Patompo (paling kanan) foto bersama Aliem Bachrie (paling kiri) dan salah seorang Anggota Legiun Veteran. Tenis termasuk salah satu olahraga yang disenangi Patompo.
---------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 14 Juni 2020
Mati
Ketawa ala Patompo (5):
“You”
Yang Bikin Terkapar
Suatu hari, adik dari Andi
Santo akan melangsungkan pesta pernikahannya di Pinrang. Patompo jelas tak mau
ketinggalan hadir. Kebiasaannya kalau ke luar kota – apalagi ada hajat seperti
itu – adalah membawa raket tenis.
Tenis termasuk salah
satu olahraga yang disenangi Patompo. Klub tenis Pemerintah Kota Madya Makassar
pun diboyong, termasuklah Andi Ampauleng, pasangan setianya, yang juga
ajudannya.
Hari kedua lawatan ke
Pinrang diisi dengan pertandingan tenis persahabatan. Patompo sudah punya
pasangan permanen. Siapa lagi kalau bukan salah seorang ajudannya, Andi
Ampauleng, yang memang termasuk pemain tenis Pemda Kota Madya Makassar yang andal
saat itu.
Saat permainan dobel,
posisi pun diatur dan sudah permanen. Patompo selalu menempatkan diri pada
posisi ‘netter’ (pemain yang spesialis menyambar bola yang jatuh di dekat net).
Andi Ampa – demikian
sang ajudan karib disapa – ‘standby’ di belakang. Tugasnya sudah jelas, “menghajar”
semua bola lambung yang melewati Patompo, termasuk bola tanggung dan mendapat
kode dari Patompo harus segera disambarnya.
Setiap melayang bola
‘longt’ (panjang) dari lawan, Patompo langsung berteriak ‘you’ (kamu).
Maksudnya, itu bagian Andi Ampa yang menghajarnya. Usai meneriakkan kata itu,
Patompo segera bergeser, memberi ruang kepada Andi Ampa memukul balik bola ke
daerah lawan.
Begitulah seterusnya
yang terjadi. Setiap bola lambung datang, Patompo hanya bilang ‘you’. Andi Ampa
pun sudah hafal mati. Itu perintah menghajar bola ke daerah lawan.
Apa lacur? Pada kali
kelima Patompo memberi perintah ‘you’, ternyata tidak ada bola yang kembali.
Tunggu punya tunggu, tidak ada reaksi dari belakang. Masya Allah, ternyata Andi
Ampauleng ternyata terkapar, kecapean.
Begitu melihat Andi
Ampauleng terkapar, Andi Santo langsung “menyerbu” masuk lapangan.
“Magaitu, Andi?
(Mengapa, Andi),” tanya Andi Santo.
“Agatu ha.. you
materru, you materru (Apa itu, kamu terus, kamu terus),” dengan terbata-bata
Andi Ampauleng menjawab dalam posisi terduduk kelelahan di lapangan.
Ternyata perintah “you”,
perintah yang hanya satu kata itu yang membuat Andi Ampa terkapar, dan Andi
Santo pun hanya bisa tertawa cekikikan melihat koleganya terkapar. (Bersambung)
------
Artikel sebelumnya:
Kaukah Walikota?
Nanti Dikasi Nota
Ini Jakarta, Puang!
------
Artikel sebelumnya:
Kaukah Walikota?
Nanti Dikasi Nota
Ini Jakarta, Puang!