-----
Rabu, 30 April 2025
Rektor Unhas
Dampingi Mendiktisaintek ke Unsulbar
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Jamaluddin Jompa, mendampingi
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Bryan Yuliarto, dalam
rangkaian kunjungan kerja ke Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Majene,
Selasa, 29 April 2025.
Mendiktisaintek dalam kunjungan kerja itu
juga didampingi oleh Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Prof Fauzan
Adziman, dan Staf Khusus Menteri Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie, dan beberapa
pejabat lainnya.
Unsulbar merupakan Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) di bawah pembinaan Unhas. Peran sebagai pembina ini merupakan mandat
sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Unhas berperan
memberikan pendampingan untuk peningkatan kapasitas melalui serangkaian program
dan kegiatan tridarma perguruan tinggi.
Prof Jamaluddin Jompa menjelaskan bahwa
Unhas sebagai PTNBH yang menjadi pembina PTN-Satker memiliki tugas utama untuk
mendukung dan mendampingi PTN-Satker dalam meningkatkan kapasitas, mutu tridharma
perguruan tinggi, serta mempersiapkan mereka menjadi PTN-BLU (Badan Layanan
Umum).
“Pembinaan ini mencakup berbagai aspek,
mulai dari perencanaan strategis, pengembangan kurikulum, hingga pengelolaan
keuangan dan sumber daya manusia. Unhas dan Unsulbar selama ini intensif
berinteraksi dalam rangka upaya mencapai tujuan tersebut,” kata Prof JJ, sapaan
akrab Prof Jamaluddin Jompa.
Dalam perjalanan darat ke Majene,
Mendiktisaintek berkesempatan meninjau Tambak Eduwisata Unhas yang berlokasi di
Bojo, Kabupaten Barru. Peninjauan singkat ini cukup mengesankan bagi Prof.
Bryan dan jajaran.
“Saya kira ini adalah bentuk pengembangan
yang perlu dilakukan oleh perguruan tinggi. Tadi saya mendapat laporan kalau
lokasi tambak ini luasnya 20 hektar, namun yang telah dikelola baru sekitar 3
hektar. Mudah-mudahan kalau tahun depan saya berkunjung sudah terkelola 20
hektar,” kata Prof Bryan.
Rombongan Mendiktisaintek tiba di
Unsulbar, Majene jelang pukul 13.00 WITA. Pada kesempatan ini, Mendiktisaintek
melakukan empat aktivitas, yaitu Peresmian Gedung Baru Fakultas Kedokteran
Unsulbar, berkunjung ke Pameran Inovasi, berdialog dengan Sivitas Akademik
Unsulbar dalam Kuliah Umum, dan meninjau beberapa fasilitas (Laboratorium
Terpadu dan Perpustakaan).
Rektor Unsulbar Prof Muhammad Abdy, menyampaikan
suka cita atas kunjungan Mendiktisaintek dan rombongan. Prof Abdy menyampaikan
laporan terkait kondisi dan perkembangan kampus Unsulbar. Dirinya berharap
pemerintah pusat memberikan dukungan terhadap Unsulbar. Beliau juga
mengungkapkan peran Unhas sebagai PTNBH Pembina yang signifikan.
“Kami banyak memperoleh manfaat dari
kehadiran Unhas sebagai pembina. Beberapa perubahan baik dalam hal tata kelola
maupun kinerja riset dan publikasi dapat kita rasakan dengan adanya
pendampingan ini,” kata Prof Abdy.
Dalam paparannya saat sesi dialog,
Mendiktisaintek Prof. Bryan Yunanto, Ph.D menguraikan tentang visi pemerintah
dan bagaimana pendidikan tinggi berkontribusi dalam pencapaian visi tersebut.
“Presiden Prabowo menegaskan bahwa
Indonesia harus menjadi negara kuat dan negara maju. Jika kita pelajari dari
kondisi negara-negara maju saat ini, maka tidak ada lain kita harus
mengembangkan pendidikan tinggi dan riset,” kata Prof Bryan.
Kampus, lanjut Prof. Bryan, harus menjadi
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, selain mengembangkan unit usaha
sendiri, perguruan tinggi juga harus membangun kolaborasi dan kerja sama dengan
berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun swasta.
Sebagai lembaga yang dihuni oleh sumber
daya manusia berilmu pengetahuan, kampus dapat menawarkan solusi atas berbagai
persoalan sosial masyarakat untuk mendukung pembangunan.
“Untuk itu, seorang Rektor harus berpikir
seperti seorang Cheif Executive Officer atau CEO, harus berpikiran luas. Rektor
tidak hanya sekedar memikirkan bagaimana menyelesaikan kurikulum, tetapi
memikirkan penyelesaian masalah yang lebih besar, yang berkembang di luar
kampus,” kata Prof Bryan.
Ia juga menegaskan beberapa pergeseran dan
penyesuaian kebijakan dalam bidang pendidikan tinggi. Saat ini,
Kemendiktisaintek memperkenalkan semboyan “Kampus Berdampak” sebagai elaborasi
dari program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka yang telah dilaksanakan
sebelumnya. (kia)