“Teaki lanre mannyomba, rikaraeng mappa’jari, sombaji nai, lanicini’jintu sallang.” Arti bebasnya, “Janganlah surut, bosan beribadah-menyembah kepada Tuhan-Allah pencipta segala makhluk. Teruslah mengabdi-beribadah kepada-Nya, suatu saat pada waktunya nanti, manusia akan kembali pada-Nya, bertemu dan dapat dilihat dengan izin-Nya.” (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
---------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 02 Mei 2021
Kelong
Pendidikan Religius (3):
Teaki
Lanre Mannyomba, Rikaraeng Mappa’jari
Oleh:
Bahaking Rama
(Guru Besar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin)
Kemapanan dan kesadaran seorang anak beribadah pada Khaliq-nya, selalu dimotivasi dan diberi spirit oleh orangtuanya melalui kelong;
“Teaki lanre mannyomba, rikaraeng mappa’jari, sombaji nai, lanicini’jintu
sallang.”
Arti bebasnya, “Janganlah surut, bosan
beribadah-menyembah kepada Tuhan-Allah pencipta segala makhluk. Teruslah
mengabdi-beribadah kepada-Nya, suatu saat pada waktunya nanti, manusia akan
kembali pada-Nya, bertemu dan dapat dilihat dengan izin-Nya.”
Orang tua mendidik supaya anaknya tidak nakal-jahat,
tetapi sadar akan keberadaannya di dunia ini yang hanya sementara. Manusia
tanpa ibadah pada Sang khaliq, bagaikan mayat berjalan tanpa arti.
Penciptaan dan pemberian pendengaran, penglihatan,
dan hati adalah instrumen untuk memahami hidup dan kehidupan. Betapa besar
kuasaTuhan menciptakan segala makhluk-Nya untuk saling menghidupi dan saling
memberi rahmat.
Manusia diberi nikmat kesehatan, kekayaan harta benda,
dan kenikmatan lainnya. Mengapa tidak mau bersyukur dan tidak beribadah kepada-Nya?
Itulah kekhawatiran orang tua, kalau anaknya kelak menjadi lupa pada Khaliq-nya,
menjadi anak durhaka, anak yang tidak pandai mensyukuri nikmat, dan anak yang
akan celaka mendapat siksa api neraka di akhirat kelak.
Orang tua ikhlas dan sungguh-sungguh mendidik,
supaya anaknya kokoh-kuat, tidak surut beribadah kepada Allah, sebagaimana
pesan kelong di atas.
Tanggung jawab orang tua pada anak, bukan hanya di
dunia, tetapi juga di akhirat. Kalau anak kelak di akhirat dapat siksa neraka,
tentu orang tua diminta pertangngung-jawabannya.
Orang tua akan menjawab, bahwa di dunia sudah ikhlas
mendidik supaya anak tidak lupa mengabdi-beribadah kepada pencipta dalam
seluruh aspek hidup dan kehidupannya, kapan dan dimana saja berada.
Semoga berkat didikannya, orang tua dan anak bahagia
hidupnya di dunia dan selamat akhiratnya kelak di surga kebahagiaan. Amin.
(bersambung)
Teako lanre mannyomba
BalasHapus