“Lakiama’mi Linoa, ka Nisirimi Bonena, Lani Pilei, Lamungang Lamattimboa.”
Arti bebasnya: “Tanda kiamat telah tiba karena isinya telah ditapis, tinggal tersisa bibit unggul yang terpilih.” (int)
-----------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 19 Mei 2021
Kelong
Pendidikan Religius (13):
Lakiama’mi
Linoa, ka Nisirimi Bonena, la Nipilei, Lamungang Lamattimboa
Oleh:
Bahaking Rama
(Guru Besar Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar)
Wabah
Garring Pua
Wabah penyakit yang
melanda kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia, semisal Covid-19,
bukanlah kejadian baru. WHO banyak mencatat jenis wabah penyakit yang pernah
mengancam kehidupan secara massal dari sejarah kehidupan manusia.
Virus penyakit massal yang
belum ditemukan obatnya, oleh orang tua kita dahulu disebut “Garring Pua”.
Penyakit berdampak kematian massal dilukiskan dalam Kelong:
“Lakiama’mi Linoa, ka Nisirimi
Bonena, Lani Pilei, Lamungang Lamattimboa.”
Arti bebasnya: “Tanda
kiamat telah tiba karena isinya telah ditapis, tinggal tersisa bibit unggul
yang terpilih.”
Orang tua mendidik
generasinya supaya unggul di berbagai aspek kehidupan. Pertama unggul pada
aspek kesehatan. Di dalam kandungan, anak dipelihara dengan menjaga perasaan dan kesehatan ibunya.
Setelah lahir, ASI dan
makanan suci, halalan thayyiban menjadi menu, konsumsi utama meningkatkan imun.
Kalau ada pandemi, ritual songka bala (menolak bala) menjadi penting.
Tadarrus, yasinan malam
Jum’at setiap rumah ramai bersahutan. Kebiasaan hidup bersih ditingkatkan, bahkan
menjaga jarak dilakukan dengan isolasi bermukim beberapa hari sekeluarga di
kebun atau di tempat lain.
Kedua, generasi unggul
pada aspek religius-spiritual. Anak-cucu diajar dan dibiasakan memperkokoh
keimanan kepada Allah, beribadah dengan tekun, dan berakhlakul karimah yang
agung, melalui keteladanan dan pembiasaan.
Ketiga, generasi unggul
pada aspek pendidikan dan keterampilan, dan keunggulan hidup lainnya.
“Dan hendaklah takut
kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar, tidak bohong.” (QS. An-Nisa’, 4:9)
Semoga seleksi alam
pandemic Covid-19 menyisakan bibit unggul. Kitalah bibit unggulnya dituntut
melahirkan generasi unggul yang mampu membangun negara-bangsa dan agama
berdasarkan konstitusi. Semoga, Aamiin YRA.
Pao-pao Gowa. Kamis, 06 Mei 2021
--------
Artikel sebelumnya:
Kelong Pendidikan Religius (12): Antei Kamma, Adaka Anrinni Mae
Kelong Pendidikan Religius (11): Jai Bintoeng ri Langi’, Jaiyang Pole Tumappa’linga-lingaya
Kelong Pendidikan Religius (10): Bosi Misse’, Bara’ Misse’, Menteng Misse’ Pa’jeko