PENYULUHAN. Belasan murid TK-PAUD Panrita foto bersama orangtu dan wali murid sebelum dimulainya acara penyuluhan tentang peranan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat terhadap perlindungan anak, di Gedung Sekolah TK Panrita, Lingkungan Pangkarode, Kelurahan Patte’ne, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Selasa, 20 Agustus 2019. (ist)
------
Rabu,
21 Agustus 2019
TK-PAUD Panrita Takalar Undang BKKBN Beri Penyuluhan Kepada Masyarakat
TAKALAR, (PEDOMAN
KARYA). Taman Kanak-kanak
(TK) - Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Panrita Takalar mengundang Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Takalar guna memberikan penyuluhan kepada orangtua
murid dan masyarakat umum tentang peranan lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat terhadap perlindungan anak.
Penyuluhan
yang dihadiri puluhan orangtua dan wali murid, serta masyarakat sekitar, diadakan
di Sekolah TK-PAUD Panrita, Lingkungan Pangkarode, Kelurahan Patte’ne, Kecamatan
Polongbangkeng Selatan, Selasa, 20 Agustus 2019.
Kepala
Seksi Ketahanan Keluarga Berencana, Ibu Sri, mengatakan, kebijakan pemerintah,
dalam hal ini Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013, tentang Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik–Integratif mengharapkan bahwa bukan hanya anak-anaknya yang
dibina dalam hal pendidikan, melainkan juga para orangtua dan keluarga anak, agar
mampu mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan ceria.
Dia
mengatakan, program PAUD Holistik Integratif tertuang dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 60 Tahun 2013, tentang “Mewujudkan dan Mengembangkan Pendidikan Anak Udia Dini
Holistik Integratif.”
“PAUD
Holistik Integratif tidak hanya memberikan pelayanan pada satu bidang
pendidikan saja, tetapi juga pelayanan yang mencakup kebutuhan pola pengasuhan
dan perlindungan anak,” jelas Ibu Sri.
Lurah
Patte’ne, Darul Aqsa, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Kepala TK Panrita
atas inisiatifnya mengadakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dengan
mengundang Kepala BKKBN Kabupaten Takalar.
“Dengan
diadakannya kegiatan penyuluhan tentang peranan lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat terhadap perlindungan anak, diharapkan terwujud komitmen
seluruh unsur terkait sehingga pembelajaran PAUD Holistik Integratif bisa
diraih,” kata Darul.
Program Tribina TK Panrita
Kepala
Sekolah TK-PAUD Panrita, Ratnawati SPd MPd, pada kesempatan yang sama menjelaskan
bahwa pada tahun pelajaran 2019/2020, TK Panrita hadir dengan Program Tribina,
dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013, tentang Pengembangan
Anak Udia Dini Holistik–Integratif.
Layanan
PAUD, katanya, memiliki konsep program berbasis keluarga dan komunitas,
sehingga seluruh layanan sosial dasar bagi anak didorong untuk dapat
terintegrasi.
“Saya
berharap dengan bekerja sama pihak keluarga dan pihak pemerintah yang
berhubungan dengan pola pengasuhan dan perlindungan anak yang baik, bisa
menjadi solusi pembelajaran yang efektif agar pengembangan anak usia dini bisa
berjalan dengan maksimal,” kata Ratnawati.
Karena
itulah, lanjutnya, pihak sekolah bekerja sama dengan BKKBN membentuk Tribina, yakni Bina
Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, dan Bina Keluarga Lansia.
“Mungkin
ada yang bertanya-tanya apa hubungannya Program Tribina itu dengan PAUD, atau
mungkin ada yang bertanya apa hubungannya Bina Lansia dan Bina Remaja dengan PAUD.
Jawabannya cuma satu, bahwa kecerdasan anak itu harus didukung oleh lingkungan
keluarga,” kata Ratnawati.
Program
Tribina, katanya, bertujuan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak secara
fisik dan psikis.
"Kami hadir untuk mewujudkan anak yang sehat, cerdas, dan ceria, sehingga orang tua dan lingkungan juga harus dibina," kata Ratnawari yang akrab disapa Daeng Ti'no'.
"Kami hadir untuk mewujudkan anak yang sehat, cerdas, dan ceria, sehingga orang tua dan lingkungan juga harus dibina," kata Ratnawari yang akrab disapa Daeng Ti'no'.
Kepada
wartawan setelah berakhirnya acara kegiatan penyuluhan, Ratnawati mengatakan, sekarang
banyak kejadian yang kurang bagus yang terjadi di tengah masyarakat, antara
lain kakek mencabuli anak usia 5 tahun,
perkawinan saudara, dan remaja yang mencabuli anak-anak.
“Makanya
orangtua anak, remaja, Lansia, harus juga dibina demi kenyamanan anak didik
kita. Karena percuma juga kita setengah mati membina anak di sekolah, sementara
di tengah keluarganya dan di lingkungan masyarakat sekitar, anak-anak tidak mendapat
perlakuan sewajarnya,” kata Ratnawati. (Hasdar
Sikki)
------
Baca juga:
Disuapi Onde-onde pada Acara Wisuda
------
Baca juga:
Disuapi Onde-onde pada Acara Wisuda