“Assambayangko nutanjeng, pakajai amala’nu, mateko sallang, nanusassala’ kalennu.”
Arti bebasnya: “Wahai anakku, dirikanlah shalat dengan ikhlas dan penuh pasrah pada Allah. Anakku, perbanyaklah berbuat amal, karena ayah khawatir anakku akan menyesal setelah hari kematianmu.” (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMANN KARYA)
-------------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 08 Mei 2021
Kelong
Pendidikan Religius (5):
Assambayangko
Nutanjeng, Pakajai Amala’nu
Oleh:
Bahaking Rama
(Guru Besar Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar)
“Assambayangko
nutanjeng, pakajai amala’nu, mateko sallang, nanusassala’ kalennu.”
Arti bebasnya: “Wahai anakku, dirikanlah shalat dengan ikhlas dan penuh pasrah pada Allah. Anakku, perbanyaklah berbuat amal, karena ayah khawatir anakku akan menyesal setelah hari kematianmu.”
Shalat adalah mata
pelajaran penting dan mendasar untuk dipahami dan diamalkan. Orang tua mendidik
anak di rumah, guru mendidik murid-murid di sekolah, dan kiai- ulama mendidik masyarakat.
Salah satu prinsip
pembelajaran adalah keteladanan. Juga pembiasaan dan keterlibatan langsung.
Orang tua, ayah membawa, menggendong anaknya untuk dibiasakan dan terlibat
langsung shalat berjamaah di masjid, meskipun anaknya masih usia dini.
Ibu di rumah membimbing
dan melatih anaknya shalat, meskipun ia sibuk mengurus kebutuhan rumah tangga.
Sambil mengusap-usap kepala anaknya sebagai tanda kasih-sayang yang tulus dalam
pemeliharaannya.
Ibu berkata, “Anakku, janganlah
pernah tinggalkan shalat, karena shalat akan menyelamatkan dan membahagiakan
hidupmu dunia-akhirat. Kalau anakku tinggalkan shalat, anakku akan menyesal. Kalau
tidak menyesal di dunia, pasti menyesal di akhirat. Anakku, supaya tidak
menyesal, tanjenglah, shalat dan
sandarkan keyakinan yang kokoh pada Allah Yang Maha Penolong. Pasti Allah akan
memenuhi janjinya, menolong hamba-Nya yang shalat dan dzikir.” Semoga, aamin yaa
rabbil aalamin…
Pao-Pao, Gowa. Rabu, 28
April 2021