“Jai bintoeng rilangi’, jai kassi’ ri tamparang, jaiyang pole tumappa’linga-lingaya.”
Arti bebasnya: “Bertabur bintang di langit, bergunduk pasir di laut, jumlah penipu terbilang besar angkanya.”
-----------
Sabtu, 15 Mei 2021
⁸
Kelong
Pendidikan Religius (11):
Jai
Bintoeng ri Langi’, Jai Kassi’ ri Tamparang, Jaiyang Pole Tumappa’linga-lingaya
Oleh:
Bahaking Rama
(Guru Besar Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar)
Awas,
Penipuan
Modus penipuan berkembang
semakin massif, canggih. Kuantitas penipu dan kualitas penipuannya bergrafik
menanjak. Itulah sebabnya orang tua selalu mengingatkan anaknya untuk
meningkatkan kewaspadaan pada penipu melalui Kelong;
“Jai
bintoeng ri langi’, jai kassi’ ri tamparang, jaiyang pole tumappa’linga-lingaya.”
Arti bebasnya: “Bertabur
bintang di langit, bergunduk pasir di laut, jumlah penipu terbilang besar
angkanya.”
Jalan pintas, instan
meraih kehidupan ekonomi, menjadi salah satu faktor penggoda manusia yang
kurang bersyukur.
Sikap mau menang sendiri,
tanpa memperhitungkan kerugian orang lain, bersemayam subur pada hati dan
pikiran para penipu.
Hasil tipuan dikonsumsi, berproses
menjadi darah-daging, mengalir dan tumbuh dalam jazad pelakunya.
Korban penipuan berdo’a,
semoga penipu hidup sengsara, sakit-sakitan dan menderita tujuh turunan, tetapi
ada juga berdo’a, semoga penipu segera menyadari kesalahannya, diberi hidayah
oleh Allah SWT, dan taubat sebenar-benarnya taubat.
Diberi kesehatan, panjang
usia, dimurahkan rezeki yang halal, ditunjukkan jalan lurus mengarungi
kehidupannya, meraih keselamatan dunia akhirat.
Waspadalah pada penipu. Para
penipu sadar dan taubatlah sebelum zakaratul maut. Perbanyak syukur dan dzikir.
Raih masa depanmu dengan penuh berkah. Semoga. Aamiin YRA.
Pao-Pao Gowa. Selasa, 04 Mei 2021
---------
Artikel sebelumnya:
Kelong Pendidikan Religius (10): Bosi Misse’, Bara’ Misse’, Menteng Misse’ Pa’jeko
Kelong Pendidikan Religius (9): Manna Majai Tedonnu, Susajakontu Punna Tena Sikolanu
Kelong Pendidikan Religius (8): Sikatutuiki Bunting, Sipaingakki Matoang