Wartawan memang dituntut memberitakan
sebuah peristiwa pada kesempatan pertama, tetapi prinsip kehati-hatian tetap
perlu dikedepankan. Menulis judul berita misalnya, sebaiknya jangan sekadar
mencari cara praktisnya karena ingin tercepat memberitakan.
--------
PEDOMAN KARYA
Senin, 20 April 2020
BAHASA
Menulis
Judul Berita
Wartawan memang dituntut memberitakan
sebuah peristiwa pada kesempatan pertama, tetapi prinsip kehati-hatian tetap
perlu dikedepankan. Menulis judul berita misalnya, sebaiknya jangan sekadar
mencari cara praktisnya karena ingin tercepat memberitakan.
Ada beberapa kriteria penulisan judul
berita yang baik, antara lain singkat, mewakili isi berita, dan menarik
(memancing rasa ingin tahu pembaca).
Jika prinsip kehati-hatian dikedepankan
dan wartawan mengikuti kriteria penulisan judul yang baik, maka tidak akan
mungkin muncul judul berita seperti ini, “Wabup Bupati Serdang Bedagai H. Darma
Wijaya Buka Pelatihan Vocational Daerah Perbatasan Tahun 2019.”
Mengapa? Frasa “Wabup Bupati” jelas
sudah salah, karena Wabup adalah akronim dari Wakil Bupati.
Judul berita ini juga terlalu hambar,
tidak punya rasa dan nama orang pada judul berita sebaiknya tidak perlu diberi
embel-embel gelar, termasuk gelar Haji yang biasa disingkat H.
Embel-embel gelar itu sebaiknya ditulis
di dalam isi berita dan gelar itu cukup satu kali ditulis (yakni pada penulisan
pertama kali nama orang yang bersangkutan) tanpa menggunakan titik.
Mohon maaf, ini hanya curhat seorang
pembaca berita dan belum tentu benar secara keseluruhan. (asnawin)