-----
Senin, 07 Oktober 2024
Ketua MPM
Muhammadiyah Sulsel Kemukakan Lima Tantangan Petani Milenial
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Majelis
Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wlayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan,
Prof Rasyid Masri, mengemukakan lima tantangan petani milenial.
“Tantangan yang dihadapi petani milenial
antara lain sempitnya kepemilikan lahan, penentuan komoditas pertanian, kerusakan
lingkungan dan perubahan iklim, masalah infrastruktur, sarana dan prasarana
pertanian, serta terkait akses petani terhadap permodalan, kelembagaan petani
dan penyuluh,” kata Rasyid Masri.
Hal itu ia kemukakan saat tampil sebagai
pembicara pada Diskusi Publik Pertanian & Konsolidasi Pengurus MPM Sulsel, yang
mengusung tema; “Tangan dan Peluang Pertanian Kita”, di Resto Tepi Danau Mawang,
Kabupaten Gowa, Sabtu, 05 Oktober 2024.
Diskusi publik dibuka oleh Wakil Ketua
Muhammadiyah Sulsel Prof Arifuddin Ahmad, menghadirkan dua pembicara yaitu Prof
Rasyid Masri (Ketua MPM Muhammadiyah Sulsel) dan Ir Ikbal Rasyid (Ketua Jamaah
Tani Muhammadiyah / JATAM MPM Sulsel).
Ketua MPM Muhammadiyah Sulsel, Rasyid
Masri, juga mengingatkan perlunya pengetahuan sosiologis masyarakat, khususnya masyarakat
pedesaan untuk memulai pemberdayaan.
“Tipe desa memunculkan karakter berbeda pada
masyarakatnya masing-masing,” kata Rasyid Masri yang sehari-hari Dekan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Prof Arifuddin Ahmad dalam sambutannya
menyampaikan perlunya Surah Al-Ma’un menjadi spirit Majelis Pemberdayaan Masyarakat.
“Dengan spirit ini, dimanapun, kita bisa
berbuat baik, melampaui sekat-sekat ideologi, sehingga perlu yang namanya jihad
pertanian,” kata Arifuddin.
Ketua JATAM MPM Muhammadiyah Sulsel, Ikbal
Rasyid, mengemukakan keprihatinan terhadap lahan-lahan yang terlantar di musim
kemarau.
Menurut Ikbal, semestinya negeri ini bisa
berdaulat ruang dan daulat pangan. Ketersediaan sumber air mendorong daulat
pangan. Dengan memberikan banyak contoh memotivasi, Ikbal mendorong peluang
pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Pemaparan kedua pemateri mendapat banyak tanggapan dan apresiasi dari para peserta yang terdiri atas perwakilan Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Makassar, Gowa, Takalar, dan Maros, serta pelaku sektor pertanian, amal usaha Muhammadiyah (AUM), dan puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. (asnawin)