SIAGA 24 JAM. Untuk menghadapi cuaca ekstrim pada musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Takalar telah menyiapkan posko khusus siaga bencana 1x24 jam, dalam rangka membantu melayani masyarakat dari gangguan bencana. Inzet: Syaharuddin. (ist)
------
Ahad, 29 Januari 2017
Badan
Penanggulangan Bencana Takalar Siaga 24 Jam
TAKALAR,
(PEDOMAN KARYA). Untuk
menghadapi cuaca ekstrim pada musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Takalar telah menyiapkan posko khusus siaga bencana, 1x24 jam dalam
rangka membantu melayani masyarakat dari gangguan bencana.
“Pada posko penanggulangan tersebut, kami
juga menyiapkan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang beranggotan 36 personil yang siap
siaga dengan segala perlengkapan yang akan dibutuhkan untuk membantu melayani masyarakat
yang terkena bencana,” kata Kepala BPBD Kabupaten Takalar, Syaharuddin, kepada "Pedoman Karya", di ruang kerjanya, belum lama ini.
Dia mengatakan, kondisi wilayah Kabupaten
Takalar memang sangat rawan bencana, utamanya bencana banjir dan angin puting
beliung, serta abrasi dan longsor.
“Olehnya itu, ketika memasuki musim hujan
kami menerapkan sistem siaga satu untuk mewanti-wanti terjadinya masalah
bencana,” ujar Syaharuddin.
Ada beberapa tempat-tempat tertentu yang
setiap tahunya sering terkena bencana, seperti abrasi pantai dan angin puting
beliung di Desa Tamalate, Desa Tamasaju, Desa Pa’lalakkang, Desa Popo di
Kecamatan Galesong Utara, Kecamatan Galesong Kota, dan Kecamatan Galesong
Selatan.
Banjir dan angin puting beliung di
Kelurahan Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, dan angin puting beliung
di Desa Punaga, dan Desa Boddia Kecamatan Mangarabombang.
Khusus di Kelurahan Canrego, ada empat lingkungan
paling sering terendam banjir, yakni Lingkungan Tana-tana, Lingkungan
Bontonompo, Lingkungan Ciniayo, dan Lingkungan Pangkalan.
“Wilayah tersebut merupakan dataran
paling rendah, sehingga kalau terjadi hujan segala penjuru air tumpah di wilayah
itu,” kata Syaharuddin.
Baru-baru ini kurang lebih 15 hektar
lahan persawahan yang sudah ditanami padi terendam banjir dan 160 KK warga
terisolasi. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Takalar telah
menurunkan bantuan logistik berupa beras, minyak goreng, gula pasir ikan
kaleng, kecap, mie instan, dan lain-lain.
Untuk wilayah Galesong penanganan
mengenai abrasi pantai sepanjang pesisir Pantai Galesong mulai dari Desa
Tamalate, Desa Tamasaju, Desa Pa’lalakkang, Desa Bontosunggu, Desa Popo, dan
Desa Mangindara.
Khusus untuk wilayah Galesong yang
dianggap rawan bencana abrasi, BPBD mendapatkan bantuan dana hibah dari
Kementerian Keuangan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Republik Indonesia sebesar Rp 10 miliar. Anggaran tersebut sudah dipersiapkan
untuk membuat tanggul pemecah ombak sepanjang Pantai Tamalate sampai ke
Mangindara.
“Kami juga telah memberikan bantuan
perbaikan rumah berupa atap seng, balok, dan paku untuk dapat meringankan beban
mereka yang terkena bencana angin puting beliung, yakni 32 KK untuk wilayah
Kecamatan Galesong dan delapan KK untuk wilayah Kecamatan Mangarabombang,”
papar Syaharuddin. (Hasdar Sikki/win)