-------
Selasa, 20 Juli 2021
Makna
Qurbânan Sebagai Pendekatan Diri Secara Penuh Kepada Allah (3-habis)
Dr
Abdul Rakhim Nanda
(Wakil Sekretaris Muhammadiyah
Sulsel. Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Makassar)
Ketiga; selanjutnya
pesan-pesan yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut yakni antara lain: (1) Oleh
karena setiap orang diberi oleh Allah SWT ujian berupa otoritas pengambil
kebijakan yang disebut pemimpin (râ’in), mulai dari tingkat kepemimpinan skala
kecil (keluarga), kepemimpinan organisasi, lebih-lebih lagi kepemimpinan umat
dan bangsa.
Para pemimpin diharapkan menjalankan
kepemimpinanannya dengan dasar mendekatkan diri secara totalitas (qurbânan)
kepada Allah SWT melalui taqwa, ikhlas, sabar dan tawakkal dalam pengertian
yang luas, --tidak cukup dengan “mendekatkan diri (qurbân)” saja, apalagi hanya
“sekedar mendekatkan diri (qariba).”
Jadilah pemimpin dengan
totatalitas pendekatan (qurbânan) kepada Allah sebagaimana teladan yang
diberikan oleh Habil, serta nabiullah Ibrahim dan Ismail ‘alayhimassalam.
Semoga kepemimpinan seperti ini menjadi alasan dibukakannya keberkahan dari
langit dan bumi oleh Allah SWT bagi kita semuanya (QS 7: 96).
(2) Janganlah kiranya
kita mencontoh metode mendekatkan diri kepada Allah yang dilakukan oleh Qabil
yang hanya “sekedar pendekatan (qariba)” saja, bahkan qurbannya dilakukan
karena ada motif khusus, yang berakibat tidak diterima oleh Allah.
Kemudian setelah
qurbannya tidak diterima, bukannya dijadikan sebuah kesadaran melainkan malah
melahirkan kedengkian pada dirinya sehingga terdorong oleh nafsunya untuk
membunuh saudaranya sendiri demi mewujudkan keinginannya.
(3) Ritual pendekatan
diri dalam bentuk menyembelih udhiyyah dari jenis bahîmatul an’am juga harus
dilakukan dengan sepenuh pendekatan totalitas-sempurna (qurbânan) dengan dasar
taqwa kepada Allah SWT karena nilai taqwa itulah yang diterima.
Firman Allah SWT dalam
Al-Qur’an: “Sekali-kali tidaklah dapat mencapai (keridhaan) Allah daging-daging
unta dan darahnya itu, tetapi yang dapat mencapainya adalah ketaqwaan dari
kamu. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Hajj/22: 37)
Pendekatan
Diri Secara Totalitas
Dalam kondisi kehidupan
berbangsa dan bernegara dewasa ini, dimana umat diuji dengan berbagai masalah
termasuk masalah isu wabah pandemic Covid-19, maka sangat dibutuhknan sikap
kedewasaan dalam menghadapinya.
Mari kita memaknai
pendekatan diri secara totalitas (qurbânan) kepada Allah SWT dengan jalan: (1) Hendaknya
para pengendali kehidupan berbangsa dan bernegara mengambil kebijakan berbasis
taqwa, ikhlas, sabar, dan tawakkal sebagai bentuk pendekatan totalitas
(qurbânan) kepada Allah SWT, sembari bersungguh-sungguh mencari jalan keluar
(jangan ada maksud lain), sehingga kebijakannya dapat menjamin terselenggaranya
kebutuhan dasar bagi rakyat, termasuk kebutuhan ruhaninya dalam bentuk
peribadatan kepada Allah SWT.
(2) Mengedepankan
persaudaraan; jangan sampai kita tega saling menyakiti antar-sesama akibat
putus asa menjalani ujian dan cobaan.
(3) Bersikap toleran dan
saling menghargai; para dokter dan tenaga kesehatan agar saling mendukung dan
jangan saling merundung. Para alim ulama agar saling menjaga dan jangan malah
saling mencerca.
(4) Melakukan ikhtiar
menjaga diri agar tidak terkena mudharat dan juga tidak membawa mudharat, namun
juga tidak sampai merusak keyakinan terhadap kekuasaan, takdir serta ketentuan
Allah SWT.
(5) Meningkatkan kualitas
kekhusyuan ibadah dan dzikrullah, sehingga bila tiba masanya ajal menjemput,
kita tidak dalam keadaan panik sehingga kembali kepada Allah SWT dengan husnul
khâtimah.
(6) Tawakkal kepada Allah
dan menyerahkan segala akhir dari ikhtiar kita kepada-Nya dan meyakini
keputusan Allah itulah yang terbaik.
Semoga Allah SWT
senantiasa menuntun dan membimbing jalan hidup kita dalam kemuliaan. Marilah
sejenak kita bermunajat kepada Ilahi rabbi, semoga sisa hidup kita senantiasa
dalam keberkahan dan keridhaan-Nya.***
------
Artikel Bagian 1:
Makna Qurbânan Sebagai Pendekatan Diri Secara Penuh Kepada Allah (1)
Artikel Bagian 2:
Makna Qurbânan Sebagai Pendekatan Diri Secara Penuh Kepada Allah (2)