-------
Rabu,
21 April 2021
Melanggar Larangan
Puasa, Mendapat Hadiah Kurma
“Hal
yang membatalkan puasa antara lain makan di siang hari, minum di siang hari,
dan melakukan hubungan suami istri di siang hari,” kata Ilham Muchtar.
Orang
yang berpuasa di bulan Ramadhan lalu melakukan hubungan suami istri, katanya,
maka ia wajib membebaskan satu orang budak. Apabila tidak mampu, maka ia harus
berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Jika tetap tidak mampu, maka ia harus
memberi makan kepada 60 orang miskin.
“Dalam
hal ini, ada satu kisah yang terjadi pada zaman Rasulullah. Suatu hari di bulan
Ramadhan, Rasulullah Muhammad SAW sedang duduk-duduk bersama dengan para
sahabat. Tiba-tiba, datang seorang laki-laki sambil berteriak-teriak, celakalah
saya, celakalah saya. Ya Rasulullah, celakalah saya,” tutur Ilham mengawali
kisahnya.
Rasulullah
kemudian bertanya kepada orang itu apa yang terjadi, dan orang itu menceritakan
bahwa ia telah menggauli istrinya di siang hari di bulan Ramadhan, padahal ia
dan istrinya sedang berpuasa.
“Mendengar
pengakuan orang itu, Rasulullah bertanya, apakah engkau mampu mendapatkan
seorang budak untuk engkau merdekakan? Orang itu mengatakan dirinya tidak
mungkin mampu membebaskan seorang budak, karena dia bukan orang kaya,” tutur
Ilham.
Rasulullah
kemudian bertanya lagi, apakah ia mampu berpuasa selama dua bulan
berturut-turut, dan orang itu pun mengatakan, tidak sanggup, karena puasa satu
bulan saja ia sudah kecolongan menggauli istrinya di siang hari.
“Rasulullah
kemudian bertanya lagi, apakah engkau mampu memberi makan kepada 60 orang
miskin, dan orang itu mengatakan tidak sanggup, karena ia sendiri pun termasuk
orang miskin. Rasulullah terdiam dan orang itu juga sudah bersiap-siap pamit
meninggalkan Rasulullah,” tutur Ilham.
Tiba-tiba
datang seseorang sambil membawa satu keranjang buah kurma, dan ia langsung
memberikannya kepada Rasulullah sebagai hadiah. Setelah memberikan kurma
tersebut, orang itu pun langsung pamit pulang.
“Setelah
orang itu pulang, Rasulullah kembali mencari dan memanggil sahabat yang sudah
mengakui perbuatannya melanggar larangan puasa. Kurma tersebut kemudian
diserahkan kepada orang itu dan Rasulullah meminta sahabat itu membagi-bagikan
kurma tersebut kepada orang miskin di kampungnya sebagai bayaran karena ia
telah melanggar larangan puasa,” papar Ilham.
Setelah
menerima satu keranjang buah kurma, orang itu bukannya gembira, malah
sebaliknya mimik menampakkan wajah muram.
“Rasulullah bertanya, ada apa sampai wajahnya muram. Sahabat itu pun mengatakan bahwa di kampungnya, tidak ada orang yang lebih miskin di kampungnya dibanding dirinya. Mendengar jawaban itu, Rasulullah tertawa sampai kelihatan giginya, dan kemudian Rasulullah mengatakan, kalau begitu bawalah pulang kurma ini dan sedekahkanlah kepada keluargamu,” tutur Ilham sambil tersenyum dan diikuti senyum para jamaah yang terdiri atas dosen, karyawan, dan mahasiswa. (zak)