Analisis Bibliometrik Membantu Pembuat Kebijakan Merancang Strategi Berbasis Bukti

ANALISIS BIBLIOMETRIK. Secara keseluruhan, analisis bibliometrik ini memberikan pemahaman yang komprehensif dan mendalam yang dapat membantu pembuat kebijakan dalam merancang strategi berbasis bukti yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi stunting.

 

------

PEDOMAN KARYA

Selasa, 26 November 2024

 

Menavigasi Kompleksitas Kebijakan dalam Menurunkan Prevalensi Stunting: Diskursus Evidence-Based Policy Melalui Analisis Bibliometrik (3):

 

Analisis Bibliometrik Membantu Pembuat Kebijakan Merancang Strategi Berbasis Bukti

 

Oleh: Nuryanti Mustari

(Guru Besar Ilmu Pemerintahan Unismuh Makassar)


 

Analisisi Bibliometrik dan Evidence-Based Policy

 

Kebijakan pengurangan stunting merupakan prioritas utama di banyak negara, termasuk Indonesia, Ethiopia, Zambia, dan Ghana. Masing-masing negara ini mengadopsi pendekatan yang berbeda dalam menanggulangi masalah stunting yang semakin kompleks.

Di Indonesia, sejumlah studi telah mengkaji kebijakan pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting di berbagai daerah. Misalnya, penelitian oleh Nurdin & Muhammad (2022) mengevaluasi kebijakan di Aceh Jaya dan menunjukkan bahwa kebijakan tersebut berhasil menurunkan angka stunting melalui intervensi yang bersifat spesifik dan sensitif.

Sementara itu, Kanedy (2023) meneliti implementasi kebijakan stunting di Provinsi Bengkulu dan menemukan pentingnya nilai publik dalam mendukung kebijakan tersebut. Penelitian Miswan (2022) di Bandung juga menggarisbawahi pentingnya konvergensi dan koordinasi lintas sektoral dalam menghadapi masalah stunting.

Di luar negeri, studi-studi dari Afrika juga memberikan wawasan berharga dalam menurunkan prevalensi stunting. Misalnya, penelitian oleh Worku et al. (2020) di Ethiopia mengungkapkan bahwa program pengurangan malnutrisi yang berkelanjutan dan penerapan keragaman diet pada anak-anak berusia 6-23 bulan dapat secara signifikan mengurangi prevalensi stunting.

Jain et al. (2024) menekankan pentingnya perangkat global seperti Global Nutrition Report yang menginformasikan kebijakan nutrisi dan keputusan investasi berdasarkan target nutrisi global. Sementara itu, penelitian Harris (2019) di Zambia menunjukkan bagaimana koalisi advokasi berperan dalam mentransfer kebijakan nutrisi ke negara tersebut.

Penelitian oleh Bigool (2024) di Ghana juga menunjukkan bahwa layanan kesehatan ibu gratis memiliki efek positif terhadap penurunan angka stunting pada anak-anak di bawah usia lima tahun.

Studi di India, seperti yang dilakukan oleh Gupta et al. (2019), memberikan pelajaran tentang bagaimana meningkatkan layanan kesehatan masyarakat kota, yang sangat relevan dengan upaya penurunan stunting.

Selain itu, penelitian Kumar et al. (2021) menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan malnutrisi pada anak-anak suku, sementara Nisbett (2017) mengeksplorasi ekonomi politik yang membentuk kebijakan terkait malnutrisi pada anak.

Di Madagaskar, penelitian oleh Ramahaimandimby et al. (2023) menunjukkan bahwa produksi makanan yang bersumber dari hewan berperan penting dalam nutrisi anak usia dini.

Keseluruhan penelitian ini memberikan gambaran bahwa pendekatan terpadu yang melibatkan intervensi yang bersifat spesifik dan sensitif, serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, adalah kunci untuk menanggulangi stunting.

Koordinasi lintas sektoral, penggunaan big data, dan kebijakan berbasis bukti sangat penting untuk meningkatkan efektivitas program penanggulangan stunting di berbagai negara.

Pemetaan bibliometrik dapat memainkan peran penting dalam mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti, mengidentifikasi tren penelitian, serta mengukur efektivitas intervensi dalam menanggulangi masalah stunting ini. Dengan demikian, kebijakan yang diterapkan dapat lebih tepat sasaran dan berdampak secara berkelanjutan.

Pemetaan bibliometric menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, fokus penelitian telah beralih ke pendekatan berbasis bukti dengan pemanfaatan big data. Di antaranya Sevilla et al. (2024) dan Nurdin & Muhammad (2022) di Indonesia dan Aceh Jaya menunjukkan bahwa pemanfaatan data dan kolaborasi lintas sektor semakin penting untuk menghasilkan kebijakan yang lebih holistik dan efektif.

Kedua studi ini menggambarkan kebutuhan untuk memahami interaksi antar faktor sosial, ekonomi, dan kesehatan dalam merancang kebijakan yang tepat sasaran.

 

Kluster Warna

 

Di sisi lain, grafik bibliometrik ini memvisualisasikan struktur penelitian tentang stunting sebagai bidang studi yang komprehensif dan multidisipliner.

Dengan adanya beberapa kluster yang dibedakan berdasarkan warna, kita dapat melihat bagaimana penelitian stunting tidak hanya terbatas pada satu aspek saja, melainkan mencakup berbagai faktor, termasuk kebijakan publik, peran nutrisi, kesehatan ibu, dan konteks sosial-ekonomi di suatu negara. Kluster-kluster dengan warna berbeda mewakili fokus penelitian yang beragam.

Kluster hijau berfokus pada kebijakan stunting dan tindakan yang diperlukan untuk mengurangi prevalensi stunting. Ini menunjukkan bahwa salah satu fokus utama dalam literatur adalah bagaimana kebijakan publik dapat dirancang dan diterapkan secara efektif untuk mengatasi stunting.

Kluster merah, Analisis ini juga mengungkapkan bahwa ada keterkaitan erat antara penelitian kebijakan, kesehatan ibu, dan nutrisi. Kluster ini memperlihatkan hubungan antara kata kunci utama seperti policy, mother, dan nutrition.

Ketiganya menjadi kata kunci yang berada di tengah-tengah jaringan dan terhubung dengan berbagai kluster lainnya, menunjukkan bahwa topik-topik ini berperan sebagai jembatan antar tema penelitian yang berbeda. Hubungan antara policy dan nutrition menunjukkan bahwa penanganan stunting melalui pendekatan kebijakan tidak bisa dilepaskan dari aspek nutrisi.

Kebijakan yang baik harus mempertimbangkan faktor-faktor nutrisi yang memengaruhi pertumbuhan anak seperti faktor kesehatan ibu, kondisi ekonomi keluarga, akses ke layanan kesehatan, serta pendidikan gizi bagi orang tua sangat memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan anak.

Sebaliknya, studi tentang nutrisi dalam konteks stunting juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya kebijakan yang mendukung pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya di kalangan ibu dan anak-anak. 

Kluster kuning, yang mencakup kata kunci seperti "Indonesia," child nutrition, dan determinant, mengindikasikan bahwa sejumlah besar penelitian tentang stunting dilakukan di Indonesia. Hal ini mencerminkan tingginya prevalensi stunting di negara ini, yang menjadikannya fokus utama bagi banyak peneliti.

Kata “determinant” yang muncul dalam kluster ini menunjukkan bahwa penelitian di Indonesia seringkali berusaha untuk mengidentifikasi berbagai faktor penentu yang berkontribusi terhadap masalah stunting, seperti kondisi sosial-ekonomi, tingkat pendidikan ibu, akses terhadap layanan kesehatan, dan pola makan anak.

Kluster biru, kebijakan yang mendukung nutrisi anak harus selaras dengan kebijakan yang mendukung pemberdayaan ibu, pendidikan tentang ASI eksklusif, serta pemberian akses ke layanan kesehatan yang memadai.

Grafik bibliometrik ini juga mengungkap adanya kesenjangan dalam penelitian terkait stunting. Topik-topik yang kurang terwakili, seperti ketimpangan desa-kota dan peran pendidikan, menjadi peluang signifikan untuk penelitian lebih lanjut.

Aspek-aspek ini sangat penting untuk memperkaya strategi kebijakan kesehatan yang inklusif dan komprehensif, karena faktor-faktor seperti akses pendidikan dan layanan kesehatan di wilayah perkotaan maupun pedesaan sering kali berperan penting dalam pemenuhan gizi anak.

Secara keseluruhan, analisis bibliometrik ini memberikan pemahaman yang komprehensif dan mendalam yang dapat membantu pembuat kebijakan dalam merancang strategi berbasis bukti yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi stunting.

Temuan ini tidak hanya relevan untuk kebijakan di tingkat lokal, tetapi juga memiliki signifikansi global, membuka kesempatan untuk kolaborasi lintas negara dalam menangani stunting melalui pendekatan yang lebih terpadu dan inklusif. (bersambung)

 

.......

Keterangan:

Artikel ini adalah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, di Makassar, Jumat, 22 November 2024.

Judul asli: Menavigasi Kompleksitas Kebijakan dalam Menurunkan Prevalensi Stunting: Diskursus Evidence-Based Policy Melalui Analisis Bibliometrik.


.......

Artikel sebelumnya:

Dinamika Kebijakan Penanganan Stunting Kontemporer

Menavigasi Kompleksitas Kebijakan dalam Menurunkan Prevalensi Stunting

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama