“Kenapa tong itu Pak Menteri (Menristek-Dikti RI) mau na datangkan rektor asing?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’ seusai jalan-jalan subuh. (int)
-----
PEDOMAN KARYA
Jum'at, 09 Agustus 2019
Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Kenapa tong Itu Pak Menteri Mau na Datangkan Rektor Asing?
“Kenapa tong itu Pak Menteri (Menristek-Dikti RI) mau na datangkan rektor asing?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’ seusai jalan-jalan subuh.
“Saya heran tong,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Memalukanna kurasa. Berarti tidak napercayai kemampuanna para doktor dan profesor yang ada di negerinya sendiri,” kata Daeng Nappa’.
“Begitumi barangkali,” timpal Daeng Tompo’.
“Jadi bagaimanami itu prosesna? Langsung mengganti rektor yang ada sekarang atau bagaimana?” sungut Daeng Nappa’.
“Belumpi ditauki ini, apakah baru wacana atau sudah menjadi keputusan untuk diterapkan. Siapa tau ada agenda lain di balik wacana rektor asing itu,” kata Daeng Tompo’.
“Jadi kita’ setujuki’ kalau Pak Menteri mendatangkan rektor asing?” tanya Daeng Nappa’.
“Jangankan rektor asing, pemain asing di sepakbola saja sebenarnya saya tidak setuju,” kata Daeng Tompo’.
“Jadi kita’ setujuki’ kalau Pak Menteri mendatangkan rektor asing?” tanya Daeng Nappa’.
“Jangankan rektor asing, pemain asing di sepakbola saja sebenarnya saya tidak setuju,” kata Daeng Tompo’.
“Oh, kalau itu lain bos,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.
“Lain bagaimana?” kata Daeng Tompo’.
“Sepakbola itu kan tontonan, hiburan. Kalau kampus bukan tontonan dan bukan dunia hiburan,” kata Daeng Nappa’.
“Aih, kayaknya serius sekalimaki’ ini kurasa. Minummi dulu kopita’,” kata Daeng Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)
Jumat, 09 Agustus 2019