Nabi Syu’aib a.s. diutus kepada suatu kaum yang dikenal dengan nama kaum Madyan. Penduduk Madyan berperangai buruk yakni suka merampok dan menakut-nakuti orang di perjalanan. Mereka penyembah berhala yang bernama “Aikah”, yakni sebatang pohon yang dikelilingi ladang-ladang, karenanya mereka juga disebut penduduk Aikah (ashabul Aikah).
--------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 25 Mei 2019
Suluh Ramadhan
1440 H – Jalan Menuju Taqwa (20):
Adzab Allah bagi Kaum yang Menolak Ajakan Taqwa (5)
Oleh: Abdul Rakhim
Nanda
(Wakil Sekretaris Muhammadiyah Sulsel / Wakil Rektor I
Unismuh Makassar)
“Dan
kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu
selain Dia, dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sungguh aku
melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya Aku khawatir
terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).” (Hud/11 : 84)
-----
Nabi Syu’aib a.s. diutus kepada suatu kaum yang dikenal dengan nama kaum Madyan. Menurut Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi; Madyan terletak di daerah Min’an di perbatasan negeri Syam
(Syiria) dekat Hijaz. Penduduk Madyan ada, tidak
lama setelah kaum Luth binasa, mereka adalah anak keturunan Madyan bin Madyan
bin Ibrahim alaihissalam.
Masih dari Ibnu Katsir dikatakan;
penduduk Madyan berperangai buruk yakni suka merampok dan menakut-nakuti orang
di perjalanan. Mereka penyembah berhala yang bernama “Aikah”, yakni sebatang pohon yang dikelilingi ladang-ladang,
karenanya mereka juga disebut penduduk Aikah (ashabul Aikah).
Kebiasan buruk mereka adalah perniagaan curang, yakni ‘gemar
mengurangi takaran dan timbangan’, jika mengambil ditambahi, jika memberi
dikurangi, jadi ini adalah perangai yang lebih rendah lagi dari kedzhaliman.
Dan kebiasaan kaum Madyan ini ditiru oleh kebanyakan orang di sekitar kehidupan
sosial kita hingga kini.
Untuk memperbaiki keadaan kehidupan seperti ini, maka Allah
SWT mengutus Syu’aib a.s untuk memberi peringatan sebagaimana ayat 84 surah Hud.
“Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu
selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan.”
Syu’aib juga mengingatkan; “.. dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.” (QS
Hud/11 : 85). Namun yang terjadi bukannya mereka bertambah baik, melainkan malah menentang Syu’aib dan kebiasaan buruknya tambah menjadi-jadi.
Lalu Syu’aib mengingatkan mereka
sekali lagi; “Wahai kaumku, janganlah
hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat
hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum
Saleh, sedang kaum Luth tidak jauh
(tempatnya) dari kamu.” (QS Hud/11 : 89).
Meskipun sudah diberi peringatan, mereka tetap
menolak seruan ini. Sebagai
akibat penolakan kaum ini terhadap Nabi Syu’aib a.s, maka turunlah adzab berupa suara yang
menggelegar (QS Hud/11 : 94) yang menghasilkan gempa yang dahsyat (QS
al-A’raf/7 : 91) yang menyebabkan mereka mati bergelimpangan di dalam
reruntuhan rumah-rumah mereka.
Itulah pelajaran dari kisah kaum Madyan atau ashabul Aikah, dimana mereka menolak
ajakan Syu’aib a.s. untuk bertaqwa lalu mereka dibinasakan. Maka belajarlah dari ibrah dalam
kisah ini. Semoga
kita dapat memelihara ketakwaan dan dijauhkan dari adzab Allah SWT.