WATERBOOM. Sahban membangun objek wisata baru
di daerah Kalimbua Kalosi, di desa tempat Sahban
kecil memelihara kuda-kudanya pada saat itu. Di
objek wisata itu, ia membangun villa dan taman permandian atau waterpark, yang
kemudian dikenal dengan nama Villa and Waterboom Lasharan Garden, di Kalosi, Kecamatan
Alla, Kabupaten Enrekang. (int)
--------
PEDOMAN
KARYA
Kamis,
26 September 2019
Biografi Sahban Liba (30):
Membangun Villa dan Waterboom Lasharan di Enrekang
Penulis: Hernita Sahban Liba
Secara
fisik, Sahban sudah sangat lama meninggalkan kampung kelahirannya, yakni
Kampung Kalosi, Kabupaten Enrekang. Sahban lahir di Kalosi, pada 18
Agustus 1937, dan meninggalkan kampung
halamannya pada awal tahun 1950-an.
Sejak
itulah, ia tak pernah lagi menetap di Enrekang. Sahban mengenang kembali
saat-saat ia meninggalkan Enrekang ketika dirinya beranjak remaja. Waktu itu, ia
merasa
jenuh dengan kehidupannya yang dirasakan sangat monoton. Kehidupan di desa
begitu-begitu saja. Setiap hari menjalani hidup tanpa ada perubahan sama
sekali. Tanpa ada kemajuan sama sekali.
Ia benar-benar galau. Ia ingin
melihat daerah lain. Ia ingin mencari tantangan baru. Ia tak ingin menjalani
hidup hingga hari tua di kampung yang jauh dari keramaian kota dan jauh dari
berbagai macam perubahan dan tantangan.
Sahban ingin menjadi seseorang.
Ia ingin menjadi orang yang memiliki kelebihan dan dengan kelebihan itu, ia berharap
dapat memberi manfaat bagi orang lain, baik keluarga dekatnya, maupun kepada
orang lain. Ia tak ingin seperti ayahnya, Ambe’ Suba, dan ibunya, Indo Empa,
yang hidupnya dirasakan monoton sebagai pedagang.
Kegalauan pun memuncak dan dengan
sangat berhati-hati, serta penuh rasa hormat, ia mengungkapkan curahan hatinya
kepada Ambe’ Suba dan Indo Empa. Kepada ayah dan ibunya yang dia sangat hormati
itu, Sahban mengungkapkan keinginannya untuk merantau ke Makassar.
Ia menyatakan keinginannya
melanjutkan pendidikannya di Kota Anging Mammiri dan meninggalkan kampung
halaman beserta keluarganya demi masa depan yang lebih baik.
Awalnya, sang
ayah,
Ambe’ Suba tidak mengijinkannya, dan ibunya, Indo Empa, langsung menangis mendengar
keinginan Sahban meninggalkan kampung halamannya, namung akhirnya keduanya
mengalah karena besarnya tekad Sahban untuk merantau.
Berbekal ilmu yang diperoleh dari bangku
sekolah, dari guru mengaji di surau, antara
lain dengan menamatkan bacaan al-qur’an 30 juz, dari kedua orangtuanya, serta
dari pengalaman hidup sejak kecil hingga remaja, Sahban kemudian merantau ke
Makassar.
Ia ingat pesan orangtuanya, “Anakku, kau sudah tamat
mengaji 30 juz. Gunakanlah ayat-ayat al-qur’an sebagai pendampingmu dalam suka
dan duka.Indo percaya bahwa dengan membaca al-qur’an setiap selesai shalat subuh,
insya Allah kau akan selalu ditemani Allah yang maha kuasa.”
Di Makassar, Sahban melanjutkan pendidikannya dan juga menjadi guru
mengaji. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di Surabaya, dan setelah itu ia
jadi tentara marinir Angkatan Laut.
Saat menjadi tentara Angkatan Laut itulah, ia dipanggil
oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang juga seorang tentara marinir, untuk
dikaryakan di Kantor Pemda DKI Jakarta.
Menjelang pensiun, Sahban merintis usaha gedung serbaguna
yang diberi nama Gedung Lasharan Garden, di Jalan Abdullah Daeng Sirua,
Makassar. Di tempat yang sama, ia mendirikan perguruan tinggi yang kini bernama
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Lasharan Jaya Makassar.
Usaha gedung serbaguna Lasharan Garden kemudian berhasil berkembang, dan STIM
Lasharan Jaya pun mulai berkembang dengan baik, namun di hati kecil Sahban,
tetap ada keinginan berbuat atau memberikan sesuatu untuk masyarakat di tanah
kelahirannya.
Wisata Alam dan Eduwisata
Akhirnya ia pun merencanakan membangun objek wisata baru di daerah Kalimbua Kalosi, di desa tempat Sahban kecil memelihara kuda-kudanya pada saat itu.
Di
objek wisata itu, ia membangun villa dan taman permandian atau waterpark, yang
kemudian dikenal dengan nama Villa and Waterboom Lasharan Garden, di Kalosi, Kecamatan
Alla, Kabupaten Enrekang.
Pembangunan
dimulai tahun 2011. Sahban sendiri yang memimpin para tukang dalam mengerjakan
pembangunan destinasi wisata ini. Villa Lasharan Garden dikonsep sebagai sebuah villa yang
mendukung wisata alam.
Villa
ini dibangun atas dasar apresiasi dan kemauan untuk membangun kampung
halamannya. Villa Lasharan dilengkapi dengan waterpark yang selain menunjang
villa, juga dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah yang ada di Enrekang untuk
kegiatan olahraga air.
Villa dan waterpark
Lasharan Garden sekaligus dapat menjadi bagian dari kegiatan eduwisata, yang merupakan singkatan dari kata education (pendidikan)
dan pariwisata. Dengan demikian, eduwisata merupakan liburan berkualitas yang
memadukan antara kegiatan wisata atau liburan dengan kegiatan pendidikan atau
belajar.
Para wisatawan, terutama anak
sekolah, tidak
hanya disuguhi objek wisata, tetapi juga belajar dan melakukan praktek
pembelajaran, termasuk pembelajaran olahraga air di alam terbuka.
Pemerintah Kabupaten Enrekang
diharapkan dapat memanfaatkan objek wisata Villa dan Waterpark Lasharan Garden
sebagai destinasi bagi para wisatawan lokal (wislok), wisatawan nusantara
(wisnus), dan wisatawan mancanegara (wisman) dengan cara membuat dan mencetak sebanyak-banyaknya
brosur dan buku saku yang berisi panduan dan keterangan tentang objek-objek
wisata, jenis wisata, lokasi, dan cuaca di Kabupaten Enrekang, termasuk objek wisata Villa dan Waterpark Lasharan
Garden.
Pemerintah dan pelaku atau pengelola
pariwisata juga dapat bekerja-sama membuat paket eduwisata berupa kunjungan
sehari sampai dengan tiga hari bagi para pelajar atau mahasiswa dengan harga
yang terjangkau.
Kombinasi
antara villa dan waterpark menghasilkan sebuah wahana wisata edukasi bagi
wisatawan yang datang ke Enrekang dan Toraja. Sahban bercita-cita Kalimbua akan menjadi pintu
gerbang wisatawan yang dalam perjalanan menuju ke Toraja. (bersambung)
Editor:
Asnawin Aminuddin
---------
Artikel sebelumnya:
Biografi Sahban Liba (29): Meraih Gelar Doktor di Usia 72 Tahun
Biografi Sahban Liba
(28): Mengembangkan Kampus dengan Tiga Pilar Utama
Biografi Sahban Liba
(27): Membangun Gedung Serbaguna dan Dirikan Kampus