KUE PELITA. Anggota DPD RI, AM Iqbal Parewangi (paling kiri) memberikan kue pelita berbungkus daun pandan kepada Ketua MUI Sulsel, AGH Sanusi Baco, disaksikan Bupati Takalar, Syamsari Kitta, pada acara Ta'aruf & Raker Majelis Ulama Indonesia (MUI) Takalar yang dirangkaikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H, di Takalar, Rabu, 05 Desember 2018. (ist)
--------
PEDOMAN KARYA
Kamis,
06 Desember 2018
Catatan Iqbal Parewangi dari Ta’aruf MUI Takalar
Anggota
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AM Iqbal Parewangi,
menghadiri acara Ta'aruf & Raker Majelis Ulama Indonesia (MUI) Takalar yang
dirangkaikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H, di Takalar, Rabu, 05
Desember 2018.
Seusai menghadiri acara tersebut, Iqbal Parewangi yang
duduk di Komite III DPD RI (membidangi keagamaan, pendidikan, kesehatan,
ekonomi kreatif, kesejahteraan masyarakat), menulis dua kali catatan yang
diposting di akun Facebook-nya.
“Oleh Islam, terjalin gravitas mulia di antara ulama dan
umara. Tidak bersekutu, tidak juga berseteru. Dan keduanya bertemu pada titik
tangkap yang sama: pelayan umat,” katanya.
Ia mengakui bahwa nuansa berkesadaran 3U (Umara, Ulama,
Umat) itu, ia rasakan hadir begitu kental pada acara tersebut dan itu terasa pada
hampir setiap lafadz yang terucap, termasuk yang sempat ia catat.
Dalam catatan Iqbal, Ketua MUI Takalar, Hasid Hasan
Palogai, mengatakan ulama itu perekat umat, bukan peresah umat. Sementara Bupati
“Santri” Takalar, Syamsari Kitta, tak gamang mengakui peran strategis ulama,
bahwa fasilitas terkadang membuat kita manja. Kehilangan militansi. Untuk itu,
kita butuh teman yang punya militansi, yaitu MUI.
Ia juga mencatat lafadz berhikmah dari Ketua Umum MUI
Sulsel, AGH Sanusi Baco Lc, yang antara lain mengatakan bahwa seorang pejabat
yang dicintai oleh rakyat, jabatannya adalah nikmat.
“Abu Jahil mengerti kebenaran, tapi menginjak-injak
kebenaran. Siapa yang sekarang mengerti kebenaran, tetapi menginjak-injak
kebenaran, itulah Abu Jahil abad 20,” kata Sanusi Baco sebagaimana dicatat
Iqbal Parewangi.
Ketua MUI Sulsel itu mengatakan bahwa amanah adalah tanggung
jawab. Jika mampu mengatakan ya pada saat harus berkata ya, maka itu adalah amanah.
Begitu pun jika mampu mengatakan tidak pada saat harus berkata tidak, maka itu adalah
amanah.
Lafadz berhikmah dari Sekretaris Umum MUI Sulsel, Prof
Ghalib, juga tidak terlepas catatan Iqbal Parewangi, yang antara lain mengatakan
tentang bagaimana merawat Keindonesiaan kita dengan semangat izzul Islama wal
Muslimin.
“Terima kasih yaa Allah senantiasa menuntun tapak demi
tapak hamba-MU untuk bersua dengan para insan yang Engkau beri hikmah,” tulis
Iqbal.
Syukur Tak Tereja
Dalam catatan berikutnya, Iqbal Parewangi yang kini maju
kembali sebagai Calon Anggota DPD RI Periode 2019-2024, Dapil Sulsel, nomor
urut 23, memulai catatannya dengan menulis kalimat, “Yambekkambeng sembari
tetap bertumpu di tongkat, Anregurutta Dr KH Sanusi Baco Lc melangkah ke stage.
Tampak kondisi beliau kian membaik. Kerapuhan fisik yang terus digerus usia pun
seperti tersaput saat beliau menyajikan tausyiah. Mengalir teratur, dengan
tutur terjaga, menjaga asa dan rasa setiap pemirsa.”
Menarik juga, yang ambekkambeng beliau adalah Sekda
Takalar. Yang kawal beliau selama di ruangan adalah Bupati, dan Ketua DPRD
Takalar. Forkopimda Takalar hadir lengkap. Ketua MUI Takalar, Ustadz Hasid
Hasan Palogai bersama pengurus PD MUI Takalar pun terlihat sumringah tanpa
kesan pongah.
“Entah beroase dimana, ada rasa takzim dan syukur tak
tereja meruangi batin ini, ketika saya tuangkan air ke gelas beliau (AGH Sanusi
Baco). Rasa itu kian gebu saat beliau terima kue pelita berbungkus daun pandan
yang saya ambilkan dari bosara’, lalu beliau nikmati perlahan sesendok demi sesendok,”
tulis Iqbal.
Di akhir catatannya, ia menulis, “Terima kasih yaa Rabb,
terus memberi hamba-MU kesempatan berada dalam suasana berkesadaran tak lumrah:
TUGAS UMARA MENGAWAL ULAMA, bukan sebaliknya.” (asnawin)