PUISI IBU. Murid-murid SD Negeri Borong, Makassar, secara bergiliran membaca puisi di atas panggung dalam rangka peringatan Hari Ibu, di halaman sekolah SD Negeri Borong, Makassar, Sabtu, 22 Desember 2018. (Foto: Rusdin Tompo)
-------
Sabtu, 22 Desember 2018
Murid
SD Baca Puisi Ibu di Hadapan Orang Tua dan Guru
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Momen penerimaan rapor di SD Negeri
Borong Makassar, Sabtu, 22 Desember 2018, terasa spesial. Penerimaan rapor yang
bertepatan dengan Hari Ibu itu dimanfaatkan dengan membaca puisi di hadapan
orang tua dan guru-guru.
Puisi karya murid-murid
kelas 1-6 itu sudah dibuat sejak dua hari sebelumnya, tapi baru dibacakan pada
Hari Ibu sebagai bentuk persembahan anak-anak kepada ibunya masing-masing, yang
datang ke sekolah untuk penerimaan rapor. Ada kisaran ratusan puisi yang dibuat
oleh keseluruhan murid.
“Agenda utama kita hari
ini adalah penerimaan rapor, tapi karena bertepatan dengan peringatan Hari Ibu,
maka anak-anak membaca puisi di hadapan orang-tuanya masing-masing,” kata Kepala
SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir MPd.
Bu Indri, begitu Kepsek
SDN Borong ini biasa disapa, mengatakan, pihaknya mengikuti arahan Kepala Dinas
Pendidikan Kota Makassar, yang meminta agar setiap peserta didik membuat puisi
tentang ibu di Hari Ibu.
Kepala Dinas Pendisikan
Kota Makassar, Dr Abd. Rahman Bando, dalam surat yang ditujukan kepada Kepala
UPTD Pendidikan Kecamatan dan Kepala Sekolah SD dan SMP negeri maupun swasta,
meminta kepada setiap peserta didik untuk membuat puisi tentang ibu lalu diviralkan
secara serentak.
Penulisan dan.pembacaan
puisi ini bukan hanya untuk melaksanakan arahan Kepala Dinas Pendidikan,
melainkan juga sekaligus bagian dari pendidikan karakter.
“Ini juga bagian dari
upaya pihak sekolah, orang tua dn siswa melasnakan program revolusi pendidikan
dari Bapak Walikota Danny Pomanto,” tambah Bu Indri.
Pembacaan puisi
dilakukan sebelum penyerahan rapor. Murid-murid dari setiap kelas naik ke
panggung yang biasa digunakan untuk pertunjukan sekolah. Orang tua mereka juga
berada di panggung, menyaksikan anaknya membaca puisi lalu memotretnya saat
anak-anak mereka membaca puisi.
Murid kelas 1 tak
ketinggalan mendapat giliran membaca puisi. Meski tidak semua lancar membaca,
tapi mereka berani tampil baca puisi dengan suara terbata-bata.
Khaerul dan Karina,
murid kelas V, sempat membuat orang-orang terharu karena keduanya membaca puisi
sambil meneteskan air mata. Puisi-puisi mereka merupakan ungkapan perasaan
sayang, cinta, rasa hormat dan terima kasih kepada orang tuanya itu begitu
menggugah.
Bahkan ada anak yang
tidak ke sekolah karena kakinya sakit, menitipkan puisinya lewat orang tuanya
untuk diberikan kepada guru. Murid itu, Salsabila, kelas IVB, menulis puisi
berjudul “Bunda adalah Semangatku”. Begini penggalan puisinya:
Di saat aku sakit,
engkau yang menyembuhkanku
Memberiku obat ...
Makanan dan minuman
Di saat aku takut
Engkau selalu ada di
sisiku...
Memelukku, menemaniku
Puisi-puisi tersebut,
kata Bu Indri, akan dijilid dan menjadi dokumen sekolah untuk disimpan di
perpustakaan sekolah.
Evhawati Bahar, guru
yang mengomunikasikan kegiatan ini kepada orang tua murid mengatakan, setiap
puisi akan diposting oleh orang tua atau si anak sendiri jika mereka punya
medsos, bisa di facebook, instagram, twitter, atau youtube. Tapi supaya bisa
viral, setiap postingan menggunakan tanda tagar yang sama, misalnya #puisi,
#puisiibu, #puisihariibu, #hariibu, #hariibu2018, dan #hariibu2018makassar. (din)