KKN
TEMATIK. Dari kiri ke kanan, Kabid Pengendalian Penduduk BKKBN Perwakilan Sulsel Drs Djalaluddin Abdullah, perwakilan mahasiswa KKN Novia Sasmita dan Nur Sandi
Marsuni, Rektor Unismuh Dr Abdul Rahman Rahim, dan Ketua LP3M Unismuh Dr H Abubakar Idhan (paling kanan), (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
-------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 07 November 2018
Ketika
Kampung KB Jadi Objek KKN Tematik
Oleh: Asnawin Aminuddin
(Pengurus Ikatan
Penulis Keluarga Berencana/IPKB Sulsel)
Istilah Kampung Keluarga
Berencana atau Kampung KB baru muncul dalam dua tahun terakhir, tepatnya sejak
Januari 2016, tetapi gaungnya cukup besar dan menarik perhatian berbagai pihak,
termasuk kalangan perguruan tinggi.
Ketertarikan itu bahkan
direalisasikan dengan terjalinnya kerjasama antara perguruan tinggi dengan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Salah satu bentuk
kerjasama yang dilakukan yaitu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
yang menjadi Kampung KB sebagai objek.
Kerja sama itulah yang
dilakukan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dengan BKKBN Perwakilan
Sulawesi Selatan, dan diwujudkan dengan melaksanakan KKN Tematik di di
Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, yang memiliki Kampung KB.
“Kami terus-menerus
melakukan inovasi dalam pelaksanaan KKN dan kali ini Unismuh Makassar
menggandeng BKKBN Sulsel untuk pelaksanaan KKN Tematik di Kabupaten Gowa,” kata
Rektor Unismuh Makassar Dr H Abdul Rahman Rahim.
Rahman Rahim selaku Rektor
Unismuh berharap mahasiswa Unismuh Makassar mensosialisasikan program
Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKB-PK).
Harapan yang sama
dikemukakan Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel yang diwakili Kabid Pengendalian
Penduduk Drs Djalaluddin Abdullah MM.
“Peningkatan peran
mahasiswa KKN dalam mensosialisasikan Kependudukan Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga, akan memberikan manfaat ganda, yaitu bagi mahasiswa
sendiri menjadi lebih memahami isu kependudukan, serta bagi masyarakat di
lokasi KKN yang mendapatkan penjelasan dari mahasiswa KKN,” tutur Djalaluddin.
Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Unismuh Makassar, Dr H
Abubakar Idhan, mengatakan, pelaksanaan KKN Tematik baru pertama kali diadakan
oleh Unismuh Makassar.
“Untuk pelaksanaan KKN
tematik yang pertama ini, Unismuh Makassar menggandeng BKKBN Sulel yang
merupakan tindak-lanjut dari perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani
kedua pihak,” jelas Abubakar.
Dia mengatakan, Unismuh
Makassar memilih Kecamatan Bajeng untuk pelaksanaan KKN Tematik bekerjasama
dengan BKKBN Sulsel, karena di Kecamatan Bajeng terdapat Kampung KB.
Peningkatan
Kualitas Hidup
Apa sebenarnya Kampung
KB itu? Mengapa tiba-tiba jadi pembicaraan? Sudah sejauh mana hasilnya dalam
dua tahun sejak dicanangkannya?
Kampung KB dibentuk dengan
berbagai belakang, antara lain karena Program KB tidak lagi bergema, tidak lagi
terdengar gaungnya seperti pada era Orde Baru, sementara di sisi lain,
pemerintah ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di tingkat
kampung atau yang setara melalui program KKB-PK, serta pembangunan sektor
terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Pertimbangan lain,
perlunya penguatan program KKB-PK yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
dan untuk masyarakat, serta mewujudkan cita-cita pembangunan Indonesia. Pemerintah
juga tentu ingin mengangkat dan menggairahkan kembali program KB guna
menyongsong tercapainya bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada tahun
2010 – 2030.
Dengan demikian, maka
tujuan dibentuknya Kampung KB yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui program KKB-PK, serta
pembangunan sektor terkait lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
berkualitas.
Secara khusus, Kampung
KB ini dibentuk selain untuk meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non-pemerintah
dan swasta dalam memfasilitasi, mendampingi, dan membina masyarakat untuk
menyelenggarakan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait, juga untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan.
Tentu saja ada beberapa
syarat dan kriteria pembentukan Kampung KB, tetapi sasaran kegiatan yang
merupakan subyek dan obyek dalam pelaksanaan kegiatan operasional pada Kampung
KB , yaitu keluarga PUS (pasangan usia subur), lansia, remaja, keluarga yang
memiliki balita, serta keluarga yang memiliki remaja dan keluarga yang memiliki
lansia.
Program
Pembangunan Terpadu
Perlu juga diketahui
bahwa kegiatan yang dilakukan pada Kampung KB tidak hanya identik dengan
penggunaan dan pemasangan kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah program
pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program pembangunan
lainnya.
Wadah Kampung KB dapat dijadikan
sebagai wahana pemberdayaan masyarakat melalui berbagai macam program yang
mengarah pada upaya mengubah sikap, perilaku, dan cara berpikir (mindset)
masyarakat ke arah yang lebih baik.
Dengan perubahan pola pikir
dan perilaku tersebut, kampung yang tadinya tertinggal dan terbelakang, dapat
sejajar dengan kampung-kampung lainnya. Masyarakat yang tadinya tidak memiliki
kegiatan dapat bergabung dengan poktan-poktan yang ada. Keluarga yang tadinya
tidak memiliki usaha dapat bergabung menjadi anggota UPPKS (Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera) yang ada.
Ada pertanyaan yang
cukup menggelitik? Mengapa menggunakan istilah Kampung KB? Mengapa menggunakan
kata kampong? Jawabnya, karena kampung merupakan cikal bakal terbentuknya desa.
Apabila pembangunan pada seluruh kampung maju, maka desa pun akan maju. Selanjutnya,
apabila seluruh desa maju maka negara pun akan maju. Wassalam.***