-----
Ahad, 17 November
2024
Wamen
P2MI Zulfikar Tawalla Dorong Unismuh Makassar Cetak Alumni Berdaya Saing Global
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Kendala utama bagi calon
pekerja migran yakni minimnya keterampilan berbahasa asing, khususnya yang
sesuai dengan negara tujuan. Sebagai contoh, perawat Indonesia yang bekerja di
Jerman, dianggap memiliki kualitas pelayanan yang terbaik, namun untuk mengirim
lebih banyak perawat, terkendala dengan keterbatasan penguasaan bahasa Jerman.
Kondisi tersebut merupakan
peluang bagi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar untuk menyiapkan
alumni yang dibutuhkan pasar global, sepanjang Unismuh menberikan bekal
penguasaan Bahasa dan kompetensi atau keterampilan profesional.
“Saat ini, kita sedang mencari
cara produktif bersama agar pengiriman pekerja migran ke luar negeri
benar-benar memenuhi standar yang dibutuhkan di negara tujuan,” kata Wakil
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Zulfikar Ahmad Tawalla,
saat memberikan kuliah umum di Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin, Makassar,
Sabtu, 16 November 2024.
Tingginya animo untuk bekerja
di luar negeri yang tidak dibarengi dengan penguasaan bahasa maupun kompetensi
profesional, kata Zulfikar, menjadi pintu masuk lahirnya pintu pekerja ilegal.
Saat ini, lanjut Zulfikar,
Kementerian Perlindungan Pekerja Migran sedang memformulasikan kerjasama antar-pemerintah
(government to government) dengan tiga negara, yaitu Korea, Jepang, dan Jerman.
“Selain itu, kami sedang dalam
tahap perluasan ke beberapa negara lain seperti Australia, Amerika Serikat,
Polandia, dan beberapa negara lainnya,” sebut Zulfikar yang saat ini masih
menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
Selama ini, kontribusi pekerja
migran terhadap devisa negara cukup besar, bahkan merupakan penyumbang devisa
terbesar kedua setelah sektor migas. Pada tahun 2022, devisa yang dihasilkan
mencapai Rp135,9 triliun, dan pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp227 triliun.
Selain menyinggung topik
seputar pekerja migran, Zulfiikar juga sempat bernostalgia saat ia masih duduk
sebagai mahasiwa di Prodi Pendidikan Matematika Unismuh.
“Saya ingin memanfaatkan
kesempatan ini untuk berterima kasih kepada Unismuh yang sudah banyak membantu
dan memberikan pendidikan, pengajaran, serta berbagai hal lainnya kepada saya,”
ungkap Zulfikar.
Pesan Rektor
Unismuh
Rektor Unismuh Dr Abdul Rakhim
Nanda mengawali sambutan dengan menyatakan kesyukurannya karena Zulfikar Ahmad
Tawalla sebagai salah satu alumni Unismuh Makassar mendapat kepercayaan dari Presiden
Prabowo Subianto menjadi Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Meski demikian, Rakhim
menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membebani Zulfikar untuk membantu
pengembangan Unismuh. Bagi Unismuh, kata Rakhim, jika Zulfikar berhasil
menjalankan tugas negara dengan baik, itu sudah merupakan kontribusinya sebagai
alumni Unismuh.
Sebagai orang tua, Rakhim
memberi nasehat kepada Zulfikar, dengan mengutip Surat Al-A’raf, ayat 128, “Mohonlah
pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi ini milik Allah;
Dia mewariskannya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dan
kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
Rakhim Nanda juga mengutip
ayat lanjutannya, ayat 129, “… dan menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi,
lalu Dia akan melihat bagaimana kamu berbuat.”
Belajar dari pelajaran Nabi
Musa tersebut, kata Rakhim, menunjukkan pentingnya kesabaran, doa, dan
kepercayaan kepada Allah sebagai kunci meraih keberhasilan.
Zulfikar yang telah diberikan
jabatan, kata Rakhim, sekarang saatnya berbuat dengan kewenangan yang ia miliki
untuk memperkuat pelayanan dan perlindungan kepada pekerja migran Indonesia.
Sebab, jabatan yang ia emban akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.
Selain memberi nasihat, Rakhim
juga sedikit menyinggung capaian Unismuh Makassar. Kuliah Umum yang
menghadirkan Wamen Perlindungan Pekerja Migran, sejalan dengan roadmap Unismuh
saat ini yang berada pada fase menuju kampus riset dan bereputasi internasional.
“Tentu salah satu indikator
kampus bereputasi internasional, adalah kemampuan alumni dalam berkompetisi di
ranah global, termasuk bekerja di luar negeri dengan kapasitas profesional,”
ujar Rakhim.
Daya saing alumni Unismuh
terlihat dari pemberian sertifikat kepada Unismuh dalam LLDikti IX Award Tahun
2024, dimana Unismuh merupakan kampus yang memiliki alumni terbanyak yang
bekerja di luar negeri. Pendataan itu terungkap melalui tracer study yang
dilakukan pihak Badan Penjaminan Mutu Unismuh.
“Itu baru inisiatif mahasiswa
sendiri. Bagaimana jika direncanakan dengan program yang terbimbing sejak awal.
Sekarang, pendampingan mahasiswa dilakukan melalui Lembaga Pengembangan
Kemahasiswaan dan Alumni,” kata Rakhim.
Ia melanjutkan, ke depan,
Unismuh bakal mendirikan lembaga khusus untuk mengarahkan dan membimbing alumni
yang ingin meniti karir ke luar negeri. Oleh karena itu, ia berharap
Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dapat memberikan pendampingan
untuk lembaga tersebut.
Ajang Diskusi
Lintas Sektor
Wakil Rektor II Unismuh
Makassar, Prof Andi Sukri Syamsuri, yang bertindak sebagai penanggung jawab
acara, menyampaikan rasa terima kasih kepada Wamen yang telah meluangkan waktu
untuk berkunjung ke Unismuh Makassar.
Ia melaporkan bahwa kegiatan
ini melibatkan partisipasi aktif 400-an mahasiswa dari berbagai fakultas di
Unismuh Makassar.
“Para mahasiswa yang hadir
berasal dari fakultas yang relevan dengan program yang akan disosialisasikan.
Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman mendalam kepada mereka,”
tambah Andi Sukri.
Prof Andis, sapaan akrab Andi
Sukri Syamsuri, mengungkapkan harapan besar agar para alumni Unismuh Makassar
dapat meniti karier di luar negeri dengan dukungan perlindungan dari negara.
Acara ini dirangkaikan dengan
sosialisasi penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia, yang
terselenggara atas kerja sama antara Unismuh Makassar dan Balai Pelayanan
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Selatan.
Kuliah umum Wamen P2MI turut dihadiri perwakilan dari Polda Sulsel, Kantor Imigrasi Makassar, Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar, serta Dinas Ketenanakerjaan Provinsi Sulsel, menjadikannya sebagai ajang diskusi lintas sektor untuk memperkuat perlindungan pekerja migran. (zak)