Penulis (kiri) foto bersama Aipda Hamzah, Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) di Kompleks Perumahan Berlian Indah pallangga, Desa Jenetallasa dan Desa Panakkukang, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Kamis, 08 November 2018. (dokumentasi pribadi)
-------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 08 November 2018
Aipda
Hamzah, Bhabinkamtibmas Jenetallasa dan Panakkukang
Namanya
Aipda Hamzah. Saat ini ia mendapat amanah sebagai Bhabinkamtibmas (Bhayangkara
Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Jenetallasa dan Desa
Panakkukang, yang masuk wilayah Kepolisian Sektor (Polsek) Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.
“Sekarang
satu orang Bhabinkamtibmas membawahi dua desa atau kelurahan,” kata Aipda
Hamzah, dalam bincang-bincang dengan Pedoman
Karya, di Gowa, Kamis, 08 November 2018.
Pertemuan
dengan Aipda Hamzah berlangsung secara tidak sengaja di Kompleks Berlian Indah
Pallangga, Desa Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.
Ia
mendampingi Tim Penilai Lomba Lorong Sehat Tingkat Kabupaten Gowa, untuk
meninjau Lorong Sehat di Kompleks Berlian Indah Pallangga, Desa Jenetallasa, yang
mewakili Kecamatan Pallangga pada Lomba Lorong Sehat Tingkat Kabupaten Gowa
Tahun 2018.
Turut
mendampingi Tim Penilai Lomba Lorong Sehat Tingkat Kabupaten Gowa, antara lain
Ketua Tim Penilai Lomba Lorong Tingkat Kecamatan Pallangga, Rismawati Kadir
Nyampa, dan Kepala Desa Jenetallasa, Asrul ST.
Setelah
rombongan Tim Penilai Lomba Lorong Sehat selesai melaksanakan tugasnya dan
kemudian pamit meninggalkan Kompleks Berlian Indah Pallangga, Aipda Hamzah
tidak langsung pergi, tapi memilih tinggal sejenak untuk berbincang-bincang dengan
warga kompleks perumahan.
Saat
berbincang-bincang itulah, kami mengetahui bahwa usia Aipda Hamzah masih
tergolong muda. Pria asal Bontonompo Gowa ini lahir pada tahun 1980. Namun,
dengan tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas, ia harus mampu bergaul dan menyatu
dengan masyarakat dengan latar belakang usia dan profesi berbeda, mulai
anak-anak sampai orang tua, mulai pengangguran sampai pejabat tinggi di daerah
binaannya.
Kemampuan
bergaul dan menyatu dengan masyarakat itu ditunjang oleh keterampilan dan
kompetensi tambahan yang dimiliknya sebagai seorang da’i, seorang penceramah
agama.
“Yah, sekadar berbagi
sambil melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban
di tengah masyarakat, kalau kebetulan ada warga yang sedang kumpul-kumpul,
termasuk kalau ibu-ibu majelis taklim mengadakan pengajian, karena mengumpulkan
warga itu sulit dilakukan, jadi saya manfaatkan kesempatan mendatangi atau
berada di tengah-tengah masyarakat kalau mereka sedang kumpul-kumpul,” ungkap Aipda
Hamzah merendah. (asnawin)