TAWAF SOSIAL. Dalam beberapa hari di Sulsel, Anggota DPD RI, AM Iqbal Parewangi menghadiri Musywil Muhammadiyah & Aisyiyah Sulsel di Palopo, bersilaturahim dengan warga Ponpes Darul Istiqamah dari Luwu, Luwu Timur, dan Enrekang, bersilaturahim dengan tokoh & warga NU di Enrekang, menemui kelompok kreatif ibu-ibu pengolah dodol salak, berdialog dengan Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, Pemuda DDI, Nasyiatul 'Aisyiyah, IMM, IPM dan sejumlah OKP di Palopo, serta memberikan kuliah umum di UIN Alauddin Makassar. (Kreasi foto: Asnawin Aminuddin)
--------
PEDOMAN KARYA
Jumat,
1 Januari 2016
Tawaf Sosial ala
Iqbal Parewangi
Sebenarnya tidak terlalu penting, karena ini hanya postingan kecil
dari seorang AM Iqbal Parewangi, melalui akun Facebook-nya pada 28 Desember
2015 pukul 23:50. Namun, saya merasa tertarik mengangkatnya ke media massa,
karena ada pelajaran yang bisa dipetik dari postingan tersebut, apalagi AM
Iqbal Parewangi adalah Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonedia (DPD
RI) dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan.
Pada kalimat pertama postingan tanpa judul tersebut, Iqbal
Parewangi yang kelairan Wajo,
22 November 1965, menulis begini: “Menguras
tenaga, memang, tapi juga menggugah bahagia.”
Kalimat pertama tersebut tentu saja bukan keluhan, tetapi sekadar
menyampaikan bahwa ia capek karena dirinya mengikuti berbagai macam kegiatan
dalam beberapa hari secara berturut-turut. Namun meskipun capek, dirinya merasa
bahagia. Rangkaian kegiatan tersebut ia beri nama tawaf sosial.
Pada kalimat berikutnya, Iqbal menulis begini: “TAWAF SOSIAL kali
ini cukup maraton. Dari Musywil Muhammadiyah & Aisyiyah Sulsel di Palopo...
Lanjut silaturahim dg warga Ponpes Darul Istiqamah di Luwu, Luwu Timur dan
Enrekang... Silaturahim malam dg tokoh & warga NU di Enrekang... Kunjungan
pengawasan di sejumlah KPU penyelenggara PIlkada serentak 2015 di Sulsel...
Temui kelompok kreatif ibu-ibu pengolah dodol salak di pelosok Gura nun jauh di
kaki gunung Latimojong... Dialog inspiratif dengan para sobat muda dari Pemuda
Muhammadiyah, GP Ansor, Pemuda DDI, Nasyiatul 'Aisyiyah, IMM, IPM dan sejumlah
OKP di Palopo, Pangkep dan menyusul Pinrang... Hingga kuliah umum dan
ramah-tamah dg civitas akademika berprestasi di UIN Alauddin Makassar.”
Membaca satu per satu rangkaian kegiatan itu saja sudah cukup
melelahkan, apalagi bagi ayah tiga anak dan suami dari Yusrah Taqiyah Tajuddin,
yang menjalaninya.
Maka sungguh sangat wajar kalau pada kalimat pembuka postingannya,
Iqbal Parewangi yang terpilih sebagai Anggota DPD RI dengan perolehan 233.785 suara, menulis: “Menguras tenaga...”
Pada kalimat penutup, ia kembali mengungkapkan perasaan yang sama
dengan menulis: “LELAH, ya, dan tentu saja LEGA. Amanah tunai setahap demi
setahap. Alhamdulillah..... @Salam takzim.”
Pelajaran menarik yang bisa dipetik selain soal pertanggungjawaban
moral selaku Anggota DPD RI kepada masyarakat (khususnya konstituen pada daerah
pemilihannya), yaitu Iqbal Parewangi menggunakan istilah tawaf sosial.
Bagi orang Islam, tawaf tentu bukan kata yang asing, karena tawaf
bagian dari kegiatan ibadah yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang melaksanakan
Ibadah Haji atau Ibadah Umrah.
Tawaf adalah berjalan mengelilingi Kakbah tujuh kali (arahnya
berlawanan dengan jarum jam atau Kakbah ada di sebelah kiri kita) sambil berdoa.
Dengan demikian, tawaf sosial dapat diartikan sebagai perjalanan yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, yang memang wajib
dilakukan oleh wakil rakyat, baik wakil rakyat di DPRD kabupaten dan kota,
maupun wakil rakyat di DPR RI dan DPD RI.
Selamat dan sukses kepada saudaraku AM Iqbal Parewangi. Perjalanan
saudaraku sebagai wakil rakyat di DPD RI masih panjang. Butuh semangat pantang
menyerah, ketenangan, dan tawakkal kepada Allah SWT untuk dapat melaluinya
dengan baik selama lima tahun. Semoga dapat dilalui dengan baik. (asnawin aminuddin)