Pelibatan Generasi Muda dalam Digitalisasi Naskah Kuno Bugis

FESTIVAL BUDAYA. Generasi muda memainkan peran penting dalam dokumentasi naskah Bugis, membantu pelestarian dan pengarsipan melalui berbagai cara, antara lain melalui pembuatan konten edukasi di media sosial dan partisipasi dalam festival budaya.

 

------

PEDOMAN KARYA 

Sabtu, 28 September 2024

 

Peranan Generasi Muda dalam Mengangkat dan Melestarikan Manuskrip Budaya Bugis ke Tahap Global (2):

 

Pelibatan Generasi Muda dalam Digitalisasi Naskah Kuno Bugis

 

Oleh: Andi Sukri Syamsuri

 

Pelibatan Generasi Muda dalam Digitalisasi. Generasi baru dapat berperan dalam digitalisasi naskah Bugis, seperti Lontara dan Pappaseng, melalui pelatihan teknologi informasi. Dengan menggunakan pemindaian dan perangkat lunak OCR, naskah fisik dapat diubah menjadi format digital yang lebih mudah diakses.

Proses ini juga melibatkan kecerdasan buatan untuk memperbaiki teks yang rusak, sehingga meningkatkan efisiensi penyimpanan dan distribusi informasi serta menjaga kelestarian naskah.

Edukasi dan Kesadaran Budaya. Generasi muda memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang naskah Bugis melalui pendidikan dan kegiatan publik. Mereka dapat mempromosikan kearifan lokal dari Pappaseng dan Lontara melalui seminar, workshop, dan pameran seni, serta memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi edukatif tentang budaya dan sejarah naskah Bugis.

Integrasi kurikulum pendidikan formal dengan materi naskah Lontara dan aksara Lontara juga diusulkan untuk membantu generasi muda mengenali warisan budayanya. Selain itu, pelatihan dan lokakarya bagi guru dan masyarakat diadakan untuk menekankan pentingnya Lontarë dalam identitas budaya Bugis.

Inovasi Kreatif untuk Promosi. Generasi baru dapat menggunakan kreativitas untuk mengembangkan media yang mempromosikan naskah Bugis, seperti mengadaptasi cerita kuno menjadi film pendek atau animasi. Ini akan membuat budaya menjadi lebih relevan dan meningkatkan minat generasi muda terhadap warisan mereka.

Media interaktif seperti aplikasi mobile atau website yang menyajikan naskah Bugis secara menarik juga dapat menarik perhatian mereka, contohnya melalui pembuatan visual novel berdasarkan kisah La Galigo.

Pengembangan Komunitas dan Jaringan. Membangun komunitas yang peduli pada pelestarian budaya sangat penting, terutama melalui partisipasi generasi muda. Mereka dapat membentuk organisasi untuk mengumpulkan dan mempromosikan naskah Bugis, serta menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan dan organisasi kebudayaan.

Kolaborasi dengan seniman untuk mengadaptasi naskah Bugis menjadi film atau dokumenter dapat memperkenalkan budaya ini secara lebih luas. Selain itu, proyek dokumentasi bersama pakar budaya dan masyarakat lokal dapat meningkatkan pemahaman tentang Naskah Lontara dan nilai-nilainya, sementara festival budaya dapat mengedukasi masyarakat melalui seni dan pertunjukan yang berbasis cerita dari naskah Bugis.

Advokasi Kebijakan Publik. Generasi muda memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan publik untuk pelestarian budaya, khususnya dalam perlindungan naskah sebagai warisan budaya Indonesia. Mereka dapat mendorong pemerintah untuk menyediakan regulasi dan pendanaan yang memadai untuk program konservasi.

Melalui pendidikan tinggi, generasi muda dapat melakukan penelitian filologi pada naskah Bugis dan mempublikasikannya, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya. Dukungan pemerintah dan peningkatan kesadaran masyarakat juga krusial dalam melestarikan Lontara sebagai bagian dari identitas budaya Bugis.

Pemanfaatan Media Sosial dan Platform Digital. Memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan informasi tentang budaya Bugis dapat menarik minat generasi muda dan memperluas jangkauan.

Strategi yang dapat diterapkan meliputi: (1)  Pilih platform yang tepat: Kenali audiens dan pilih platform sesuai, seperti Instagram dan TikTok untuk konten visual, dan Facebook untuk diskusi.

Salah satu konten TikTok yang dilakukan oleh penulis berupa elompugi yang menjadi pesan/nasehat/petuah Bugis yang juga disiarkan setiap Senin – Jumat di Radio Lokal Makassar yang terbukti banyak disukai oleh generasi muda.

(2) Buat konten menarik: Gunakan foto berkualitas, cerita yang menawan, dan ragam konten seperti tutorial dan kuis. Sesuaikan dengan tren media sosial. (3) Membangun komunitas: Gunakan hashtag unik, dorong interaksi, dan buat kelompok diskusi.

(4) Kolaborasi dengan influencer: Cari influencer yang relevan untuk membuat konten kreatif bersama. (5) Gunakan fitur yang ada: Manfaatkan live streaming, stories, dan reels untuk menampilkan budaya Bugis. (6) Ukur kinerja: Analisis data dan evaluasi konten secara berkala.

Dengan strategi ini, budaya Bugis dapat dikenal lebih luas dan mempengaruhi generasi muda untuk melestarikannya.

Generasi muda memainkan peran penting dalam dokumentasi naskah Bugis, membantu pelestarian dan pengarsipan melalui berbagai cara. Mereka dapat mengikuti pelatihan untuk memahami teknik dokumentasi, memanfaatkan teknologi digital seperti pemindai dan software OCR untuk mendigitalkan naskah, serta melaksanakan proyek kolaboratif dengan komunitas dan lembaga pendidikan.

Pembuatan konten edukasi di media sosial dan partisipasi dalam festival budaya, juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya naskah ini.

Selain itu, mereka berperan sebagai advokat untuk mengedukasi masyarakat mengenai pelestarian warisan budaya, memastikan nilai-nilai Bugis tetap hidup dalam konteks globalisasi. Upaya ini mendukung penguatan identitas budaya Bugis. (bersambung)

------

Artikel Bagian 1:

Digitalisasi Naskah Kuno Bugis Langkah Penting Melestarikan dan Memajukan Warisan Budaya 

Artikel Bagian 3:

Pelestarian Naskah Kuno Bugis Jaga Warisan Budaya dan Sejarah

-----

Keterangan:

Andi Sukri Syamsuri adalah Guru Besar Ilmu Linguistik, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar dan Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Artikel ini adalah makalah yang dibawakan Andi Sukri Syamsuri pada Seminar Internasional Naskah Nusantara dengan tema “Mengantarabangsakan Manuskrip Karya Nusantara”, di Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu, 25 September 2024.

 

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama