota
Dewan Zaman Dulu Benar-benar Refresentasi Perwakilan Rakyat
“Banyakmi lagi poster, spanduk,
dan baliho caleg bertebaran di jalan-jalan,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng
Tompo’ saat jalan bareng seusai shalat magrib berjamaah di masjid.
“Di pohon-pohon juga
banyak poster caleg,” timpal Daeng Tompo sambil tersenyum.
“Kalau diperhatikan,
sekarang banyak caleg yang umurnya masih muda. Sepertinya mereka belum ada
pengalaman apa-apa. Malah ada yang kayaknya masih kuliah tapi sudah berani maju
jadi caleg,” kata Daeng Nappa’.
“Mungkin karena
orangtuanya pejabat atau orang kaya,” kata Daeng Tompo’.
“Kalau mereka lolos
jadi legislator, wadduh, rendahnya itu kualitas wakil rakyat kita, karena diisi
oleh orang-orang yang belum punya pengalaman apa-apa, tidak dikenal oleh masyarakat,
dan bukan tokoh atau orang yang berpengaruh di tengah masyarakat,” kata Daeng
Nappa’.
“Saya pernah ngobrol-ngobrol
dengan seorang profesor dan beliau juga seorang budayawan. Beliau menceritakan
bahwa pada zaman dulu, memang tidak ada partai politik, tetapi ada
pengelompokan-pengelompokan semacam kelompok kerja, yang dalam bahasa Belanda
disebut zaken grupen atau kelompok
kerja. Zaken grupen ini dibentuk oleh
raja,” tutur Daeng Tompo’.
“Untuk apa itu dibentuk
oleh raja?” tanya Daeng Nappa’.
“Orang-orang yang
direkrut masuk dalam kelompok kerja itulah yang berfungsi sebagai wakil rakyat
dan menjalanlan fungsi kerajaan. Kelompok kerja itu dibentuk untuk
mempertahankan eksistensi kerajaan atau negara. Orang-orang yang direkrut masuk
dalam zaken grupen itu adalah
tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh, jadi mereka memang benar-benar
refresentasi perwakilan rakyat,” kata Daeng Tompo’.
“Aturan atau syarat untuk
jadi calon legislator sekarang ini seharusnya dibuat seketat mungkin. Tidak
boleh sembarang orang bisa maju caleg. Dia harus benar-benar orang kompeten,
sudah punya banyak pengalaman, minimal berijazah sarjana, dan harus mendapat rekomendasi
dari beberapa organisasi kemasyarakatan, sehingga mereka memang benar-benar
pantas menjadi wakil rakyat,” kata Daeng Nappa’.
“Seharusnya memang
begitu, tapi yang bikin aturan kan, yah para legislator yang di parlemen itu, maka
mereka tentu tidak mau menjebak dirinya dengan aturan yang ketat,” kata Daeng
Tompo’ sambil tertawa, sementara Daeng Nappa’ hanya diam membisu. (asnawin)
Jumat, 06 Oktober 2023
-----
Obrolan sebelumnya:
Tidak Ada Itu Perayaan Maulid Nabi
Biasanya Investor Asing akan Lari Kalau Ada Penolakan dari Rakyat