Rektor Unhas Dampingi Mendiktisaintek ke Unsulbar

KUNJUNGAN MENTERI. Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa (baju putih berdiri di depan, ketiga dari kiri), mendampingi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Bryan Yuliarto, dalam rangkaian kunjungan kerja ke Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Majene, Selasa, 29 April 2025. (Foto: HumasUnhas)

 

-----

Rabu, 30 April 2025

 

Rektor Unhas Dampingi Mendiktisaintek ke Unsulbar

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Jamaluddin Jompa, mendampingi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Bryan Yuliarto, dalam rangkaian kunjungan kerja ke Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Majene, Selasa, 29 April 2025.

Mendiktisaintek dalam kunjungan kerja itu juga didampingi oleh Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Prof Fauzan Adziman, dan Staf Khusus Menteri Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie, dan beberapa pejabat lainnya.

Unsulbar merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di bawah pembinaan Unhas. Peran sebagai pembina ini merupakan mandat sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Unhas berperan memberikan pendampingan untuk peningkatan kapasitas melalui serangkaian program dan kegiatan tridarma perguruan tinggi.

Prof Jamaluddin Jompa menjelaskan bahwa Unhas sebagai PTNBH yang menjadi pembina PTN-Satker memiliki tugas utama untuk mendukung dan mendampingi PTN-Satker dalam meningkatkan kapasitas, mutu tridharma perguruan tinggi, serta mempersiapkan mereka menjadi PTN-BLU (Badan Layanan Umum).

“Pembinaan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perencanaan strategis, pengembangan kurikulum, hingga pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia. Unhas dan Unsulbar selama ini intensif berinteraksi dalam rangka upaya mencapai tujuan tersebut,” kata Prof JJ, sapaan akrab Prof Jamaluddin Jompa.

Dalam perjalanan darat ke Majene, Mendiktisaintek berkesempatan meninjau Tambak Eduwisata Unhas yang berlokasi di Bojo, Kabupaten Barru. Peninjauan singkat ini cukup mengesankan bagi Prof. Bryan dan jajaran.

“Saya kira ini adalah bentuk pengembangan yang perlu dilakukan oleh perguruan tinggi. Tadi saya mendapat laporan kalau lokasi tambak ini luasnya 20 hektar, namun yang telah dikelola baru sekitar 3 hektar. Mudah-mudahan kalau tahun depan saya berkunjung sudah terkelola 20 hektar,” kata Prof Bryan.

Rombongan Mendiktisaintek tiba di Unsulbar, Majene jelang pukul 13.00 WITA. Pada kesempatan ini, Mendiktisaintek melakukan empat aktivitas, yaitu Peresmian Gedung Baru Fakultas Kedokteran Unsulbar, berkunjung ke Pameran Inovasi, berdialog dengan Sivitas Akademik Unsulbar dalam Kuliah Umum, dan meninjau beberapa fasilitas (Laboratorium Terpadu dan Perpustakaan).

Rektor Unsulbar Prof Muhammad Abdy, menyampaikan suka cita atas kunjungan Mendiktisaintek dan rombongan. Prof Abdy menyampaikan laporan terkait kondisi dan perkembangan kampus Unsulbar. Dirinya berharap pemerintah pusat memberikan dukungan terhadap Unsulbar. Beliau juga mengungkapkan peran Unhas sebagai PTNBH Pembina yang signifikan.

“Kami banyak memperoleh manfaat dari kehadiran Unhas sebagai pembina. Beberapa perubahan baik dalam hal tata kelola maupun kinerja riset dan publikasi dapat kita rasakan dengan adanya pendampingan ini,” kata Prof Abdy.

Dalam paparannya saat sesi dialog, Mendiktisaintek Prof. Bryan Yunanto, Ph.D menguraikan tentang visi pemerintah dan bagaimana pendidikan tinggi berkontribusi dalam pencapaian visi tersebut.

“Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi negara kuat dan negara maju. Jika kita pelajari dari kondisi negara-negara maju saat ini, maka tidak ada lain kita harus mengembangkan pendidikan tinggi dan riset,” kata Prof Bryan.

Kampus, lanjut Prof. Bryan, harus menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, selain mengembangkan unit usaha sendiri, perguruan tinggi juga harus membangun kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun swasta.

Sebagai lembaga yang dihuni oleh sumber daya manusia berilmu pengetahuan, kampus dapat menawarkan solusi atas berbagai persoalan sosial masyarakat untuk mendukung pembangunan.

“Untuk itu, seorang Rektor harus berpikir seperti seorang Cheif Executive Officer atau CEO, harus berpikiran luas. Rektor tidak hanya sekedar memikirkan bagaimana menyelesaikan kurikulum, tetapi memikirkan penyelesaian masalah yang lebih besar, yang berkembang di luar kampus,” kata Prof Bryan.

Ia juga menegaskan beberapa pergeseran dan penyesuaian kebijakan dalam bidang pendidikan tinggi. Saat ini, Kemendiktisaintek memperkenalkan semboyan “Kampus Berdampak” sebagai elaborasi dari program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka yang telah dilaksanakan sebelumnya. (kia)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama