“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf/7: 96)
---------
PEDOMAN KARYA
Selasa,
21 Mei 2019
Suluh Ramadhan 1440 H – Jalan Menuju Taqwa (15):
Keberkahan Dibuka karena Taqwa
Oleh:
Abdul
Rakhim Nanda
(Wakil
Sekretaris Muhammadiyah Sulsel / Wakil Rektor I Unismuh Makassar)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf/7: 96)
--------
Ayat ini melukiskan gambaran
kehidupan sebuah negeri yang penduduknya mendustakan / menolak ajakan nabinya untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah, yang berakibat diturunkannya siksa dari Allah
kepada mereka disebabkan perbuatannya. Padahal mereka tahu --dari Nabi-- bahwa keberkahan
akan dibuka oleh Allah bagi orang yang iman dan taqwa.
Di awal ayat ini ada kata ‘law” (sekiranya) mereka beriman dan
bertaqwa. Singkatnya, penduduk negeri ini tidak diberi berkah, bahkan sebaliknya malah
diberikan siksa akibat kedustaannya.
Ibrah yang dapat diambil dalam
memahami ayat ini adalah bahwa manusia diberi dua pilihan oleh Allah SWT
terkait dengan ‘penataan seluruh sistem
tingkah laku kehidupan’ yang disebut pranata
dimana keduanya memiliki konsekuensi masing-masing.
Pilihannya apa? Yaitu memilih pranata
berdasar ‘iman dan taqwa’ lalu Allah
membukakan pintu berkah-Nya, atau memilih pranata berdasar ‘dusta’
lalu Allah menyiksanya.
Sepintas secara logika akal sehat,
sangat bodoh seorang manusia ataupun komunitas manusia kalau tidak memilih
pranata iman dan taqwa, namun faktanya dalam kehidupan bermasyarakat tidak sedikit
juga manusia atau kelompok manusia yang justru memilih pranata dusta sebagai
jalan kehidupannya, itulah manusia yang silau dengan kemegahan ‘perhiasan’
dunia.
-------
Artikel terkait:
--------
Sebagai komunitas insan beriman,
tidak ada pilihan lain selaku orang yang sehat dan waras dalam menata kehidupan, melainkan dengan
pondasi iman dan taqwa.
Sayyid Qutb dalam tafsir Fie Zhilalil Qur’an memberikan
penjelasan singkat mengenai kedua pilar kehidupan ini. Iman kepada Allah
membebaskan manusia atas penyembahan kepada sesama hamba dan ketergantungan
kepada kehidupan duniawi. Itulah makna merdeka yang sebenarnya dan manusia semacam inilah yang mampu
mengelola negeri dengan pengelolaan yang maju.
Sementara taqwa merupakan kesadaran mendalam yang melindungi manusia dari
semua dorongan untuk berbuat ngawur, berbohong, dan terpedaya dengan kehidupan duniawi, sekaligus
mengarahkan usaha manusia untuk berhati-hati dengan penuh perhitungan, sehingga
tidak melanggar dan tidak melampaui batas-batas aktivitas yang layak dan
maslahat.
Masyarakat yang dibangun dengan
pondasi iman dan taqwa inilah yang diharapkan menjadi penghuni negeri yang
mengundang ridha Allah untuk membukakan pintu keberkahan-Nya, sehingga menjadi
negeri adil makmur di bawah lindungan Tuhan yang Maha Pengampun (QS Saba/34 :
15).
Marilah kita senantiasa menata
seluruh sistem tingkah laku (pranata) kehidupan di atas keimanan dan ketakwaan.
Semoga dengan
taqwa kita dibukakan pintu berkah oleh Allah dan dijauhkan dari adzabNya.
-------
Baca juga: