------
Senin,
06 April 2020
KOLOM JURNALISTIK
Feature News
Oleh: Asnawin Aminuddin
(Wartawan / Pengajar)
Wartawan memiliki jasa
besar dalam perjuangan mendirikan negara dan merebut kemerdekaan Republik
Indonesia (RI). Para wartawan pada masa sebelum kemerdekaan berjuang melalui
tulisan di media massa.
Bagaimana bentuk
perjuangan mereka melalui tulisan? Mereka, para wartawan tersebut, berjuang
dengan cara menggugah perasaan dan membangkitkan semangat perjuangan mendirikan
negara dan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Tak heran kalau kemudian,
sebagian dari mereka akhirnya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia,
antara lain Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, Tirto Adhi Soerjo, Wage Rudolf
Soepratman (WR Soepratman), Tjipto Mangoenkoesoemo, Adam Malik, Rasuna Said, SK
Trimurti dan Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan nama
Buya Hamka.
Sebagian dari mereka
memang aktivis politik, tetapi mereka semua adalah wartawan dan penulis-penulis
andal di masanya. Tulisan mereka mampu menggugah perasaan dan membangkitkan semangat
perjuangan.
Tulisan yang menggugah
perasaan di media massa itulah yang disebut feature atau feature news.
Feature biasa juga
disebut karangan khas, sedangkan feature news adalah berita yang ditulis dengan
gaya karangan khas.
Feature mengandung makna
utama, istimewa, yang diutamakan, ditonjolkan
Feature adalah artikel
atau berita yang khusus dan istimewa/ditonjolkan untuk menarik perhatian dan
dinikmati pembaca, pendengar, atau pemirsa.
Feature news tidak
langsung mengemukakan unsur 5W + 1H pada bagian awal berita seperti pada gaya straight news (berita langsung yang
umumnya menggunakan bentuk penulisan piramida terbalik). Unsur 5W + 1H terurai
dalam berita dan mencapai puncak atau klimaksnya pada akhir berita.
Feature news lebih
menonjolkan bagaimana (how) dan mengapa (why), sedangkan empat unsur lainnya
(what, who, when, dan where) menjadi pendukung.
Tiga
Pertanyaan
Banyak wartawan pemula
atau penulis yang tidak memiliki pengetahuan atau tidak mempelajari pengertian
dan teknik penulisan feature (karangan khas), sehingga feature yang mereka
tulis atau buat, tidak mampu menggugah perasaan khalayak.
Bagaimana supaya
feature atau feature news yang kita buat, mampu menggugah perasaan pembaca?
Setidaknya, ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab oleh wartawan atau penulis
sebelum menulis feature.
Ketiga pertanyaan itu
adalah, pertama, bagian mana dari fakta dan hasil observasi lapangan yang
paling memengaruhi saya, kedua, kisah apa yang ingin saya sampaikan kepada
pembaca, dan ketiga, apa yang membuat saya bisa mengatakan: “Ini kisah yang
benar-benar menarik?”
Jadi, sebaiknya jawab
dulu ketiga pertanyaan itu sebelum menulis atau membuat feature. Feature adalah
karangan khas yang dibuat berdasarkan fakta, bukan khayalan dan bukan fiksi,
tetapi disajikan dengan gaya karangan fiksi atau novel dan memasukkan unsur human-touch (sentuhan kemanusiaan) dan human interest (rasa kemanusiaan).
Dengan sentuhan
kemanusiaan dan rasa kemanusiaan itu, sebuah feature dapat menghibur,
menimbulkan rasa heran, geli, takjub, cemas, terharu, kasihan, jengkel,
menimbulkan rasa keindahan, dan sebagainya. Intinya, feature itu berupaya
membangkitkan atau menggiring emosi khalayak.
Ketika membaca,
mendengar, atau menyaksikan feature di media massa, khalayak seolah-olah turut
merasakan, turut gembira, turut sedih, turut malu, dan sebagainya,
Selain isinya yang
menarik dan diharapkan dapat menggugah perasaan, sebuah feature juga harus
diawali dengan judul dan lead
(paragraf pertama sebuah tulisan) yang menarik.
Judul menarik di dunia
olahraga, antara lain “Wow, Lionel Messi Digaji Rp124 M per Bulannya”, dan “Messi,
Manusia Pertama Raih Enam Ballon d’Or.”
Cari
Referensi
Hal lain yang harus
dilakukan oleh wartawan sebelum atau saat menulis feature news yaitu harus
mencari referensi tentang sosok atau berita yang akan atau sedang ditulis.
Misalnya ketika menulis tentang gaji pemain sepakbola Barcelona, Lionel Messi,
wartawan harus memiliki refenrensi tentang gaji pemain sepakbola termahal di
dunia dari masa ke masa.
Begitu pun saat menulis
tentang rekor Lionel Messi sebagai manusia pertama yang berhasil meraih enam
tropi Ballon d’Or atau pemain terbaik dunia versi FIFA (federasi sepakbola
internasional), wartawan harus mencari referensi tentang rekor-rekor peraih
Ballon d’Or sebelumnya.
Jika berkesempatan
bertemu dan wawancara langsung dengan atlet atau orang yang akan ditulis
beritanya dalam gaya feature news, wartawan harus berupaya menanyakan berbagai
hal tentang atlet atau orang itu.
Sebagai contoh, ketika saya
meliput pertandingan tenis meja Pekan Olahraga Kota (Porkot) Makassar, di
Bosowa Sport Center, Jl Sutami, Makassar, Selasa - Kamis, 23-25 April 2019.
Salah satu petenis meja
yang menonjol pada Porkot Makassar ketika itu ialah Nazwa Nur. Ia berhasil merebut
dua medali emas, yakni nomor tunggal putri dan nomor ganda putri berpasangan
Afifatunuriyah Rais.
Saya kemudian
mewawancarai Nazwa Nur, dengan menanyakan tanggal kelahirannya, latar belakang
keluarganya, latar belakang pendidikannya, serta latar belakang dirinya sebagai
petenis meja hingga berhasil meraih dua medali emas pada Porkot Makassar 2019.
Dengan referensi yang
cukup lengkap untuk kebutuhan penulisan feature news itu, maka sangatlah mudah
memulai menulis dan menuntaskan tulisan itu dengan pertanyaan tentang obsesi
Nazwa Nur sebagai petenismeja muda berbakat.
Berikut feature news
olahraga hasil wawancara saya dengan Nazwa Nur yang dimuat Majalah PEDOMAN
KARYA daring (www.pedomankarya.co.id),
Jumat, 26 April 2019.
-----
Nazwa Nur, Raih Dua
Emas Tenis Meja
Sangat
berbakat dan sangat berpotensi menjadi petenismeja nasional. Begitulah
perkiraan banyak orang yang menyaksikan permainan Nazwa Nur, pada Pekan
Olahraga Kota (Porkot) Makassar, di Bosowa Sport Center, Jl Sutami, Makassar,
Selasa - Kamis, 23-25 April 2019.
Permainannya
sangat bagus dan servicenya mematikan. Cukup banyak poin yang diraih Nazwah
dalam setiap pertandingan dari servisnya yang mematikan.
Hasil
dari permainannya yang apik dan servisnya yang mematikan, Nazwah Nur yang
kelahiran Makassar, 12 Juli 2003, berhasil meraih dua medali emas dari cabang
tenis meja Porkot VII Makassar Tahun 2019.
Nazwa
yang mewakili Kecamatan Biringkanaya, merebut medali emas dari nomor tunggal
putri dan nomor ganda putri berpasangan Afifatunuriyah Rais.
Sayangnya,
medali emas ganda putri yang telah diraihnya terpaksa ditarik kembali oleh
panitia, karena pasangannya, Afifatunuriyah Rais, ternyata pernah bermain pada
Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulsel.
Nazwah
Nur yang kini terdaftar sebagai siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri Khusus
Keberbakatan Olahraga (SMANKO) Sulsel Makassar, mengaku telah bermain dan
berlatih tenis meja sejak kelas VII SMP.
Ia
dilatih secara khusus oleh Drs Abdul Rahman, guru olahraga SMP Negeri 34
Makassar, sekaligus sebagai bapak angkatnya, karena ayahnya Muhammad Nurdin
Makmur meninggal dunia dan ibunya Hj Jumriani juga sudah sakit-sakitan.
Selain
itu, Nazwah juga berlatih di klub PTM Mekar Stipat dan Klub Cabe Rawit.
Dari
hasil latihannya itu, Nazwah sudah berhasil meraih beberapa prestasi, antara
lain Juara II Walikota Cup 2017, Juara I Walikota Cup 2018, Juara I Liga
Pelajar NF Fair di Makassar, Maret 2019.
Lalu
apa obsesinya ke depan?
"Saya
berharap bisa mewakili Sulsel pada event-event nasional," kata Nazwah.
(asnawin)
-- selamat belajar –
--------
Kolom Jurnalistik sebelumnya: