Satgas PON XX Sulsel mengadakan pertemuan dengan para pelatih cabang olahraga yang dinyatakan lolos PON XX Papua, di Kantor KONI Sulsel, Senin malam, 22 Februari 2021. (Foto: M Dahlan Abubakar)
----
Selasa, 23 Februari 2021
Sulsel Kirim 196 Atlet ke PON XX di Papua
- - Tes Atlet Dilaksanakan Mulai 30 Maret 2021
- - Semua Atlet Harus Divaksin
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Sulawesi Selatan akan mengirim 196 atlet dan 53 pelatih, tujuh asisten pelatih, serta 10 mekanik pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX / 2021, di Papua, Oktober 2021.
“Pertandingan cabang-cabang olahraga akan dilaksanakan pada empat kota, yakni di Kota Jayapura, di Sentani (Ibukota Kabupaten Jayapura), di Merauke, dan di Timika,” kata Humas Sastgas PON XX Sulsel, M Dahlan Abubakar, kepada wartawan, di Makassar, Senin malam, 22 Februari 2021.
Dahlan Abubakar pada kesempatan lain mengatakan, Sulsel akan mengikuti 29 cabang olahraga, yaitu anggar,angkat besi, atletik, balap motor, biliard, basket, bulutangkis, catur, criket, dayung, futsal, hoki, judo.
Selain itu, karate, kempo, layar, muaythai, panjat tebing, pencak silat, renang indah, selam, selancar angin, senam, sepakbola, sepaktakraw taekwondo, tarung drajat, tinju, dan renang perairan terbuka.
Guna mempersiapkan atlet yang andal dan siap bertarung pada PON XX/2021 Papua, Satuan Tugas (Satgas) PON XX Sulsel akan melaksanakan tes atlet pada tanggal 9 - 11 Maret 2021.
“Tes yang akan diikuti seluruh atlet yang lolos PON XX itu tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19,” kata Dahlan.
Sehubungan dengan itulah, Satgas PON XX Sulsel mengadakan pertemuan dengan para pelatih cabang olahraga yang dinyatakan lolos PON XX Papua, di Kantor KONI Sulsel, Senin malam, 22 Februari 2021.
Pertemuan berlangsung dengan protokol kesehatan Covid-19 dipimpin Wakil Ketua I Satgas PON Sulsel Prof Musakir, didampingi Sekretaris Dr Addien, Wakil Sekretaris Satgas Nadwi Syam, Ketua Bidang Prestasi dan Monev Prof Andi Ihsan, bersama anggotanya Dr Nukhrawi Nawir, dan Aswan Ali.
Musakir ketika mengantar pertemuan itu mengemukakan, para atlet dan pelatih juga akan dilakukan vaksinasi yang dijadwalkan setelah Ramadhan.
Ketua Satgas PON XX/2021 Sulsel akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Sulsel untuk pelaksanaan vaksinasi tersebut.
Ketua Bidang Prestasi dan Monev Satgas PON Sulsel, Andi Ihsan mengatakan, tes yang dilaksanakan untuk melihat perkembangan dan progres atlet ini merupakan upaya memenuhi target Gubernur agar Sulawesi Selatan dapat masuk ke dalam 10 besar PON XX.
Beberapa item tes yang akan dilaksanakan di KONI Sulsel itu, kata Andi Ihsan, mencakup “Harvard test”. guna memantau kesehatan dan daya tahan para atlet. Tes ini akan menjadi indikator terdegradasi dan tidaknya seorang atlet,
Juga dilaksanakan “explosive power test” yang mencakup tes vertikal dan tes horizontal. Juga dilaksanakan tes fleksibilitas yang diharapkan membantu para pelatih memilih tes apa yang cocok disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga masing-masing.
Selain itu juga diberikan tes reaksi yang mencakup reaksi kaki dan reaksi tangan. Canang-cabang olahraga bisa memilih salah satu tes jenis tes ini sesuai dengan karakteristik cabang olahraga dan boleh juga kedua-duanya.
Menurut Andi Ihsan, tes lain adalah tes kelincahan, yang mencakup satu model, yakni berupa “shutle run”. Jenis lainnya adalah tes koordinasi yang mencakup “hand coordination” (koordinasi tangan) dan “foot coordination” (koordinasi kaki).
Jenis tes terakhir adalah ”bip test”, jenis tes yang bisa mewakili tes daya tahan pada umumnya.
“Dengan tes-tes ini kita harapkan tidak ada lagi atlet yang terdegradasi, tetapin sudah menunjukkan hasil yang maksimal menghadapi PON XX/2021 Papua,” kata Ihsan.
Setelah tes bulan Maret ini, Satgas PON Sulsel masih akan melaksanakan tes berikutnya pada bulan Juni yang mencakup psikotes untuk mendeteksi aspek psikis dan berkaitan dengan kejiwaan para atlet.
Tes ini akan ditangani oleh tiga tenaga psikologi olahraga yang sudah mengantongi sertifikat. Sebab, kata Ihsan, 70-80 persen pengaruh kondisi psikis ikut menentukan keberhasilan dan prestasi seorang atlet.
Parameter psikotes ini berkaitan dengan ketangguhann mental yang harus muncul pada awal latihan, bukan pada menjelang pertandingan. Juga, aspek kecemasan yang biasanya banyak dihadapi para atlet. Apalagi dengan dengan kemungkinan sejumlah tantangan nonteknis yang dihadapi di Papua.
“Jenis psikotes yang terakhir adalah motivasi yang dapat bersifat intrinsik dan ekstrinsik,” kata Ihsan. (lom)