-----
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 28
September 2024
Abā
Wastakbara Profesor Klenikan
Oleh: Maman A. Majid Binfas
(Sastrawan, Akademisi, Budayawan)
Bukan konon, bila seorang profesor
secara administratif, ia merupakan gelar akademik tertinggi di sebuah perguruan
tinggi pada cabang ilmu pengetahuan tertentu.
Profesor juga sama esensinya
dengan para ulama/ustad/kiai di pesantren atau guru juga di sekolahan. Namun,
ia lebih tinggi dikit maknanya secara administratifikasi dibanding guru,
sehingga diidentikkan dengan maha guru.
Dulu, paling patas dipanggil
maha guru, adalah para imam mazhab atau ulama yang tersohor dan diyakini
keteladanannya di dalam berkarya dan sesuai ucapan plus tindakan nyata menjadi
cerminan perbuatannya.
Termasuk, karya karya yang
publikasikan dan buku-bukunya, adalah bukan dari hasil karya tulisan muridnya
dan dibuatin oleh orang lain. Apalagi, mau plagianisme/pencuri karya dengan
melupakan dan mematilan esensi dari akar tapak jejak pengarang yang
sesungguhnya. Sebagaimana, kelakuan sebagian dari para pelakon julukan pada
topik goresan ini.
Ulama/ilmuwan tersohor masa
silam, mereka berkarya dan berbuat hanya takut kepada Tuhan, demi pengabdi
kepada_Nya, dan tidak berani mengkhianati serta menodai pesan cinta dari para nabi
yang diyakininya.
Kemudian, bagi para pengrajin
yang meyakini tentang klenikan atau occult menjadi aktivitas mistis, di mana
para pelakonnya yang meminta bantuan terhadap dukun atau roh leluhurnya, baik
secara indra kasar maupun mata batin secara halus hingga berhalusinasi
semaksimal mungkin.
Hal itu sangat bertentangan
dengan keyakinan beragama sesungguhnya. Bahkan kelakuan klenikan merupakan
karakter Abā Wastakbara dengan sengaja menodai agama yang diyakininya, dan
sungguh sangat dibenci oleh Nabi dan Tuhan.
Dicintai dan
Dibenci Nabi
Nabi Muhammad SAW, pernah
ditantang oleh Aisyah, siapa yang paling dicintainya di antara isteri isterinya?
Sebagaimana dinukilkan oleh Wisnu Arto Subari mengenai; Nabi Muhammad Jawab
Aisyah tentang Istri yang paling Dicintai, Media Indonesia.com. (10/8/2024).
Pada suatu saat, Aisyah
bertanya kepada Rasulullah SAW; "Wahai Rasulullah, siapa di antara
istri-istrimu yang paling engkau cintai?”
Kebetulan saat itu, Nabi
Muhammad SAW, lagi berdua dengan Aisyah, maka beliau ingin menyenangkan
hatinya, dengan menjawab; “Engkau wahai Aisyah.”
Aisyah lalu meminta agar Nabi SAW,
pergi keluar dan memberitahukan hal itu kepada istri-istri beliau yang lain; “Kalau
begitu keluarlah dan beri tahu mereka.”
Nabi Muhammad SAW tersenyum
lalu memberinya sebutir kurma. Beliau berkata; “Malam ini akan saya kumpulkan
dan memberi tahu mereka. Namun, ingat jangan beri tahu siapa pun bahwa saya
telah memberimu sebutir kurma."
Kemudian Nabi Muhammad SAW
keluar menemui satu per satu istri-istrinya, sebagaimana yang dipinta Aisyah
ra. Nabi Muhammad SAW menanyakan kabar mereka dan memberi setiap mereka sebutir
kurma dan mengingatkan jangan memberi tahu siapa pun.
Malam pun tiba. Pada malam itu
semua istri Nabi Muhammad SAW berkumpul. Melihat semua istri Nabi Muhammad
SAW berkumpul, Aisyah pun buka suara. "Wahai Rasulullah, siapa di antara
istri-istrimu yang paling engkau cintai?"
Nabi Muhammad SAW tersenyum.
"Pemilik sebutir kurma, dialah yang paling saya cintai," ujar Nabi
Muhammad SAW.
Begitulah, Nabi Muhammad SAW
menyenangkan hati setiap istrinya tanpa ada yang tersakiti. Masing-masing dari
istri Nabi Muhammad SAW pasti hatinya berbunga-bunga sambil semua merahasiakan
dan merasa paling dicintai. Kemudian, Nabi Muhammad SAW menjawab tanpa
diduga.
Jawaban tersebut, menunjukkan
bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki kecerdasan tinggi di dalam memberikan solusi
tanpa harus berdusta dan menyakiti pihak lain.
Mungkin, andaikan boleh
disamakan tentang esensi pemberian rahasia buah kurma tersebut, akan arus dari
bisikan suara buhulan hati para pelaku klenikan.
Sekalipun, berbeda konteksnya
dengan kelakuan bejat yang dibenci dan dikutuk oleh Tuhan juga utusan_Nya.
Manakala, ditanya kepada para pelaku klenikan bejat pasti tak akan mau jujur.
Hanya bergumam di hati, ya
juga si, dan memang telah melakukan hingga sudah merasakan akibatnya, bah
goresan prosais "Muntahin rokok", sekalipun belum tewas.
Bahkan, bila saat membaca
goresan ini, mereka pun semakin membara amarah buhulan keiblisannya hingga
mengiris jantung hati yang Abā wastakbara "_dikau enggan dan
takabur"_QS Al-Baqarah ayat tiga puluh empat, telah Tuhan tinta emaskan
dengan sungguh tegas.
Kelakuan berkarakter Abā
wastakbara klenijan ini, sudah jelas dan tegas Tuhan dan para Nabi_Nya sangat
membencinya. Tentu, bila Tuhan membencinya, yakni tanpa mengenal gembong
pangkat atau titelan profesor atau provokator yang punya bekingan king akting apapun
fashion di belakangnya.
Mungkin biar telah memuntahin
daging segar, terpenting puasin dulu fashion deh ... sebelum memberi wasiat
fantastik diakhiri bulan rabiul awal.
Mungkin dikarenakan fantastik
sehingga goresan berikut ini pun, selalu tersadap. Terkadang nongol dan hilang
lagi, bah gaya gempitanya lilin gulita.
Maka, mungkin tidak mengapa di
copy paste dari media online lain yang lagi fashion arts untuk ditampilkan
acting fantastiknya.
Dan saya merasa senang agar
bisa diedit lagi, sebelum final membongkar acting para pelakon bertopik prof
koq klenikan, sesuai saran sahabat di cafe kemarin.
Prof. Koq Klenikan
Dua tahun berlalu, ada
mahasiswa berdiolog suatu acara, namun agak cetus berkomentar mungkin karena
keheranan dan terkesan agak terasa aneh.
Katanya, ada profesornya
meminta dicarikan orang pintar/dukun klenikan, loh ... prof., bukan telah
dikukuhin jadi orang pintar dan mengajari kami ? Koq cari lagi pintarin gituan
!
Ini aneh juga kelakuan,
padahal di lembaga pendidikan yang mesti berpesan tutwuri handayani jadi
tauladan yang mencerahkan logika dari klenikan, koq malah kedunguan yang
diyakini.
Langsung saya potong
pembicaraannya, 'kan tidak semua yang demikian dong, masih ada yang benar
sesuai misi pendidikan!
Ya si pak, tetapi aneh, koq
ada yang begituan, kasian dong gelar akademisi disandangnya, koq kaya
kesurupan dan berbuat syirik klenikan demikian rupa !
Bahkan ada beberapa orang yang
demikian pak, dan teman -temanku mengeluh demikian, karena di tanya ada orang
pintar klenikan di kampungnya. Aneh banget ya, kalau begituan sebagian
pendidik, maka makin kacau lembaga pendidikan.
Akhirnya, Mahasiswa tersebut,
ada yang keluar dan pindah kampus. Setelah berdialog dengan saya, mahasiswa itu
bertahan hingga selesai, dan balik kampungnya.
Dikarenakan, saya jelaskan di
luar negeri pun, ada yang mengkaji masalah klenikan untuk tesis/disertasinya,
tetapi menjadi ilmu pengetahuan atau mesti diketahui bahwa klenikan memang ada.
Tetapi, tidak digunakan untuk
membuhuli dan menewaskan orang lain, sebagaimana para peminta minta dicarikan
tu... ha ha.
Kemudian, kemarin sore ada
sahabat lama yang pernah tugas menjadi eselon satu, di kementerian pendidikan
dan telah pensiun sebelum Mas Menteri sekarang.
Beliau, menghubungi saya, mau
bertemu di salah satu Cafe, tentu dengan bahagia, saya sambut karena telah lama
tak berjumpa.
Singkat cerita, setelah
berjumpa menanyakan kabar masing masing ,... tiba-tiba beliau agak serius
berbicara, karena telah membaca tulisan saya, di antaranya:
1) Hati Batu Dukun Akademisi
berf://www.pedomankarya.co.id/2024/09/hati-batu-dukun-akademisi.html?m=1
2) OCCULT Aku PENYIHIR
__
https://www.pedomankarya.co.id/2024/09/accult-aku-penyihir.html?m=1
3) DUKUN PUN DI-GOOGLE
https://www.pedomankarya.co.id/2024/08/dukun-pun-di-google-nya.html?m=1
Dengan senyum hangat, dan
tentu, saya serius pula menyimaknya.
Man, apa yang ditulis itu,
memang begitu adanya. Hampir seluruh perguruan tinggi, baik swasta maupun
negeri pernah saya lakukan kunjungan dan menerima laporan dari tim
akreditasi nasional.
Memang, cukup mengherankan,
dan aneh, koq pelakon pendidikan masih ada yang demikian bejatnya, sebagaimana
ditulis oleh anda.
Sekalipun itu belum lengkap,
termasuk tiupan dan dimasukan sesuatu di kopi dan makanannya.
Saya memotong, ... memang
kopinya disediakan, itu terlalu panas hingga ditiup begitu?
Beliau ketawa dan anda faham
dimaksudkannya.
Untung kopi di cafe ini tidak
panas dan mungkin saja tidak begituan.. ha ha....
Dan masih ada lagi, sebenarnya
saya mau ngobrolin, karena saya mesti segera ke bandara. Semoga, di lain
kesempatan kita lanjutin ceritanya. Soalnya ada lagi prof... klenikan borongan
yang belum anda tulisin tu.
Ok, semoga dirahmati dan
diberkahi selalu oleh Allah dalam perjalanannya hingga sampai tujuan, dan bisa
jadi menteri di era Prabowo .... aamiin.
...
Dari dialog du atas ini, dapat
diambil pelajaran, memang pada dasarnya orang yang berkarakter yang selalu Abā
wastakbara, mereka hanya berani berbuhulan di belakang bayangan, tidak mau
berhadapan langsung secara jantan.
Memang begitulah, menjadi
modus kebiasaan buhulan para pecundang yang berkarakter maling plus kong
kalikong klenikan. Tidak berani jujur sebelum tercabut nyawanya, bah Fir'aun
ditelan di laut merah pada masa silam.
Mungkin saat itu, Fir'aun juga
memuntahin darah segar, bah melebihi kentalnya dengan warna laut merah. Ataukah
hanya teriakan mengepul dan merongguk rongga tenggorokannya, bah asap rokok
sembari memanggil Nabi Musa as untuk menolongnya.
Muntahin Rokok
Ada orang sebelah ruangan
blokan, semalam bertutur sama temannya, mungkin lagi memperhatikan temannya
dengan nada prihatin.
Maka_nye, jangan terlalu
berlebihan makan daging berdarah bro, agar tidak dimuntahin begitu 'kan jadi
mubazir tu_ !
Saya tidak makan daging koq !
Loh koq begitu banget
muntahnya kaya daging berdarah segar _
Beginilah ... akibat dari
kelakuanku sendiri, sambil memegang dadanya !
Maksud loe .. ?
Ssssst ... sambil memberi
isyarat dengan telunjuk ke tengah bibirnya.
Kan ... kau juga tak merokok
bro ?
Ini bukan soal rokok atau
tidak, banyak juga orang mati mendadak, bahkan bukan perokok bro !
Ya ... ya .. haaem... aku
faham sekarang bro !
Berarti muntahan darah dan
rokok juga makan daging tak berkaitan erat dengan akibat dari muntah daging dan
jantungan hingga mati mendadak bro !
Berarti nda ngaruh dong, ,,,
bila merokok akan memuntahin rokok juga !(19/9/2024).
Sekalipun, goresan
"Muntahin Rokok” di atas, tidak identik dengan penyakit dalam bersifat
TBC/tuberkulosis yang difahami selama ini.
Luar Dalam
Kemarin ada 7 oran pengintai
jarak dekat juga luar dalam, masih para pencundang berjilatan kampusan yang
juga suka berklenikan
Semalam ada 10 orang, katanya
dari dayak disuruh bermain mata dadu yang diwasitin oleh badut di pojokan
perapatan jalan buntu, bersisikan cabang tiga arahin.
Dan akhirnya, senasip dengan
biawak dan ular koloran dibakarin.
Dari kelakuan demikian
sehingga memunculkan diksi prosais puisi di pagi ceria ini. Walaupun terselip
istilah yang boleh berkesan negatif atau positif. Kesan Negatif mungkin hanya
pada bagian diksi loby melobi, namun tidak selalu juga demikian. Tetapi, pada
diksi suku dan adat, itu tetap berkesan sungguh sangat positif.
Orang Luar Dalam
Dalam loby melobi, ada orang
dalam juga orang luar
Dalam adat bersuku pun ada
demikian, diberi identitas kekhasan
Kerinci Sumatera, sda anak
dalam juga luar
Suku Banten, ada orang badui
dalam dan luar
Suku Dayak, ada hulu dan hilir
sungai
Suku asli Bima, ada dou Donggo
ndī dan elē
Mau pilih yang mana dari dalam
atau luar nagari
Begitu juga di daerah lain
yang masih merawat keasrian, berkalam dengan alam
Sekalipun, kini semakin punah
dan juga dipojokin oleh para pelakon kedunguan yang hanya berkerakusan kekuasan
kong kalikongan, yakni para berbadutan_(Kamis 07:11, 26/9/2024).
Bila bermodal dengan balutan
otak badutan, jangan pula songongan berlebihan tanpa membaca peta logisan yang
dihadapi dengan sekedar mencoba coba, kalau tak mau bersyungkuran.
Coba!
Jangan mencoba main Api dengan
Aku, karena Aku adalah Api
Jangan mencoba main Air dengan
Aku, karena Aku adalah Air
Jangan mencoba main Angin
dengan Aku, karena Aku adalah Angin
Jangan mencoba main Tanah
dengan Aku, karena Aku adalah Tanah
Itulah kalam Alif Lam Mim
dalam diamku_ (17 Jan 2024)
...
Manakala, Api ketemu api
akan membara juga sebaliknya
Api ketemu air akan padam juga
sebaliknya
Api ketemu tanah melepuh juga
sebaliknya
Api ketemu cahaya akan
menyengat juga sebaliknya_(28 Januari 2024).
Diksi sebaliknya, boleh
dimaknai "berpantulan menghantam tuannya balik/senjata makan tuannya.
Menjadi hasil akhir yang dirasakannya tanpa mengenal identitas apapun, baik Abā
Wastakbara Profesor Klenikan atau lainnya, bah diksi berikut ini.
Apa hasil setelah menemui pawangmu, bukankah mereka juga lagi galau, dan angkat tangan
Mereka tidak bisa lagi
menghalau, dikarenakan senjatanya justeru telah memakan tuannya
Bah lirik lagu, sudah jatuh
ditimpa tangga lagi. Koq masih juga kalian paksain Abā Wastakbara. Tentu,
kalian telah sengaja menodai agama yang diyakinimu, dan sungguh sangat dibenci
oleh Nabi dan Tuhan, berhingga kiamat berkalam.
Wallahualam