Seniman dan Pejabat Lebur di Aroma Kopi

Sejumlah seniman Sulawesi Selatan, antara lain Mahrus Andis (paling kiri), Yudhistira Sukatanya (kedua dari kiri), dan Rektor UNM Prof Karta Jayadi (paling kanan) berkumpul dalam acara“Ngopi Bareng”, di Balla DKSS-Sao Panrita Centre Universitas Negeri Makassar (UNM), Sabtu, 08 Maret 2025. (ist)

 

-----

PEDOMAN KARYA

Ahad, 09 Maret 2025

 

Seniman dan Pejabat Lebur di Aroma Kopi

 

Catatan Terburai: Mahrus Andis

 

Luar biasa “Ngopi Bareng”, Sabtu, 08 Maret 2025. Para seniman Sulawesi Selatan berkumpul di Balla DKSS-Sao Panrita Centre Universitas Negeri Makassar (UNM). Tidak hanya seniman, tapi juga ikut bergabung Rektor UNM, Prof Karta Jayadi, Wakil Ketua DPRD Sulsel Fauzi Andi Wawo, dan Andi Makmur Burhanuddin dari Fraksi PKB DPRD Kota Makassar.

Hadir pula Prof Romansyah Sahabuddin (Asdir III Pascasarjana UNM) dan Dr Arifin Manggau (WR III UNM yang juga Ketua Dewan Kesenian Sulawesi Selatan).

Sementara dari tokoh seni dan budayawan yang hadir Yudhistira Sukatanya, Asia Ramli Prapanca, Chaeruddin  Hakim, Mochammad Hasymi, A. Nojeng, Idwar Anwar, Dewi Ritayana, dan para pengurus DKSS lainnya.

Banyak hal dan uneg-uneg yang terlontar dari mulut para seniman. Prof Karta yang rektor dan seniman lukis itu tampak menguasai panggung silaturrahim. Ia  menghidupkan suasana dengan kisah-kisah menarik, menyanyikan lagu Makassar diiringi Band Kampus, dan sesekali merebut pelantang menginterupsi persoalan yang harus diluruskan. Semua event berlangsung tanpa sekat. Seniman dan pejabat lebur ke dalam aroma kopi, pisang goreng, dan ubi rebus.

Suasana “Ngopi Bareng” (catatan; frasa ini perlu dicarikan istilah lain yang lebih lokalis) berhasil mengungkap kenikmatan seni, sekaligus menjentik nasib seniman di belakang panggung.

Tak ada protes dan caci maki di wilayah politik. Tak ada teriakan adili pelacur, gantung bajak laut atau penggal para penyamun. Yang ada, hanya nyanyian cinta terpantul dari bait-bait puisi Ram Prapanca dan setapa doa berbaur jampi-jampi Panrita Lopi yang saya tulis 25 tahun lalu.

Sesekali langit malam disesaki tawa gembira oleh guyonan Chaeruddin Hakim yang, tanpa persetujuan audiens, ia membaptis dirinya menjadi Master of Ceremony. Kehadiran seniman “kelong yabèlalè” ini cukup menggairahkan bincang lepas malam itu.

Ia berdiplomasi tentang “Jati Cinta” melawan misi puisi Ram Prapanca. Keduanya memang akrab sejak dahulu: sama-sama kuliah di IKIP (sekarang UNM) dan juga sama-sama “menjatuhcintai” teman kuliahnya. Untung Prof Karta segera meluruskan. Bahwa, “Jati Cinta” itu bermakna cinta ditolak. Ia bukan cinta sejati, simpulnya. Sontak hadirin bersorak seraya bertepuk tangan. Ram dan Chaer tampak tersipu.

Kurang jelas, apa Chaeruddin Hakim dendam “disoraki” oleh hadirin atau memang gaya masa silamnya kembali bangkit? Soalnya, setelah tepuk tangan reda, dia langsung menatap tajam kpadae Ketua DKSS. Ada sekam di biji matanya. Lantas kemudian, tanpa kompromi, ia mengundang Ketua DKSS menyampaikan Program Kerjanya di tahun 2025 ini.

Dr. Arifin Manggau pun segera maju mengambil posisi di bagian depan. Ia menyampaikan kronologi hasil Musyker DKSS tahun 2024 di Malino. Ada beberapa event-kegiatan yang sudah diprogramkan. Mulai dari pembenahan Kantor Sekretariat hingga festival tari, pameran lukisan dan forum sastra.

“Proposal kegiatan ini sudah disampaikan ke Pemerintah Daerah Provinsi, namun hingga sekarang belum mendapat tanggapan. Karena itu, untuk saat ini, kegiatan yang sedang kami laksanakan adalah membenahi kantor sekretariat yang dipinjamkan sementara oleh UNM,” kata Ketua DKSS yang juga Wakil Rektor III di Perguruan Tinggi yang dulu bernama IKIP itu.

Arifin melanjutkan; “Dan yang paling mendesak saat ini, DKSS akan bersurat ke Pemprov Sulsel agar bisa diterima melakukan audiensi dengan Gubernur bersama wakilnya yang baru tersebut.”

Tidak cukup sampai di sini, Chaerauddin Hakim yang pensiunan guru itu, ingin mendengar pula tanggapan Anggota DPRD tentang program DKSS. Namun, sebelum menyilakan, Fauzi Andi Wawo langsung berdiri dan menyambar pelantang di tangan MC.

“Sengaja saya rampas mic-nya, takut persoalan ini dibuat meruncing,” kata Wakil Ketua DPRD Sulsel, Fauzi Andi Wawo, disambut gemuruh ketawa hadirin.

Dia pun mengundang temannya, Andi Makmur Burhanuddin, Wakil Rakyat dari Fraksi PKB Kota Makassar, untuk mendampinginya. Keduanya pun sepakat untuk bersama-sama mengawal program kerja DKSS ini, terutama dalam pembahasan di dewan.

Perihal audiensi dengan Pemda Provinsi Sulsel, Fauzi Andi Wawo sangat mendukung kegiatan tersebut.

“Saya akan mendukung penuh kegiatan DKSS ini. Saya berada di dalam organisasi tersebut, karenanya saya harus ikut menyukseskan kegiatannya,” jelasnya meyakinkan.

Acara silaturahmi seniman ini berakhir pada pukul 23.00 wita, yang ditutup oleh MC, Chaeruddin Hakim.***

 

Makassar, 09 Maret 2025

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama