Tiga Golongan Orang yang Merugi di Akhir Ramadhan

Sebagian orang yang justru sibuk dengan urusan duniawi di akhir Ramadhan. Mereka lebih fokus pada persiapan lebaran, berbelanja, dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Padahal, justru di saat-saat inilah kita seharusnya semakin memperbanyak ibadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan berburu Lailatul Qadar.

 

------

PEDOMAN KARYA

Kamis, 27 Maret 2025

 

Kultum Ramadhan:

 

Tiga Golongan Orang yang Merugi di Akhir Ramadhan

                                          

Oleh: Furqan Mawardi

(Muballigh Akar Rumput)

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Segala puji bagi Allah ﷻ, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, manusia agung yang menjadi teladan bagi seluruh umat manusia sepanjang hayat

Hadirin yang dirahmati Allah,

Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah, rahmat, dan ampunan. Allah SWT membuka pintu surga, menutup pintu neraka, dan melipatgandakan pahala bagi setiap amal kebaikan. Namun, tidak semua orang berhasil meraih keberkahan ini. Ada yang justru keluar dari bulan suci ini dalam keadaan merugi.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

“Celakalah seseorang yang memasuki bulan Ramadhan, kemudian bulan itu berlalu sebelum dosa-dosanya diampuni.” (HR. Tirmidzi, no. 3545)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa Ramadhan adalah kesempatan emas untuk memperoleh ampunan Allah. Namun, jika seseorang menyia-nyiakan kesempatan ini, ia akan menjadi orang yang merugi. Berikut adalah tiga golongan orang yang merugi di akhir Ramadhan:

1. Orang yang Tidak Memperbanyak Ibadah di 10 Hari Terakhir

Sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah waktu yang paling mulia, di mana terdapat malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Namun, ada orang yang justru mengendurkan ibadahnya di saat-saat terakhir ini.

Allah SWT berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3)

Rasulullah ﷺ sendiri meningkatkan ibadahnya di 10 hari terakhir Ramadhan. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Ketika memasuki sepuluh hari terakhir (Ramadhan), Nabi ﷺ mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024; Muslim, no. 1174)

Namun, ada sebagian orang yang justru sibuk dengan urusan duniawi di akhir Ramadhan. Mereka lebih fokus pada persiapan lebaran, berbelanja, dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Padahal, justru di saat-saat inilah kita seharusnya semakin memperbanyak ibadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan berburu Lailatul Qadar.

2. Orang yang Tidak Mendapatkan Ampunan Allah

Ramadhan adalah bulan ampunan, tetapi ada orang yang tetap bergelimang dosa dan tidak berusaha bertaubat kepada Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, no. 38; Muslim, no. 760)

Namun, jika seseorang menjalani Ramadhan tanpa niat yang tulus, masih melakukan maksiat, dan tidak berusaha bertaubat, maka ia termasuk orang yang merugi. Sebab, kesempatan untuk mendapatkan ampunan Allah di bulan ini sangat besar, dan jika disia-siakan, maka ia akan keluar dari Ramadhan dalam keadaan penuh dosa.

Orang yang tidak memohon ampunan kepada Allah di akhir Ramadhan bagaikan seorang yang diberikan emas, tetapi ia menolaknya dan membiarkannya hilang begitu saja. Padahal, siapa pun tidak tahu apakah ia masih akan bertemu Ramadhan di tahun depan atau tidak.

3. Orang yang Tidak Menjadi Lebih Baik Setelah Ramadhan

Salah satu tanda keberhasilan seseorang dalam menjalani Ramadhan adalah ketika setelah bulan ini berlalu, ia menjadi pribadi yang lebih baik dalam ibadah dan akhlak. Namun, ada orang yang setelah Ramadhan kembali kepada kebiasaannya yang buruk, meninggalkan shalat, meninggalkan Al-Qur’an, dan kembali melakukan maksiat.

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (QS. An-Nahl: 92)

Ayat ini memberikan perumpamaan bagi orang yang telah berusaha membangun sesuatu dengan baik, tetapi kemudian merusaknya kembali. Inilah gambaran orang yang beribadah dengan baik di bulan Ramadhan, tetapi setelah Ramadhan, ia kembali kepada kebiasaan buruknya.

Seharusnya, Ramadhan menjadi momentum perubahan bagi setiap Muslim. Jika seseorang tidak bisa mempertahankan kebiasaan baik yang telah ia lakukan selama Ramadhan, maka itu adalah tanda bahwa puasanya tidak memberikan dampak yang berarti dalam hidupnya.

Kesimpulan

Tiga golongan ini adalah orang-orang yang merugi di akhir Ramadhan:

1. Mereka yang tidak memanfaatkan 10 hari terakhir untuk beribadah.

2. Mereka yang tidak mendapatkan ampunan Allah karena masih bergelimang dosa.

3. Mereka yang tidak mengalami perubahan menjadi lebih baik setelah Ramadhan.

Jangan sampai kita termasuk dalam golongan ini. Mari manfaatkan sisa Ramadhan dengan sebaik-baiknya agar kita benar-benar keluar dari bulan suci ini dalam keadaan suci dan penuh keberkahan.

Doa Agar Termasuk Golongan yang Beruntung di Akhir Ramadhan

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمَقْبُولِينَ فِي رَمَضَانَ، وَاجْعَلْ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا خَالِصًا لِوَجْهِكَ الْكَرِيمِ، وَتَقَبَّلْ مِنَّا كُلَّ أَعْمَالِنَا، وَاغْفِرْ ذُنُوبَنَا، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْفَائِزِينَ بِرَحْمَتِكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Allāhumma aj‘alnā minal-maqbūlīna fī Ramaḍān, waj‘al ṣiyāmanā wa qiyāmanā khāliṣan liwajhikal-karīm, wataqabbal minnā kulla a‘mālinā, waghfir dhunūbanā, waj‘alnā minal-fā’izīna biraḥmatika, yā Arḥamar-Rāḥimīn.

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang diterima ibadahnya di bulan Ramadhan. Jadikan puasa dan qiyam kami ikhlas karena-Mu. Terimalah semua amal kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan jadikan kami termasuk orang-orang yang beruntung dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih.”

Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama