GenRe merupakan salah satu mitra BKKBN untuk mempersiapkan para remaja berperan penting dalam Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Oleh sebab itu, GenRe juga mencakup Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja dengan sasaran remaja dan mahasiswa dan juga Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dengan sasaran keluarga.
--------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 31 Oktober 2018
GenRe,
Ujung Tombak Program KKBPK
Oleh: M Dahlan Abubakar
(Ketua Ikatan Penulis Keluarga
Berencana/IPKB Sulsel)
Indonesia saat ini
sedang bersiap-siap menyambut datangnya bonus demografi yang diperkirakan
terjadi pada gelombang pertama tahun 2034, berarti 16 tahun lagi. Saat ini,
penduduk Indonesia berjumlah 265 juta, dan menurut Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, pada tahun 2045 nanti, jumlah
penduduk Indonesia akan mencapai 321 juta.
“Dari jumlah itu,
diperkirakan 209 juta jiwa termasuk usia produktif,” kata Bambang Brodjonegoro
ketika berlangsung pertemuan Sensus Penduduk 2020 di Jakarta, Februari 2018,
sebagaimana dilansir media daring.
Usia produktif tersebut,
menurut Biro Pusat Statistik (BPS), adalah mereka yang berumur antara 15-64
tahun.
Jika kita melihat peta
usia penduduk Indonesia tahun 2018 ini, yang berusia 15-19 yang disebut awal
usia produktif mencapai angka 11.378.700 jiwa; usia 20-24 tahun: 11.097.100
jiwa; usia 25-29 tahun 10.630.700 jiwa.
Usia 30-34 tahun
10.270.300 jiwa; usia 35-39 tahun 10.017.500 jiwa; usia 40-44 tahun 9.594.100
jiwa; 45-49 tahun 8.718.100 jiwa; 50-54 tahun 7.489.900 jiwa; 55-59 tahun
6.120.900 jiwa; 60-64 tahun 4.688.900 jiwa (batas atas usia produktif) ; 65-69
tahun 3.141.500 jiwa; 70-74 tahun 1.938.900 jiwa dan 75 tahun ke atas mencapai
2.012.300 jiwa. (sumber: Katadata.co,id).
Salah satu cara untuk
mengoptimalkan bonus demografi ini, kata Menteri/Kepala Bappenas hanya dapat
dicapai dengan menjaga tingkat rasio fertilitas (angka kelahiran) menjadi 2,1.
Yang patut diantisipasi
adalah revolusi industri 4,0 dengan adanya digitalisasi akan berpengaruh kepada
terjadinya pengurangan tenaga kerja manusia. Meskipun akan banyak tenaga kerja
baru akibat revolusi industri tersebut, namun jumlahnya tidak sebanding dengan
mereka yang terpaksa menganggur karena terbatasnya pengetahuan, terutama
keterampilan menguasai informasi dan
teknologi.
Generasi
Berencana (GenRe)
Berdasarkan data bahwa
usia produktif dimulai pada umur 15 tahun, jelas yang disasar adalah para
remaja. Remaja kita saat ini sangat rentan dengan pengaruh kehidupan manusia
milenial yang dialamatkan kepada mereka yang masih remaja. Di kelompok remaja
rentan dengan perilaku menyimpang,
seperti sex bebas, pernikahan dini, ketergantungan pada obat-obatan
terlarang, dan bahaya AIDS.
Melihat resistensi
perilaku menyimpang tersebut, sudah pastilah kaum remaja kita membutuhkan perhatian kita semua. Mereka
memerlukan pendampingan orang tua, masyarakat lingkungan, dan negaranya.
Bertolak belakang dari
problem itulah, Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang
merupakan representasi pemerintah yang bertanggung jawab menjalankan program
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR).
“Program ini memfasilitasi
remaja agar belajar memahami dan mempraktikkan perilaku hidup sehat dan
berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi
Berencana (GenRe),” tulis Tubagus Encep
di media daring.
GenRe merupakan salah
satu mitra BKKBN untuk mempersiapkan para remaja berperan penting dalam Program
Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Oleh sebab
itu, GenRe juga mencakup Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja dengan sasaran
remaja dan mahasiswa dan juga Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dengan
sasaran keluarga.
Ruang lingkup PIK
Remaja jelas bergerak di lingkungan sekolah, yakni Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan (SMA/K) dan perguruan tinggi. Sedangkan yang berkaitan dengan
remaja yang di luar lembaga pendidikan, yakni yang ada di lingkungan keluarga,
itulah yang merupakan bidang yang disasar BKR.
Untuk menyemangati
mereka yang tergabung dalam PIK Remaja dan BKR ini, BKKBN pun merancang ajang
kompetisi, tingkat provinsi hingga ke tingkat nasional. Berbagai jenis lomba
disiapkan buat mereka yang berkaitan
dengan inovasi kegiatan yang berhubungan dengan program KKBPK.
Penghargaan yang diberikan
kepada mereka itu biasanya diserahkan pada saat peringatan Hari Keluarga
Nasional (Harganas) yang dilaksanakan secara bergilir di berbagai provinsi.
Bahkan, para juara GenRe tingkat provinsi dikompetisikan pada saat Harganas tersebut. Bahkan dapat
dikatakan, Harganas merupakan “pesta” bagi para GenRe untuk menampilkan
kemampuan mereka.
BKKBN memberi perhatian
besar terhadap kelompok GenRe ini karena memahami benar peran mereka ikut
menyukseskan program KKBPK, khususnya menunda usia nikah, mencegah terjadinya
pernikahan dini, dan memberi pemahaman akan pentingnya program KKBPK.
Program GenRe ini juga
mengacu dan merujuk pada 8 fungsi keluarga, yakni fungsi agama (pemberian
nilai-nilai religi yang baik sebagai bekal hidup); fungsi budaya (hidup sebagai
mahluk sosial dalam bentuk interaksi yang baik antara satu sama lainnya).
Fungsi cinta kasih
sayang (yang diberikan orangtua kepada anak tidak hanya belajar menyayangi,
tetapi menghargai orang lain); fungsi perlindungan (menjadi keluarga sebagai
tempat berlindung guna menemukan rasa aman dan nyaman).
Fungsi reproduksi
(remaja agar memahami fungsi reproduksi secara sehat dan benar melalui
pernikahan yang sah dan teguh dalam menjaga kesucian reproduksi hingga
menikah); fungsi sosialisasi dan pendidikan (memberikan pemahaman kepada remaja
akan pentingnya hidup bersosialisasi yang baik dan benar).
Fungsi ekonomi
(pentingnya keluarga memberikan pemahaman akan pentingnya mencari sumber
pendapatan yang baik dan menggunakannya melalui kehidupan berhemat dan menabung);
dan fungsi lingkungan (keluarga hendaknya dapat mengaktualisasikan diri dengan
bersikap bersih dan disiplin).
Jika remaja kita
mengamalkan delapan fungsi keluarga dan posisinya dalam program KKBPK melalui
GenRe, tidak keliru jika kita mengatakan GenRe dapat memosisikan diri sebagai
ujung tombak penyuksesan program ini.*