Sifat-sifat utama orang-orang bertaqwa tersebut, yaitu pertama, beriman kepada yang ghaib, kedua, melaksanakan shalat secara kontinyu dan sempurna, serta ketiga menafkahkan sebagian rezki yang dianugrahkan Allah kepada mereka.
---------
PEDOMAN
KARYA
Senin,
13 Mei 2019
Suluh Ramadhan 1440 H – Jalan Menuju Taqwa (6):
Sifat-sifat Utama Orang-orang Beriman
Oleh:
Abdul
Rakhim Nanda
(Wakil
Sekretaris Muhammadiyah Sulsel / Wakil Rektor I Unismuh Makassar)
Allah SWT berfirman yang artinya: "(yaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (Al-Baqarah/2 : 3)
Kata
muttaqin (orang-orang bertaqwa) yang menjadi pokok bahasan pada bagian ini
terdapat di ayat 2. Oleh karena terbatasnya ruang, maka uraiannya langsung
dimulai pada ayat 3 yang memberikan gambaran tentang orang-orang bertaqwa
dengan sifat-sifat utamanya.
Sifat-sifat utama orang-orang bertaqwa tersebut, yaitu pertama, beriman kepada yang
ghaib, kedua, melaksanakan shalat secara kontinyu dan sempurna, serta ketiga, menafkahkan
sebagian rezki yang dianugrahkan Allah kepada mereka.
Berikut
uraian singkat sifat dan kebiasaan orang-orang bertaqwa dalam ayat 3 ini.
Sifat
pertama, beriman kepada yang ghaib, yakni kepada sesuatu yang tidak diketahui
hakekatnya, tidak dapat dilihat atau diraba, tetapi dipercayai adanya hanya
melalui informasi dari Al-qur’an dan atau Sunnah Rasulullah Muhammad SAW.
Oleh
karena itu, perkara ghaib menjadi objek iman. Puncak keimanan kepada yang ghaib
adalah beriman kepada Allah yang Maha Memiliki yang ghaib dan beriman kepada
segala informasi yang difirmankan-Nya.
Adalah
Sayyid Quthub mengantar kita memahami alam ghaib dengan sebuah ungkapan bahwa
beriman kepada yang ghaib adalah tangga yang dilalui untuk meningkatkan diri
dari tingkat ‘binatang’ yang hanya mengandalkan pancainderanya, menuju tingkat
‘manusia’ yang menyadari bahwa ada wujud yang jauh lebih besar dan lebih luas
dibanding alam nyata ini.
Ketika
orang merasakan hidupnya hanya di alam nyata, maka orang itu membatasi hidupnya
di alam yang sempit lagi sesak.
Sebaliknya,
orang yang mampu mensinergikan hidupnya dengan mengembara di alam keyakinan
ghaib dengan nalar dan kata batinnya, maka orang tersebut membuka ruang
hidupnya yang sangat luas dan lapang hingga dapat menikmati segala fasilitas
kehidupan alam ghaib yang membahagiakan tanpa harus membuang biaya dan energy
yang besar.
Sifat
kedua, melaksanakan shalat secara kontinyu dan sempurna. Salah satu media untuk
mengembara di alam ghaib dan menikmati segala fasilitas yang ada di dalamnya
serta dapat ‘bercengkrama’ dengan Sang Maha Pemilik yang ghaib (Allah SWT),
yakni dengan melaksanakan shalat dengan sempurna (gerakannya, bacaannya,
khusyuk dan tuma’ninahnya).
Semakin
tinggi keimanan seseorang kepada yang ghaib, maka akan semakin tinggi pula
kemampuan dan kesempatannya menikmati indahnya shalat sempurna.
Sifat
ketiga, menafkahkan sebagian rezki yang dianugrahkan Allah kepada mereka. Buah
dari keimanan yang hakiki terhadap yang ghaib serta pelaksanaan shalat yang
sempurna sehingga merasakan lezatnya iman, yakni melahirkan sikap kepedulian
terhadap orang lain dan kemaslahan umat, dengan senantiasa terdorong untuk
berinfak dengan ikhlas. Semoga kita memiliki sifat orang-orang bertakwa
(muttaqien).