PEMILIHAN DEKAN. Hanya empat bulan setelah meraih gelar profesor atau Guru Besar Tetap dalam bidang arkeologi, Prof Akin Duli sudah terpilih menjadi Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, pada Senin, 27 Maret 2017. (Foto: M Dahlan Abubakar)
-----
Rabu,
29 Maret 2017
Empat Bulan Jadi
Profesor, Akin Duli Terpilih Jadi Dekan
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA).
Hanya empat bulan setelah meraih gelar profesor atau Guru Besar Tetap dalam
bidang arkeologi, Prof Akin Duli sudah terpilih menjadi Dekan Fakultas Ilmu
Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Akin Duli yang kini masih menjabat Wakil
Dekan II FIB, menerima jabatan Guru Besar Tetap dalam bidang arkeologi pada Kamis,
3 November 2016. Empat bulan kemudian, tepatnya pada Senin, 27 Maret 2017, dia
terpilih terpilih menjadi Dekan FIB.
Pria kelahiran Kumila, Luwu, 16 Juli
1964, memang belum dilantik menjadi dekan, tetapi ia meraih suara terbanyak
pada Pemilihan Dekan FIB dalam Rapat Senat FIB Yang Diperluas, di Aula Prof
Mattulada, Senin, 27 Maret 2017.
Pada pemilihan tersebut, Akin Duli meraih
dukungan 15 suara, dari 28 suara / anggota senat fakultas yang hadir. Tiga
calon dekan lainnya, yakni Prof Dr Abdul Rasyid Asba, Dr Mardi M Amin, dan Prof
Dr Noer Jihad, masing-masing memperoleh 7, 4, dan 2 suara. Sebenarnya FIB
memiliki 29 anggota senat, tetapi satu anggota senat yakni Prof Lukman, tidak
hadir karena sedang bertugas di Universitas Hankuk, Korea Selatan.
Sebagaimana aturan yang ada, tiga nama
peraih suara terbanyak, yakni Akin Duli, Abdul Rasyid Asba, dan Mardi Amin,
akan dikirim kepada Rektor Unhas untuk dipilih salah satu di antaranya menjadi Dekan
FIB periode 2017-2021, menggantikan Prof Drs Burhanuddin Arafah MHum PhD, yang masa
jabatannya berakhir pada 17 Mei 2017.
Burhanuddin Arafah seusai acara pemilihan
dekan menyampaikan rasa syukurnya atas lancarnya pemilihan calon dekan
pengganti dirinya.
“Pemilihan ini berlangsung demokratis
dan terbuka. Ketiganya memliki hak yang sama dan apa pun yang ditetapkan Rektor
Unhas, kita harus harus terima dengan lapang dada,” ujar Burhanuddin. (mda/win)