Di Sulawesi Selatan, Muhammadiyah masuk pada 1926 sebagai cabang (Pimpinan Cabang, dengan istilah Grup Muhammadiyah Makassar) dan berdiri sebagai wilayah (Pimpinan Wilayah, dengan sebutan Konsul Muhammadiyah Selebes Selatan) pada 1931. Hingga pelaksanaan Musyawarah Wilayah ke-39, di Kota Palopo, 24-26 Desember 2015), Muhammadiyah Sulsel telah memiliki 14 ketua. Ketua pertama KH Abdullah, dan ketua ke-14 Prof Ambo Asse. (Kreasi foto: Asnawin Aminuddin)
------------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 27 Desember 2015
Ketua Muhammadiyah Sulsel dari Masa ke Masa
Organisasi atau persyarikatan Muhammadiyah berdiri pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah
atau 18 November 1912 Masehi. Pendirian organisasi ini dimotori oleh KH Ahmad
Dahlan dan kawan-kawan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di Sulawesi Selatan, Muhammadiyah masuk
pada 1926 sebagai cabang (Pimpinan Cabang, dengan istilah Grup Muhammadiyah
Makassar) dan berdiri sebagai wilayah (Pimpinan Wilayah, dengan sebutan Konsul
Muhammadiyah Selebes Selatan) pada 1931.
Hingga pelaksanaan Musyawarah Wilayah
(Musywil) ke-39, di Kota Palopo, 24-26 Desember 2015), Muhammadiyah Sulsel
telah memiliki 14 ketua. Ketua pertama KH Abdullah, dan ketua ke-14 Prof Ambo
Asse.
KH Abdullah tercatat sebagai ketua
pertama dengan sebutan Consoel Moehammadijah Celebes Selatan. KH Abdullah
menjabat sebagai ketua pada periode kepengurusan 1931-1938.
Selanjutnya, ketua ke-2, Haji Andi
Sewang Daeng Muntu, pada periode kepengurusan 1938-1957. Ketua ke-3, H Kuraisy
Djailani, pada periode kepengurusan 1957-1966. Ketua ke-4, H Abdul Wahab Radjab,
pada masa kepengurusan 1966-1971.
KH Muhammad Akib menjabat ketua ke-5
pada masa bakti 1968-1971, selanjutnya ketua ke-6 atas nama KH Abdul Djabbar
Ashiry, dengan periode kepengurusan 1971 – 1975.
Ketua ke-7, H Ahmad Makarausu Amansyah,
dengan masa kepengurusan 1975-1977, kemudian ketua ke-8, Drs Muhammad Saleh
Hamdani, pada masa kepengurusan 1977-1980, dan berikutnya ketua ke-9, KH Muhammad
Sanusi Maggu, pada periode kepengurusan 1980-1984.
KH Djamaluddin Amien BA kemudian
terpilih ketua ke-10 dengan periode kepemimpinan yang cukup panjang, yakni
selama tiga periode, dimulai para periode 1984-1990, selanjutnya periode 1990-1995,
dan terakhir pada periode 1995-2000.
Ketua ke-11, Drs KH Nasruddin Razak,
dengan masa kepengurusan 2000-2005. Selanjutnya ketua ke-12, Drs KH Baharuddin
Pagim, dengan masa kepengurusan 2005-2010, dan ketua ke-13, Dr KH Muhammad Alwi
Uddin MAg, pada periode kepengurusan 2010-2015.
Prof Ambo
Asse sebagai ketua ke-14, akan melaksanakan amanah pada periode kepengurusan
2015-2020. KH Ambo Asse sekaligus tercatat sebagai Ketua Muhammadiyah Sulsel pertama
yang bergelar profesor (Guru Besar). (asnawin aminuddin)
Informasi yang sangat berharga..
BalasHapusSaya minta tolong Ketua Umum MUI Sul-Sel dari masa ke masa, PakPedomanKarya.... Makasih nbanyak
Informasi yang sangat berharga..
BalasHapusSaya minta tolong Ketua Umum MUI Sul-Sel dari masa ke masa, PakPedomanKarya.... Makasih nbanyak