-------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 27 September 2024
Peranan Generasi Muda dalam Mengangkat dan
Melestarikan Manuskrip Budaya Bugis ke Tahap Global (1):
Digitalisasi Naskah
Kuno Bugis Langkah Penting Melestarikan dan Memajukan Warisan Budaya
Oleh: Andi Sukri Syamsuri
Digitalisasi manuskrip/naskah Indonesia
adalah langkah penting untuk melestarikan warisan budaya dan informasi dalam
manuskrip. Dari lebih 83.000 naskah di Indonesia, hanya 12.000 yang
terdokumentasi di Perpustakaan Nasional, dan sekitar 6.000 di antaranya sudah
didigitalisasi.
Upaya ini memastikan informasi dalam
naskah tetap terjaga meskipun naskah fisik rusak, serta meningkatkan
aksesibilitas bagi masyarakat, terutama generasi muda yang terbiasa dengan
teknologi.
Digitalisasi juga membantu mempromosikan
kekayaan budaya dan sejarah Indonesia secara global. Digitalisasi menawarkan
banyak manfaat, namun juga menghadapi tantangan, terutama terkait kepemilikan
naskah.
Banyak individu atau masyarakat enggan
menyerahkan naskah untuk didigitalkan karena khawatir kehilangan kepemilikan.
Selain itu, banyak naskah dalam kondisi rapuh yang menyulitkan proses
digitalisasi tanpa risiko kerusakan. Beberapa orang bahkan menganggap manuskrip
sebagai artefak sakral, membuat mereka ragu akan pentingnya digitalisasi.
Teknologi modern seperti kecerdasan buatan
dan pemrosesan gambar dapat mendigitalkan dan memperbaiki naskah kuno yang
rusak, menjaga informasi yang terkandung di dalamnya.
Perpustakaan Nasional berencana membuat
platform yang menghubungkan perpustakaan dan pemilik naskah di seluruh dunia,
mempermudah akses dan memperkuat pelestarian budaya. Dengan dukungan akademisi
dan masyarakat, digitalisasi ini diharapkan dapat terus berkembang,
melestarikan naskah budaya dan sastra Bugis, serta identitas budaya dan sejarah
bangsa untuk masa depan.
Naskah budaya Bugis adalah warisan penting
yang mencerminkan kekayaan masyarakat Sulawesi Selatan, namun menghadapi
ancaman di era globalisasi. Kurangnya apresiasi dari generasi muda dan minimnya
upaya promosi menghambat pelestarian budaya ini.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan
strategi komprehensif, termasuk digitalisasi naskah, penerjemahan ke Bahasa
Indonesia dan bahasa asing, serta penguatan promosi seni pertunjukan Bugis.
Penelitian akademis juga harus didorong
untuk meningkatkan pemahaman dan analisis terhadap naskah budaya ini.
Pengintegrasian budaya Bugis ke dalam kurikulum pendidikan dapat menanamkan
nilai-nilai budaya sejak dini.
Partisipasi dalam pameran budaya dan
pendaftaran warisan Bugis di UNESCO meningkatkan pengakuan global. Pengembangan
wisata budaya khas Bugis berpotensi menarik wisatawan asing.
Dengan strategi yang tepat, warisan budaya
Bugis dapat dilestarikan dan dipresentasikan secara global. Generasi muda
memiliki peranan penting dalam melestarikan naskah budaya Bugis, berkontribusi
melalui pendidikan modern dan teknologi untuk digitalisasi dan promosi naskah
berharga.
Digitalisasi naskah kuno Bugis merupakan
langkah strategis untuk melestarikan dan memudahkan akses terhadap warisan
budaya. Proses ini mengubah naskah-naskah yang rentan rusak menjadi format
digital, membuatnya lebih tahan lama dan mudah diakses.
Peran generasi muda sangat penting dalam
pelestarian ini melalui partisipasi aktif dalam digitalisasi, pendidikan,
inovasi, dan advokasi, sehingga mereka dapat menjaga nilai budaya Bugis di
tengah globalisasi dan menjadi penerus yang membawa kekayaan budaya Bugis ke
kancah dunia.
Digitalisasi naskah kuno menawarkan
beberapa manfaat penting. Pertama, dalam hal penyimpanan, digitalisasi membantu
mencegah kerusakan fisik akibat faktor lingkungan dan meminimalkan risiko
kehilangan karena bencana atau pencurian.
Kedua, digitalisasi meningkatkan
aksesibilitas dengan memungkinkan siapa saja yang memiliki perangkat digital
dan internet untuk mengakses naskah, serta memudahkan pencarian informasi dalam
dokumen.
Ketiga, naskah digital dapat digunakan
untuk penelitian di berbagai bidang seperti linguistik dan sejarah, sebagai
bahan pendidikan, dan juga berfungsi sebagai daya tarik budaya untuk pariwisata
yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Bugis.
Proses digitalisasi naskah kuno meliputi
beberapa tahap, yaitu pertama, persiapan. Pembersihan naskah dari kotoran,
perbaikan kerusakan fisik, dan pemindaian menggunakan pemindai khusus untuk
menghasilkan gambar digital berkualitas tinggi.
Kedua, pemrosesan gambar: meliputi koreksi
warna, penghilangan gangguan, dan optimasi ukuran file untuk efisiensi
penyimpanan.
Ketiga, pengenalan karakter optik (OCR/
Optical Character Recognition): Mentransformasi naskah tulisan tangan menjadi
teks digital yang dapat dicari dan diedit, dengan verifikasi manual untuk
akurasi.
Keempat, metadata: Setiap naskah
dilengkapi dengan informasi penting seperti judul, penulis, dan tahun
pembuatan. Kelima, penyimpanan: gambar dan metadata disimpan di server aman dan
dikelola dalam basis data untuk memudahkan pencarian.
Tantangan digitalisasi naskah kuno Bugis
meliputi kerusakan fisik pada banyak naskah yang menyulitkan proses
digitalisasi. Dibutuhkan tenaga ahli dalam konservasi, digitalisasi, dan
linguistik, serta biaya yang besar untuk peralatan.
Kolaborasi antara perpustakaan, arsip,
museum, dan universitas diperlukan untuk berbagi sumber daya. Penggunaan
teknologi seperti Pengenalan Karakter Optik (OCR) dapat meningkatkan akurasi
pemindaian. Selain itu, pelatihan tenaga ahli dan pencarian sumber pendanaan
berkelanjutan penting untuk mendukung digitalisasi.
Digitalisasi naskah kuno Bugis adalah
langkah penting untuk melestarikan dan memajukan warisan budaya. Dengan naskah
digital, pengetahuan tentang sejarah dan budaya Bugis dapat diakses oleh
masyarakat luas, menginspirasi generasi muda.
Proses ini memerlukan pemindaian
berkualitas tinggi, penyimpanan dalam format yang tepat (seperti TIFF atau
PDF/A), serta metadata lengkap. Selain itu, transkripsi dan terjemahan
diperlukan untuk memudahkan pencarian.
Pengembangan platform online untuk akses naskah digital harus dilengkapi dengan keamanan dan perlindungan hak cipta. Kolaborasi dengan pakar dan pelatihan staf juga krusial, serta penyimpanan cadangan di beberapa lokasi dan pembaruan teknologi secara berkala. (bersambung)
-------
Artikel Bagian 2:
Keterangan:
--- Andi Sukri Syamsuri adalah Guru Besar Ilmu Linguistik, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar dan Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
--- Artikel ini adalah makalah yang dibawakan Andi Sukri Syamsuri pada Seminar Internasional Naskah Nusantara dengan tema “Mengantarabangsakan Manuskrip Karya Nusantara”, di Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu, 25 September 2024.