Kesilumanan Juga Kedajjalan

Keberadaan Dajjal hingga kini belum ditahu pasti, entah di mana? Tetapi mesti yakin bahwa esensi karakter kedajalan telah merajalela di mana-mana. - Maman A. Majid Binfas -  

 

-----

PEDOMAN KARYA

Sabtu, 09 November 2024

 

Kesilumanan Juga Kedajjalan

 

Oleh: Maman A. Majid Binfas

(Sastrawan, Akademisi, Budayawan)

 

Mungkin tidak terlalu keliru, manakala menggores tentang eskatologi Islam/ilmu akhir jaman, sekalipun saya bukan pakar sains dimaksudkan. Pada goresan ini, hanya menukilkan sebagai pengantar saja mengenai Dajjal di dalam sains eskatologi.

Dajjal merupakan nama yang di dalam eskatologi Islam, termasuk eskatologi dianut oleh Kristen ortodoks. Di mana simbol nama Dajjal diyakini oleh masing-masing secara eskatologi sains ortodoks akan muncul menjelang kiamat.

Di dalam Kanzul-'Ummal, tth. jilid VII; 2028, menjelaskan bahwa Dajjal merupakan sang tokoh kafir dan jahat, pembawa fitnah, ujian terbesar. Tidak ada ujian yang terbesar selain itu.

Kemudian, Ibnu Katsir di dalam buku Huru-Hara Hari Kiamat, menyebutkan bahwa Dajjal adalah keturunan manusia. Makhluk ini, sengaja Allah SWT ciptakan untuk menguji keimanan umat manusia di akhir zaman. Ia, akan membawa orang-orang pada kesesatan dengan mengaku tuhan dan iming-iming kenikmatan.

Kemunculan Dajjal menjadi satu dari sekian banyak tanda-tanda kiamat. Walau begitu, di dalam Al-Qur'an Dajjal tidak disebutkan secara jelas. Namun, esensi fitnah Dajjal sangatlah besar, sampai-sampai para nabi memperingatkan umatnya mengenai keberadaan makhluk tersebut.

Ibnu Umar ra berkata yang artinya, “Kemudian Nabi SAW berdiri di hadapan manusia, lalu memuji Allah. Dia satu-satunya yang paling berhak dipuji kemudian beliau menyebutkan masalah ad-Dajjal dan bersabda yang artinya, “Sungguh aku mengingatkan kalian tentangnya dan tidak ada seorang nabi pun kecuali telah mengingatkan kaumnya tentang Dajjal itu. Sungguh Nabi Nuh AS telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang para nabi (sebelumku) belum pernah mengatakannya, yaitu bahwa ad-Dajjal itu a'war (buta sebelah matanya) dan sesungguhnya Allah tidaklah buta sebelah”. (HR Bukhari No. 2829).

Nabi Isa AS akan turun ke Bumi untuk membunuh Dajjal, sebagaimana tersemat dalam hadits. Sementara itu, pada QS An-Nisa ayat 157-159, yang artinya:

“Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”

Kemudian, di dalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa dhamir pada kata-kata: “Qabla mautibi” merujuk kepada Isa. Maksudnya, dia akan turun lagi ke bumi, dan orang-orang Ahli Kitab yang berselisih pendapat mengenainya dengan sangat antagonis, akan beriman kepadanya, baik yang menganggapnya tuhan, yakni kaum Nasrani, maupun yang mengucap dusta besar mengenai dia, bahwa kelahirannya diragukan sebagai anak siapa, yaitu kaum Yahudi.

Namun, keberadaan Dajjal hingga kini belum ditahu pasti, entah di mana? Tetapi mesti yakin bahwa esensi karakter kedajalan telah merajalela di mana-mana. Dan skrip dialogis kesilumanan berikut ini, mungkin ada indikasinya memang benar adanya karakter kedajalan.

 

Skrip Dialogs Siluman

 

Akhiri tengah malam kelam, para sok songong berkonsultasi terapi dengan si mbahnya yang tersisa, mengenai beragam risau segala rasa berkecamuk nan mencekam.

Terutama, rasa sengatan yang balik menghantam diri plus keluarganya, pada buhul melilitin pusarannya nan semakin membara, terbakar tiada terperih sungguh aduhai.

Si mbahnya pun lebih merasakan nasip serupa, tidak mesti diuraikan lagi. Akhirnya, si mbahnya tercenung bah kesurupan sembari berkomat-kamit sembrawutan guna memanggil silumannya. Dan yang selama ini, dia memang telah telaten membantuhnya dan selalu sukses tanpa begini jadinya.

Siluman bergegas datang dengan lunglai dalam tatapan redup merah api, seperti tak biasanya begitu gerutuh si mbah yang tersisa.

Siluman hanya menghardik_siapa suruh demikian, kami pun merasakan hal yang sama, dan bahkan tempat tumpuan pusaran sembahan pun telah jadi debu kuburan. Berhingga singgasana king Dajjal pun juga telah luluh lantak disapurata jadi arang bara api.

Kini, kalian hanya sisa tunggu detik ledadakan jadi debu kuburan. Semua kerajaan siluman telah lepas tangan, dan selamat tinggal jadi kenangan hingga kiamat akan berjumpa lagi menjadi bara apian bersama Abu Lahab di dalam Neraka.

 

Bangkai Abu Lahab Kerontangan

 

Bila ikan cambang dari air tergenang bisa kering siang hari, itu bukan hal luar biasa. Atau ikan teri dikeringin dengan anginan dari kerajinan recehan para nelayan pinggiran soal biasa saja. Tidak mesti dipikirin dengan kembungan hingga membuang angin dari anusan otak isian jeroanan.

Tetapi, baru berotak brilian luar biasa, bila dapat merenungkan  kedahsyatan pesan Tuhan tentang babad tapak jejak, jadi bukti kebenaran yang sungguh tak bisa dipungkiri.

Sungguh dahsyat luar biasa, bah kerontang raga Fir'an berabad di dalam lautan merah jadi babad mumian, hingga kini bukan jua ilusian

Juga bangkai Abu Jahal plus Abu Lahab, walau berkuburan, namun tetap saja beraroma busuk aduhai, hampa kerontangan hingga hari ini. Tentu, ber_abawastakbara dan dilemparin batuan berjejakan  tanpa henti berkerontangan!

Jejak reingkarnasi itu, terbukti dan akan dibuktikan dengan kenyataan tak mempan dipungkiri lagi.

 

Tak Mempan Diruqyah

 

Tak mesti didustain tentang kondisi dirimu nan apa adanya_ termasuk, kini sedang dirasakan pada pusaranmu yang semakin berlilitan di dalam menariki kepedihan nan sungguh luar binasa.

Kecuali, memang masih suka berperilaku pada kesesatan nyata, dan berkarakter abawastakbara menjadi pilihanmu.

Bila, telah berkarakter demikian, memang tak bisa dipungkiri, dan itu mau diapain lagi telah jadi jiwa ragamu jua.

Berhingga kiamatan pun tak mungkin diharapin untuk perubahan, sekalipun kematian sedang berhadapan!

Memang karakter demikian, biar diruqyah pun tak akan mempan dan telah tulen mendarah daging di dalam kelam!

Walahu'alam

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama