“Biasanya saya selalu datang ke kantor paling awal dan pulang paling akhir.”
- Mappairwan -
(Kasubag Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar)
-------------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 13 Mei 2016
Mappairwan, Pegawai Teladan Bekerja Tanpa Pengawasan
Pegawai teladan tidak harus dibuktikan dengan sertifikat atau penghargaan,
karena keteladanan itu sesungguhnya adalah bekerja tanpa pamrih, penuh
dedikasi, dan berupaya melakukan yang terbaik.
Keteladan seperti itulah yang dicontohkan Mappairwan SSos dalam menjalankan
tugas sehari-hari sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Takalar.
“Biasanya saya selalu datang ke kantor paling awal dan pulang paling akhir,”
kata pria kelahiran Takalar, 31 Desember 1962, kepada “Pedoman Karya”, di
kantornya, beberapa waktu lalu.
Mappairwan yang kini menjabat Kepala Sub Bagian (Kasubag) Keuangan Dinas
Kelautan dan Perikanan Pemkab Takalar, mengatakan, dalam bekerja dan dalam menjalani
hidup, dirinya tidak mencari kesenangan, tetapi mencari ketenangan.
Karena itulah, suami dari Hj Asma (pegawai Puskesmas Polongbangkeng Utara,
Kabupaten Takalar) mengaku selalu bekerja sepenuh hati, penuh dedikasi, dan tidak
memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk kepentingan pribadi.
“Kita harus bekerja tanpa pengawasan, karena pengawasan itu sesungguhnya
melekat pada diri kita masing-masing, bahwa apa pun yang kita lakukan selalu diawasi
dan dilihat oleh Allah SWT,” ujar Mappairwan sambil menunjuk ke atas.
Sebelum menduduki jabatan Kasubag Keuangan, dirinya sudah berkali-kali
pindah tugas, termasuk bertugas di daerah lain di luar Takalar.
Pertama kali bekerja, Mappairwan diangkat sebagai tenaga kontrak pemerintah
pusat yang ditempatkan pada Dinas Perkebunan Kabupaten Pangkep tahun 1984-1985.
Setelah itu (1986), dirinya ditempatkan sebagai tenaga lapangan pada Dinas
Perkebunan Kabupaten Barru, kemudian dipindahkan ke Sinjai (1987) dan di Bone
(1988).
“Saya bersama beberapa teman ditempatkan di Bone karena kebetulan ada
masalah yang harus diselesaikan disana. Setelah masalah tersebut teratasi, saya
kemudian melapor kepada pimpinan dan ternyata saya kemudian diangkat menjadi PNS.
Saya ditempatkan di Takalar sebagai tenaga Program Pengwilayahan Komoditas Khusus,”
tutur Mappairwan.
Tahun 1990, ia dipindahkan ke PT Kapas Garuda Putih di Sidrap. Perusahaan yang
sebelumnya bernama PT Uniteks itu berada di bawah naungan Dinas Perkebunan
Tingkat I Provinsi Sulsel.
Tahun 1991 hingga 1998, dirinya ditempatkan kembali di Takalar sebagai
pegawai Dinas Perkebunan Takalar. Tahun 1999 hingga 2009, ia dipindahkan ke
Dinas Pertanian Rakyat.
Selama empat tahun berikutnya (2010-2013), ayah dua anak ini ditempatkan di
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, sedangkan dalam dua tahun
terakhir (2014-2016), ia ditempatkan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Takalar.
“Kita bekerja saja dengan baik, tidak perlu memburu jabatan, karena pasti
pimpinan akan menilai kinerja kita masing-masing,” ujar Mappairwan. (hasdar sikki/asnawin)
Tags
Sosok