Istriku Liliana
tersayang,
Maaf karena
harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. Maaf karena harus membuatmu
bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa
memberimu cinta dan kasih sayang lagi.
---------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 26 Juni 2019
Rabu, 26 Juni 2019
Cerpen:
Aku Membenci Suamiku Selama 10 Tahun (4-habis)
Aku
hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh
dia. Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama
seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan
sebuah surat.
Surat
pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak,
ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata
apapun adalah isi suratnya untukku.
Istriku Liliana
tersayang,
Maaf karena
harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. Maaf karena harus membuatmu
bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa
memberimu cinta dan kasih sayang lagi.
Allah memberiku
waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik
yang pernah kulakukan untukmu. Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi
sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu
saja.
Selama ini aku
telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin
sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku
berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak.
Lakukan yang
terbaik untuk mereka, ya sayang. Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan
banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi
kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan
selama ini.
Maafkan kalau
aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku
Teruntuk Farah,
putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri
yang baik seperti Ibu. Dan Farhan, ksatria pelindungku, jagalah Ibu dan Farah. Jangan
jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan
disana melihatnya. Oke, Buddy!
Aku
terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur
khas suamiku kalau ia mengirimkan note. Notaris memberitahu bahwa selama ini
suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan
ayah kandungnya.
Suamiku
membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut
cukup berhasil meskipun dimanajeri oleh orang-orang kepercayaannya.
Aku
hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami,
sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta. Aku
tak pernah berpikir untuk menikah lagi.
Banyaknya
lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam
hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku.
Ketika
orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun
meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini
kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi
seorang pemuda dari tanah seberang.
Putri
kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya
Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku
merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu. Cintailah pilihan
hatimu. Cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena
cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima
kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan
menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku
menatapku,
“Seperti
cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah
sampai sekarang?”
Aku
menggeleng, “Bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu
dulu,
seperti
ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu
besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku
mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku
menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir
sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya.
Aku
bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya
yang begitu tulus. (*)
------
Cerpen bagian 1: Aku Membenci Suamiku Selama 10 Tahun (1)
Cerpen bagian 2: Aku Membenci Suamiku Selama 10 Tahun (2)
Cerpen bagian 3: Aku Membenci Suamiku Selama 10 Tahun (3)
-----
Dikutip
dari: http://pendengarnurani.blogspot.com/2012/04/aku-terpaksa-menikahimu-dan-akhirnya.html,
pada Rabu, 26 Juni 2019