Setiap pimpinan komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, harus memiliki nilai-nilai spiritual yang lebih baik dari mahasiswa pada umumnya, setiap pimpinan komisariat harus memiliki tingkat intelektual yang lebih mumpuni dari mahasiswa pada umumnya, dan pimpinan komisariat mesti punya kepekaan social yang lebih tinggi dari mahasiswa pada umumnya. (Kahar)
-------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 22 Agustus 2019
Mengkonstruk Kepemimpinan Profetik Menuju IMM FEB yang Transformatif (1)
Oleh:
Kahar
(Ketua IMM FE Bisnis
Unismuh Makassar periode 2014/2015)
Istilah ideologi
pertama kali diperkenalkan oleh filsuf berkebangsaan Francis yaitu Destutt de
Tracy. Ideology menurut Tracy adalah gabungan dua kata yaitu Ideo yang artinya
ide, cita-cita, melihat, memandang, serta Logie yang artinya logika atau rasio.
Dengan demikian, ideologi dapat juga didefinisikan sebagai seperangkat ide yang
membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
Ideologi bukan ibarat
baju yang bisa dipakai atau digantungkan menurut musim. Bukan pula untuk
disembunyikan di bawah bantal. Ideologi mengandung norma-norma, titik-tolak,
motivasi, pendorong dan sumber-sumber tenaga untuk gerak melaksanakan program.
Bagi masing-masing
pejuang, ideologi sudah lama tertanam dalam bathin mereka, ada yang bersifat
transendental melalui wahyu ilahi, ada pula sebagaian hasil pemikiran manusia
yang sudah bersejarah. Ideologi dan program adalah dua sisi dari mata uang yang
satu. (M Natsir)
Menurut Frans Magnis
Suseno, ideologi merupakan keseluruhan sistem berpikir, nilai-nilai dan sikap dasar rohaniah sebuah gerakan, kelompok
sosial atau individu. Ideologi dapat dimengerti sebagai suatu sistem penjelasan
tentang eksistensi suatu kelompok sosial, sejarahnya dan proyeksinya ke masa
depan.
Dengan demikian,
ideologi memiliki fungsi mempolakan, mengkonsolidasikan, dan menciptakan arti
dalam tindakan masyarakat. Ideologi yang dianutlah yang pada akhirnya akan
sangat menentukan bagaimana seseorang atau sekelompok orang memandang sebuah
persoalan dan harus berbuat apa untuk mensikapi persoalan tersebut.
Singkatnya, ideologi
adalah kesepakatan dan kesepahaman bersama dalam suatu komunitas masyarakat
tentang suatu obyek yang diyakini dan diperjuangkan bersama.
Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) adalah salah satu komunitas masyarakat yang memiliki
kesepahaman dan kesepakatan bersama untuk mewujudkan tujuan mulia Muhammadiyah,
yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Ideologi
Gerakan IMM
Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah merupakan salah satu eksponen Muhammadiyah (baca : ortom), yang
telah mendeklarasikan diri melalui deklarasi kota garut yang kemudian dikenal
dengan istilah enam penegasan IMM.
Enam penegasan yang
dimaksud yaitu IMM adalah gerakan mahasiswa Islam, Kepribadian Muhammadiyah
adalah landasan perjuangan IMM, IMM adalah Eksponen Mahasiswa dalam
Muhammadiyah, Fungsi IMM adalah organisasi yang sah dengan mengindahkan segala
hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah Negara, Ilmu adalah
amaliah dan amalan adalah ilmiah, serta Amal IMM adalah Lillahi Ta’ala dan
senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
Refleksi terhadap
deklarasi tersebut dalam konteks kekinian adalah proses pengamalan dan
pengejewantahan nilai-nilai yang ada dalam setiap poin penegasan tersebut. Hal
itu lahir atas sebuah kesadaran moril terhadap kondisi bangsa secara umum dan
kondisi persyarikatan dan Ikatan secara khusus.
Kondisi bangsa yang
masih latah dalam menafsirkan era globalisasi, era millennium dan era revolusi
industry 4.0, menjadi suatu hal yang
menjadi tanggungjawab secara kelembagaan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai
bentuk kesadaran untuk semakin mengokohkan semangat awal kelahiran IMM itu sendiri.
Upaya memahami ideologi
gerakan IMM merupakan hal yang sangat penting.
Apabila ditelisik, persoalan ideologi merupakan pusat kajian ilmu
sosial. Namun hingga kini, kajian tentang ideologi khususnya dalam gerakan
mahasiswa sangat minim.
Maka, identitas
ideologi IMM yang niscaya terefleksikan dalam praksis gerakan IMM perlu dikaji.
Identitas ideologi IMM dapat tercermin dalam sebuah rumusan identitas Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah yang juga merupakan rumusan ideologi IMM.
Sekadar memperbaharui
ingatan terhadap identitas IMM yang telah usang termakan zaman, kami sampaikan
bahwa IMM adalah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan,
kemahasiswaan, dan kemasyarakatan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Sesuai dengan gerakan
Muhammadiyah, maka IMM memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah
masyarakat, khususnya di kalangan
mahasiswa. Setiap anggota IMM harus mampu memadukan kemampuan ilmiah
(intelektual) dan aqidahnya (spiritual).
Karena itulah, setiap
anggota IMM harus tertib dalam beribadah, tekun dalam studi dan mengamalkan
ilmunya untuk menyatalaksanakan ketaqwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.
Poin mendasar yang
dapat kita jadikan ukuran dari identitas tersebut adalah adanya penyatupaduan
dan penyatalaksanaan gerakan IMM yaitu; gerakan keagamaan, gerakan
kemahasiswaan, dan gerakan kemasyarakatan. Artinya adalah setiap kader dan
pimpinan IMM mesti bergerak dalam kerangka acuan gerakan IMM.
Ideologi gerakan IMM
ini lahir dari trikompetensi dasar yang melekat dalam diri seorang kader yaitu
kompetensi spritual, kompetensi intelektual, dan kompetensi humanitas.
Ketiga kompetensi ini
menjadi suatu kewajiban yang harus melekat dalam diri seorang kader dan
pimpinan IMM kapan dan di manapun mereka eksis.
Level Pimpinan
Komisariat (Pikom) mesti melekatkan potensi itu dalam menjalankan amanah
kepemimpinannya dalam berkomisariat.
Artinya, setiap
pimpinan komisariat harus memiliki nilai-nilai spiritual yang lebih baik dari
mahasiswa pada umumnya, setiap pimpinan komisariat harus memiliki tingkat
intelektual yang lebih mumpuni dari mahasiswa pada umumnya, dan pimpinan
komisariat mesti punya kepekaan social yang lebih tinggi dari mahasiswa pada
umumnya. (bersambung)
------
Tulisan Bagian 2:
Mengkonstruk Kepemimpinan Profetik Menuju IMM FEB yang Transformatif (2-habis)
------
Tulisan Bagian 2:
Mengkonstruk Kepemimpinan Profetik Menuju IMM FEB yang Transformatif (2-habis)
------
Penulis, Kahar, adalah Ketua
Bidang Organisasi Pikom IMM Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar periode 2013/2014,
Sekretaris Umum PC IMM Kabupaten Takalar 2014-2015,
Ketua Umum Pikom IMM
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar periode 2014/2015, Ketua Umum PC
IMM Kabupaten Takalar periode 2015-2016, Ketua Bidang Organisasi DPD IMM Sulsel
2016-2018, serta Sekretaris Umum DPD IMM Sulsel 2016-2018.